November 7, 2011

WHAT THEY CALLED MEAN TO BE


karakter manusia, bagi saya merupakan hal yang benar-benar rumit..
tapi yang paling mudah diukur adalah dari caranya memilih pasangan. pasangan yang bersama sampai akhir adalah seperti apa dirinya tercermin.
bukankah hanya dengan wanita yang baik, seorang lelaki baik dipasangkan?
setiap orang punya padanannya, padanan yang paling baik (meskipun buruk, kalau dirinya ngga baik ya tentu saja dapatnya yang setara dimata Tuhan dengan dia pula).
sepadan bukan dimata kita, melainkan di mataNya.
Jadi, mari terus memperbaiki diri..

ANOTHER BLOCK

I got another writer's block syndrome tonight. AWWRRR!!!
So how can I'm done my writing project?
It really takes too much time.

November 4, 2011

LELAKI DAN REMBULAN

Baru sekitar awal bulan lalu saya mampir ke blog yang title nya Lelaki dan Rembulan.Oke, memang tidak tepat seperti itu sih, yang benar Man and The Moon tapi anggap saja sama, mengingat yang saya tulis barusan juga versi lokalnya toh hehe. Abaikan. Saya mampir pertama kali karena pemilik blog mampir ke blog saya, as usual saya melakukan kunjungan balik ke blog milik mas-mas dengan ID Al-Kahfi yang memakai setelan kantor rapi di foto yang digunakan sebagai avatar Bloggernya. Dan dia rupanya juga orang yang sangat baik hati karena mau mengusahakan perubahan comment-box karena saya yang selalu gemas (dan rewel) pengin komentar ngga bisa melakukan post comment seperti biasa.

First impression, saya pikir isinya melankolis (sama kayak saya yang nonton film sedih pun bisa jadi heboh sendiri) sebagaimana nama blognya. Bahkan saat loading blog pun saya masih mikir kalau ini blog melankolis karena latar warnanya yang memakai latar 'default' malam, biru-sedikit ungu-hitam. Dan lagi, rembulannya gede banget dibelakang, belum lagi nambah di header. Ah saya mendadak stress, ini isinya rembulan semua gituh? Waktu itu sebelum mulai membuka blog Man and The Moon, yang saya pikirkan adalah ada siluet lelaki memandang bulan dengan latar malam sebagai dekor template. Mungkinkah ini blog fotografi tentang manusia dari beragam profesi dan pekerjaan sedang berada dibawah sinar bulan? Emm... tapi saya ngga menemukan sosok lelaki dimanapun kecuali fakta bahwa pemiliknya adalah seorang lelaki bernama Al-Kahfi dan fotonya nyempil disamping dalam kolom profil. Sebenarnya blog ini bisa lebih 'cakep' lagi jika diatur dengan minimalis agar tulisan di dalamnya lebih terlihat menonjol, bukannya malah bagian pelengkap templatenya - IMO lho ya mas, anggap saja saran :D. Ya sudahlah, toh setiap orang punya hak mau ngapain aja blog miliknya kan.

Setelah saya baca beberapa posting, yah tepat seperti yang saya pikir isinya melankolis. Namun melankolis yang ini dengan bungkusan yang berbeda dengan melankolis hiperbolanya saya. Melankolis blog Lelaki dan Rembulan mengantarkan saya dan juga semua pengunjung blog itu untuk berjalan-jalan malam hari dalam kebun penuh hikmah. Al Kahfi sebagai pemilik blog adalah orang yang memperhatikan detail lingkungan disekitarnya dengan sangat cermat. Yang luar biasa, dia juga bisa menarik hikmah dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang nampaknya remeh dan luput dari pandangan orang kebanyakan seperti saya atau pembaca lain, Al Kahfi bisa mengemasnya dalam sebuah penceritaan yang runtut dengan hikmah yang tercurah dan mengena sesuai dengan maksud yang ditujunya. Ini self-literature bagus, catatan berharga jangka panjang yang bisa diingat kembali dengan membuka-bukanya dan membaca ulang. Kalau dikomersilkan mungkin bisa jadi artikel renungan atau buku pengembangan diri seperti halnya Chicken Soup series. Baiknya, penulis blog Lelaki dan Rembulan tidak pelit untuk berbagi hikmah yang dipetiknya dan sisi dunia dari sudut pandang sebagai manusia dan sebagai seorang lelaki dengan gratis melalui caranya mempublish di dunia blog. Semacam bagi-bagi rejeki massal karena seperti demikian adanya, pengalaman adalah sesuatu yang mahal. Biasanya dia diperoleh dengan cara yang tidak melulu manis (banyakan ngga manisnya biasanya). Banyak posting yang saya suka dari blognya mas ini tapi yang paling bikin saya surprise adalah posting terakhir yang barusan saya baca hari ini di link http://alkahfi77.blogspot.com/2011/11/kecoa-yang-malang.html 

Kenapa?
Sejujurnya benar-benar hal baru bagi saya mengetahui fakta tentang betapa 'baik'nya kecoa itu. Seperti halnya Pak Lurah dalam posting tersebut, saya bukan tipikal orang yang nyaman dekat-dekat dengan kecoa, entah sebal dengan penampakannya yang memang bikin 'geli', entah takut kena pipisnya atau apa... macam-macam. Posting ini bagi saya mempunyai kekuatan untuk membentuk image baru seekor kecoa, agar saya dan orang-orang disekitar saya tidak lagi semena-mena dengan kehadiran binatang itu.

FROM DEEPEST ME



Placing my anger, my bold side here.
been nothing make me anger for few months since my last post, I should cooling down I guess. No more read anyone annoying status update, hiding them from my facebook home or removing them as my facebook friend. Decide not too active tweeting on tweet world, beside it no fun unless bored.
It didn't look I'm grow up with a lot of wise glowing around me.
I just didn't want to put some care on it.
I know maybe sometime I'm tryin' to be egoistic and annoying me at the same time.
but somehow I loved to being someone 'anti-protagonist' haha.

Saya adalah yang begini, tidak setiap waktu bisa didengar karena tidak setiap waktu saya bisa berbicara dengan manis. Bahwa saya bisa sangat 'devilish' kadang-kadang.

April 17, 2011

SEAGAMA, MESTINYA SALING MENDUKUNG BUKAN MENGHANCURKAN

Saya paling tidak suka ketika menemukan kata menggurui. Meskipun dalam resensi... atau apapun. Entah kenapa meskipun tulisannya mengemukakan semisal : buku ini enak dibaca dan tidak menggurui.

Atas dasar apa orang mengatakan menggurui dan tidak menggurui.

Sungguh bagi saya masalah bahasa itu cukup mengganggu. Sesuatu terlihat menggurui dan tidak menggurui tergantung pada kebijaksanaan kita dalam memandang sesuatu.

Baik ngga bagi kita?
Selama itu ngga bertentangan dengan tuntunan hidup kita tentu kita berhak mengambil itu sebagai kebenaran yang kita yakini.

Kalau ngga baik bagi kita, tinggalkan...
Kalau baik, boleh ambil boleh tidak

Tidak sepakat itu biasa namun sebaiknya ngga usah menggunakan debatan kata-kata yang tidak bertanggung jawab dan dangkal seperti : sok suci, sok menggurui, sok menghakimi dan lain sebagainya...

Terlebih hal itu diucapkan ketika saudara seagamanya menyampaikan kebenaran yang sesuai tuntunan. Sangat aneh dan memiriskan. Sungguh saya tidak tahan sekali untuk mengkritisi melihat sebuah status mengingatkan yang sangat bisa diambil makna pelajarannya, status seseorang dalam friendlist saya, terpampang di beranda sementara komentar-komentar berderet bersikap kontra. AH!!! Semoga Allah tidak mengunci mati hati kita dari ilmu. Amin.