December 1, 2011

High School Memories

Saya tidak menyukai masa SMA saya.
Bukan, saya tidak memiliki alasan yang sama dengan yang dipunyai salah satu sahabat saya Nadia.
Ini bukan karena saya tidak memiliki perhatian yang cukup, karena sampai sekarangpun saya masih tetap menyukai sepi jika saja urusannya cuma soal pribadi.
Ini lebih karena dimasa SMA banyak sekali manusia-manusia berkepribadian tidak menyenangkan. Entah orang-orang yang lumayan akrab dengan saya atau yang cuma sebatas tahu. Entahlah mengapa saya merasa bahwa saya begitu terganggu dimasa SMA sehingga tidak memiliki pandangan yang baik dengan mayoritas orang-orang di SMA saya.
Jadi itulah kenapa saya memutuskan tidak mengikuti reuni akbar yang diadakan SMA saya. Tidak ada orang yang kepingin saya temui dan kenal. Mereka dalam memori saya begitu mengganggu dan menyebalkan.
Saya rasa saya akan memulainya pelan-pelan, tidak akan mengapprove orang-orang yang tidak saya kenal baik meskipun berasal dari SMA yang sama dulunya. Dan akan mulai meremove orang-orang yang minim interaksi. Saya sedang merasa dalam puncak kemarahan pada kenangan dan sedang merasa benar-benar tidak butuh.
Semasa SMA dulu saya juga pernah mengagumi seseorang. Seseorang yang dalam saat-saat terakhir bisa saya sebut teman. Seseorang yang membuat saya bisa berbincang dengan orang-orang seangkatan dia.
Jadi saya rasa itu mungkin ada hikmahnya.
Namun itu saya ketika berpikiran waras.
Dengan pikiran saya yang saat ini sedang pekat, saya jadi membencinya lagi. Membenci apa yang terjadi saat itu, membenci apa yang mungkin dia lakukan saat itu meskipun saya tidak tahu.
Namun menyiarkan pada seluruh dunia bahwa saya menyukai dia, itu benar-benar bukan sesuatu yang bisa saya maafkan. Sekagum apapun saya pada dia saat itu. Tapi dia pada kenyataannya tidak sehebat yang saya pikir waktu itu.
Saya memang berlebihan. Ah dia hanyalah kakak kelas biasa yang kebetulan saja populer.
Saya menyesali kenyataan itu. Bahwa waktu itu saya mengagumi dia.
Wah mestinya saya memilih orang yang sama cupunya dengan saya saja. Seseorang yang tidak sepopuler dia.
Meskipun sebenarnya tidak ada yang bisa ditaksir waktu itu, karena kalau dipikir-pikir tidak ada orang yang saya kenal yang sama baiknya dengan lelaki saya.

Jujur

Salah seorang sahabat saya mengatakan bahwa dia lebih suka melihat saya di dalam sini. Karena saya jadi lebih jujur.
Tinggal dalam blog yang terlalu banyak penonton yang memperhatikan apa saja yang saya ceritakan sepertinya tidak semudah itu.
Semakin lama seolah saya jadi berusaha menjaga perasaan pembaca saya. Dan mungkin juga perasaan orang-orang dalam dunia saya. Seolah saya sudah tidak memiliki kebebasan menulis yang sama seperti dulu. Bahwa saya cuma sedih, bahwa saya cuma ketakutan dan kadang bisa merasa sangat sendirian serta kesepian yang bercampur baur.
Bagaimana jika suatu saat akan lebih banyak manusia lagi yang mengenal saya?
Sepertinya akan susah berada pada ruang itu.
Siapapun butuh space, apalagi saya. Mestinya butuh yang benar-benar lebar juga.

Kemudian blog yang ini timbul dari rasa campur baur itu. Bahwa saya butuh melimpahkan limbah hati yang tidak berguna untuk merasa tenang. Sudah tidak ada lagi ruang yang tersisa bagi pengkomentar anonim.

Saya tidak menyukai mereka..
Saya juga tidak menyukai orang-orang yang sok tahu dengan perasaan saya, apa saja yang terjadi dalam dunia saya. Diamlah.


Ini saya. Jangan lihat saya jika kalian tidak suka.
Karena saya juga tidak menyukai kehadiran kamu, kamu dan kamu yang tidak sopan. Bahkan menghardik pun kecut, benar-benar bernyali ciut.
Jadi tidak apa-apa dengan siapapun yang tidak menyukai saya.

November 29, 2011

Teddy Bear Playful Kiss - taken from random googling




Mendadak Rajin

Jadi pagi-pagi jam 8 saya ada tes kerja, ah nervous sekali.
Saya malah nggak bisa tidur padahal sudah setengah 3 pagi.
Saya tambah rajin beres-beresin barang-barang.
Entah berarti bahwa saya tidak akan lama lagi disini atau tidak punya arti yang spesial seperti itu.
Yah hidup terus berjalan.
Dan saya masih menyimpan harapan. Cieh :D
wish me luck!

November 21, 2011

Ini Jenis Orang Yang Paling Tidak Saya Suka :

Jenis orang yang paling saya tidak suka adalah orang yang punya muka annoying. Hm oke mungkin sekali melihatnya saja tidak cukup menilainya annoying atau tidak. Namun yang paling bisa dilihat adalah bagaimana cara menulis, berinteraksi dan segala macamnya itu.

Ada satu teman SMA saya yang kalau dilihat sekilas lembut. Tapi serius mukanya annoying, semakin dilihat semakin annoying. Saya bertanya-tanya kenapa saya tidak suka dengan anak ini ya? Padahal dia nggak ada salah apa-apa lho sama saya. Ah sebut saja dia maya (saya tergoda pengin menambahkah satu koma atas setelah nama itu hahaha dasar, Nin...!)

Kemudian saya mendapat cerita dari salah seorang sahabat saya kalau si maya ini entah kenapa seperti terobsesi dengan sahabat saya. Apapun yang sahabat saya punya dia pengin rebut, pengin menyaingi. Bahkan juga semua cowok yang sedang dekat dengan sahabat saya itu. Berita yang paling besar adalah kelakuannya yang serakah dan cenderung tidak tahu diri pada salah seorang guru di sekolah saya.

Padahal ya, she's not even close to called beautiful. Saya paling males sama orang yang begini, dia nggak cantik tapi sok manis dan sebenarnya kepribadiannya nggak bagus. Tapi seolah pengin menonjolkan kalau meskipun dia nggak cantik hatinya baik (padahal dua-duanya nggak sama sekali). Saya bahkan nggak nyapa si maya sewaktu tanpa sengaja dia ketemu saya. Bodo amat pura-pura nggak kenal ah...

Waktu saya bilang saya gak temenan sama orang yang muka dan kelakukannya sama-sama jelek, sahabat saya ketawa dan bilang mungkin kalau dia cantik saya gak masalah.
Hm.... padahal bukan itu maksud saya. Cantik atau nggak cantik kalau kelakukannya maya(with K) ya tetep saya ogah dekat-dekat. Tapi kalau dia cakepan mungkin bisa dimaklumi dengan kepribadiannya yang minus itu ada sisi yang tetap bisa dia banggakan. Nah kalau gak cantik tapi lack of characteristic gitu sih ya too much namanya. Sudah nggak ada yang bisa dibanggain, begitu lagi.

Lucunya ada saja orang-orang yang betah dekat dengan orang kayak teman SMA saya si maya ini. Entah gak sadar aja apa karena terlalu positive thinking nggak kayak saya yang semakin makan asam garam hidup semakin susah mempercayai orang. Mungkin karena dasaran hoki mereka bagus kali ya - gitu sih yang dibilang sahabat saya yang lain. Ah jadi ingat seseorang dari lingkungan orang terdekat saya yang sok baik pakai nyelip-nyelipin sombongnya ke orang lain. Bangga amat yak karena kerjaan pacarnya dia pamerin kemana-mana... kalau dia belajar bahasa daerah asal pacarnya juga dia pamerin... halah sok pamer deh. Bangga amat juga kalau mereka partner medis yang cocok satunya dokter satunya apoteker. Bangga amat yah... dan pamernya itu pasti disempil-sempilin diantara komentar-komentarnya ke orang-orang disekitarnya. Parahnya saya sering banget nggak sengaja lihat komentar-komentar berkicaunya itu yang menyebalkan. Heleh... mual saya.
Kok bisa ya dia bahkan masih punya teman dekat, apa temannya nggak ngerasa kalau disombongin? atau gimana entah si maya entah orang di lingkungan orang terdekat saya ini.
Dan orang terdekat saya malah nggak begitu 'ngeh'. Hmm...


Okeh sampe disini dulu deh ya curhat-curhatan 'kasar' ini :P
Topik soal ini selesai.
yang penting lega..! :D