Showing posts with label anger. Show all posts
Showing posts with label anger. Show all posts

April 25, 2016

DEAR HUMANITY, ARE YOU REALLY ALIVE?

Baru saja tercengang membaca detail kejadian di Kaskus mengenai kasus pedofilia beberapa tahun terakhir. Saya bersedih, marah dan sebagainya. Awalnya tanpa sengaja saya bertemu dengan beberapa akun yang marah karena kasus yang seolah dibuat demi materi ini.

Saya adalah salah satu orang yang merasa marah kepada pelaku, mengutuk perilakunya.
Saya adalah satu diantara sekian banyak orang dan media yang membenci mereka, orang-orang gila yang tertangkap itu.
Demi Tuhan, apa yang mereka cari?

Ternyata kemarahan saya terbalik. Selayaknya plot twist yang mengagetkan di akhir, saya kecele. Kecele, kecewa dan malu setelah membaca rincian buktinya.
Malu pada diri saya sendiri.
Kecewa karena adanya skenario jahat yang tega-teganya tersusun untuk kepentingan sebagian orang. Menguntungkan sebagian orang, dan menyiksa sebagian lainnya bahkan hingga meninggal.
Cerita semacam ini di serial atau film apapun tidak ada apa-apanya dibanding kejadian nyata yang menyakitkan seperti ini.

.

March 27, 2016

CURHAT DARI BLOGWALKING

Malam-malam kok jadi pengin curhat hehee... dimulai dari mana dulu ya...
Saya memang biasanya memberikan kunjungan balik pada orang yang sudah berkunjung ke blog-blog saya. Cuma yang satu ini kejadiannya lucu.

Saya datang ke postingan blogger ini karena dia belum update posting baru maka saya komentar di posting sebelumnya. Di dalam postingnya ada bagian yang seperti ini lho :


Ada mbak yang sudah komentar duluan seperti ini, bikin saya tertarik untuk menanggapi komentarnya, kenapa? soalnya yang posting ngeyel meskipun mbak Latifah ini sudah nanyain :


Saat sedang menulis komentar ini, saya sedang membaca dan blogwalking di blog teman-teman lain, sehingga nggak pakai emoticon *ternyata emoticon penting yak hihi. Saya sih komentarnya kalau menurut saya waktu nulis biasa aja, tapi mungkin karena nggak ada emoticon-nya yang punya posting pundung ngira saya sedang ngritik yang enggak enak gitu :p noted lah ya lain kali pake emoticon.

Malam ini saya temukan komentar dari dia di blog saya kalau komentar saya sudah dibalas katanya sih..., nggak ada screen capture-nya karena sudah saya hapus, ya masa komentar di blog ngajak orang baca balesannya kan ya absurd. Kecuali sih dianya bahas lebih lanjut di postingan dia gitu. 

Dalam hati :
Nih orang ngapain pula ya nyuruh saya ngecek balesan dia di posting blognya? Kenapose gitu nggak ninggalin jawabannya di kotak komentar saya aja? Nggak efisien amat atuh. Saya juga sering gitu, kalau teman nanya saya biasanya blogwalk ke blognya sambil balesin pertanyaannya meskipun di blog saya juga sudah saya balas di kotak komentar.
Eh ternyata dia rahmarah lho jeung, kaget ijk :D 



Sampek nyuruh gue lihat on the spot dan nyampein kritikan di on the spot, kalau gue ditangani di rumah sakit pas kena luka mah ya pasrah lah ye dokter lebih tahu kok terapinya, mosok saya sok tahu terus nyeramahin dokternya gara-gara on the spot? Orang saya nggak pernah sekolah kesehatan pake sok tahu, rujukannya on the spot lagi... :)))) 

Capek kak capek.

Saya bales apa adanya aja, pake emoticon biar yang balesin nggak makin emosi balesnya. 
Anyway selama ngeblog saya sih sering terima kritikan perihal bahasa, apalagi kalau bahasa inggris ya sudah senang-senang aja namanya toh bukan expert, kadang juga ngasih info lebih lanjut soal posting saya. Kalau saya lagi nggak enak hati dan baca komentarnya nggak enak biasanya saya hapus aja. Tapi tetep balesin blogwalking dan komen biasa aja - jangan ada emosi dan permusuhan berkelanjutan diantara kita.

Yang saya beneran pengin nabok itu yang komentarnya kasar atau insult banget tapi cemen pakai id anonim. Hih!

.

March 20, 2012

Tumblr.

habis curhat di tumblr... keingat saya mestinya tuh curhat disini. sayangnya nggak bisa dicopas...
yah apa boleh buat...
cerita apa lagi ya :)

December 20, 2011

saya tulis ini ketika saya sedang ada ditengah puncak kejengkelan. saya kesal.
saya baru ngobrol dengan salah seorang teman seangkatan saya. dia memang beberapa kali cerita dan menanyakan pendapat saya akan masalah yang sedang dia hadapi. meskipun saya ngasih sarannya sambil marah-marah karena kesal.
menurut saya dia salah. salah. karena itu saya kesal sama dia.
dia ngeblog karena persuasi saya. karena saya lihat dia suka nulis, jadi saya kenalkan dia ke dunia itu.
jadi si teman bilang kalau dia suka sama seorang cewek yang dia kenal dari dunia maya. si cewek itu balas jawab suka juga. tapi karena si teman ini ngakunya cuma niat bilang suka dan nggak mau berlanjut kemana-mana lagi maka... yasudah begitu saja selesai.
si cewek bingung dan sedih. dia stalking2 semua cewek yang dia rasa dekat dengan si cowok itu - yang adalah si teman saya.

dia mulai follow blog saya, add fb saya (sekarang sudah saya remove dua-duanya. dia dan si teman saya karena saya kesal). saya minta teman saya itu menyelesaikan masalah mereka berdua sendiri setelah sebelumnya mengomeli dia karena ketidak konsistennya. saya rasa sepertinya dia orang yang merasa kehilangan tantangan ketika terlalu mudah mendapatkan sesuatu. saya mulai kesal karena si sahabat saya deva juga rupanya keikut di stalk...
ini sudah keterlaluan.
dimata saya teman saya itu salah.
dan mungkin cewek itu karena dia kesana-kemarin curhat mengenai hubungan mereka, membuat masalah melebar kemana-mana.

teman saya lapor dia sudah menelepon cewek itu dan membereskan semuanya. tapi rupanya masalah tidak berhenti disitu. entah apa yang cewek itu bilang, si teman mengeluh bahwa sahabat cewek itu sampek 'menginterogasi' dia. saya rasa itu bukan salah si cewek (dalam konteks ini) tidak ada yang salah dengan mencurhati sahabatnya bukan? tapi saya rasa yang salah adalah si sahabat ceweknya.
dalam menyikapi sebuah curhatan ada dua hal... ikut campur atau hanya sekedar mendengarkan dan menyarankan pemecahan.
tapi sampai disitu saya tetap diam. cuma jadi pendengar ceritanya si teman cowok saya itu. dan dia merasa tidak enak karena saya sudah ikutan keseret-seret.
entah dengan pengecualian kalau cewek itu juga menyetujui perbuatan si sahabatnya itu nah kalau itu sih beda lagi. itu namanya: beraninya main keroyokan.

saya lama gak ngobrol lagi sama si teman karena saya sibuk dan gak punya banyak waktu untuk in touch dengan semua orang via chat. saya cuma ngendon di jendela dan situs muka buku. membalas mention di twitter kemudian sudah.

terus sekalinya saya punya waktu, saya ngobrol pas si teman ini ada. dia bilang saya dimasukin ke cerpennya sahabat si cewek sampek di posting di blognya segala. well bukan saya sih, tepatnya mereka berdua tapi ada saya nyempil disitu.
dan tahu nggak apaaaa....?
dia menduga saya sudah ada pasangan tapi tetep kasih-kasih harapan gitu sama si teman cowok seangkatan saya ini. gilak apa!
gilak apaaaaaaaaaaaaaaaa!
saya kesal sekali.

cewek itu sewaktu pertama dia add saya dimuka buku sudah saya sapa baik-baik.. dia follow saya di blog saya komenin blognya, saya kunjungi balik. tapi dia nampaknya gak ada niat baik dengan berinteraksi dengan saya. dia gak nanya kesaya baik-baik, dia berasumsi terus-terusan sampai ada deh cerpen itu yang buah hasil spekulasi dia yang diceritakan ke si sahabatnya. nah sahabatnya juga punya spekulasi sendiri.
terus jadilah cerpen itu. si cewek ini juga bertingkah laksana abg dengan memajak cerpen itu di blognya. apa coba maksudnya?
cerpen yang kata saya berat sebelah. kok dia bangga ya? dalam pandangan saya keduanya salah. tapi di cerpen itu sepenuhnya dia memblame teman saya (oke awal masalah memang dari dia) dan membela berani mati si cewek itu.
saya dikeluhkan seperti yang tadi saya bilang. seorang cewek teman sekolah dia yang meskipun sudah punya pasangan tapi ngasih harapan sama si teman yang mana adalah anggapan kosong. saya kenal si teman sudah lama. jadi dimana letak salahnya kalau saya ngomong sama dia?
terlebih, saya sudah tahu bagaimana sifat si teman itu dan tidak mungkin saya tertarik lebih dari teman kepada dia.

kepala saya panas. marah. saya paling sebal kalau keseret-seret masalah yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan saya. jadi saya marah ke cewek itu di postingannya yang memuat cerpen terbodoh di dunia itu.
sudahlah. jauh-jauh dari saya. saya gak ada respek sama sekali ke orang-orang penuh dengan dugaan aneh yang tidak mau konfirmasi tapi hidup dengan dugaan itu.
saya masih cukup waras untuk gak tepe-tepe ke teman sendiri. tanpa tebar pesona pun saya sudah menarik dan mempesona. jadi maaf mengecewakanmu ya.

ini komentar pedas saya.
serius ya ini cerpen paling childish yang pernah saya baca. gak cuma karena asumsi2 nggak matengnya.... tapi juga saking karena diambil dari kisah nyata.spekulasi.spekulasi.spekulasi.yang saya sangat herankan adalah ketiadaan konfirmasi. ah kau nak...benar bahwa usia sama sekali tidak bisa jadi tolak ukur kedewasaan.entah mr.r yang sudah saya damprat karena saya jadi terbawa2 ke masalah kalian. atau tulisan ini yang bikin saya gerah. dan kamu yang seolah stalking saya. gak ada yang ngasih harapan ke siapa2. bedanya cuma orang yg kenal didunia nyata selama bertahun2 dan orang yang cuma kenal beberapa bulan cuma dari internet.
kalian sama2 childish. jadi kenapa gak selesaikan masalah kalian berdua sendiri terus gak nyeret2 orang lain.

grow up, you two.

masih marah. semoga reda setelah menulis ini.

December 1, 2011

High School Memories

Saya tidak menyukai masa SMA saya.
Bukan, saya tidak memiliki alasan yang sama dengan yang dipunyai salah satu sahabat saya Nadia.
Ini bukan karena saya tidak memiliki perhatian yang cukup, karena sampai sekarangpun saya masih tetap menyukai sepi jika saja urusannya cuma soal pribadi.
Ini lebih karena dimasa SMA banyak sekali manusia-manusia berkepribadian tidak menyenangkan. Entah orang-orang yang lumayan akrab dengan saya atau yang cuma sebatas tahu. Entahlah mengapa saya merasa bahwa saya begitu terganggu dimasa SMA sehingga tidak memiliki pandangan yang baik dengan mayoritas orang-orang di SMA saya.
Jadi itulah kenapa saya memutuskan tidak mengikuti reuni akbar yang diadakan SMA saya. Tidak ada orang yang kepingin saya temui dan kenal. Mereka dalam memori saya begitu mengganggu dan menyebalkan.
Saya rasa saya akan memulainya pelan-pelan, tidak akan mengapprove orang-orang yang tidak saya kenal baik meskipun berasal dari SMA yang sama dulunya. Dan akan mulai meremove orang-orang yang minim interaksi. Saya sedang merasa dalam puncak kemarahan pada kenangan dan sedang merasa benar-benar tidak butuh.
Semasa SMA dulu saya juga pernah mengagumi seseorang. Seseorang yang dalam saat-saat terakhir bisa saya sebut teman. Seseorang yang membuat saya bisa berbincang dengan orang-orang seangkatan dia.
Jadi saya rasa itu mungkin ada hikmahnya.
Namun itu saya ketika berpikiran waras.
Dengan pikiran saya yang saat ini sedang pekat, saya jadi membencinya lagi. Membenci apa yang terjadi saat itu, membenci apa yang mungkin dia lakukan saat itu meskipun saya tidak tahu.
Namun menyiarkan pada seluruh dunia bahwa saya menyukai dia, itu benar-benar bukan sesuatu yang bisa saya maafkan. Sekagum apapun saya pada dia saat itu. Tapi dia pada kenyataannya tidak sehebat yang saya pikir waktu itu.
Saya memang berlebihan. Ah dia hanyalah kakak kelas biasa yang kebetulan saja populer.
Saya menyesali kenyataan itu. Bahwa waktu itu saya mengagumi dia.
Wah mestinya saya memilih orang yang sama cupunya dengan saya saja. Seseorang yang tidak sepopuler dia.
Meskipun sebenarnya tidak ada yang bisa ditaksir waktu itu, karena kalau dipikir-pikir tidak ada orang yang saya kenal yang sama baiknya dengan lelaki saya.

Jujur

Salah seorang sahabat saya mengatakan bahwa dia lebih suka melihat saya di dalam sini. Karena saya jadi lebih jujur.
Tinggal dalam blog yang terlalu banyak penonton yang memperhatikan apa saja yang saya ceritakan sepertinya tidak semudah itu.
Semakin lama seolah saya jadi berusaha menjaga perasaan pembaca saya. Dan mungkin juga perasaan orang-orang dalam dunia saya. Seolah saya sudah tidak memiliki kebebasan menulis yang sama seperti dulu. Bahwa saya cuma sedih, bahwa saya cuma ketakutan dan kadang bisa merasa sangat sendirian serta kesepian yang bercampur baur.
Bagaimana jika suatu saat akan lebih banyak manusia lagi yang mengenal saya?
Sepertinya akan susah berada pada ruang itu.
Siapapun butuh space, apalagi saya. Mestinya butuh yang benar-benar lebar juga.

Kemudian blog yang ini timbul dari rasa campur baur itu. Bahwa saya butuh melimpahkan limbah hati yang tidak berguna untuk merasa tenang. Sudah tidak ada lagi ruang yang tersisa bagi pengkomentar anonim.

Saya tidak menyukai mereka..
Saya juga tidak menyukai orang-orang yang sok tahu dengan perasaan saya, apa saja yang terjadi dalam dunia saya. Diamlah.


Ini saya. Jangan lihat saya jika kalian tidak suka.
Karena saya juga tidak menyukai kehadiran kamu, kamu dan kamu yang tidak sopan. Bahkan menghardik pun kecut, benar-benar bernyali ciut.
Jadi tidak apa-apa dengan siapapun yang tidak menyukai saya.

November 21, 2011

Ini Jenis Orang Yang Paling Tidak Saya Suka :

Jenis orang yang paling saya tidak suka adalah orang yang punya muka annoying. Hm oke mungkin sekali melihatnya saja tidak cukup menilainya annoying atau tidak. Namun yang paling bisa dilihat adalah bagaimana cara menulis, berinteraksi dan segala macamnya itu.

Ada satu teman SMA saya yang kalau dilihat sekilas lembut. Tapi serius mukanya annoying, semakin dilihat semakin annoying. Saya bertanya-tanya kenapa saya tidak suka dengan anak ini ya? Padahal dia nggak ada salah apa-apa lho sama saya. Ah sebut saja dia maya (saya tergoda pengin menambahkah satu koma atas setelah nama itu hahaha dasar, Nin...!)

Kemudian saya mendapat cerita dari salah seorang sahabat saya kalau si maya ini entah kenapa seperti terobsesi dengan sahabat saya. Apapun yang sahabat saya punya dia pengin rebut, pengin menyaingi. Bahkan juga semua cowok yang sedang dekat dengan sahabat saya itu. Berita yang paling besar adalah kelakuannya yang serakah dan cenderung tidak tahu diri pada salah seorang guru di sekolah saya.

Padahal ya, she's not even close to called beautiful. Saya paling males sama orang yang begini, dia nggak cantik tapi sok manis dan sebenarnya kepribadiannya nggak bagus. Tapi seolah pengin menonjolkan kalau meskipun dia nggak cantik hatinya baik (padahal dua-duanya nggak sama sekali). Saya bahkan nggak nyapa si maya sewaktu tanpa sengaja dia ketemu saya. Bodo amat pura-pura nggak kenal ah...

Waktu saya bilang saya gak temenan sama orang yang muka dan kelakukannya sama-sama jelek, sahabat saya ketawa dan bilang mungkin kalau dia cantik saya gak masalah.
Hm.... padahal bukan itu maksud saya. Cantik atau nggak cantik kalau kelakukannya maya(with K) ya tetep saya ogah dekat-dekat. Tapi kalau dia cakepan mungkin bisa dimaklumi dengan kepribadiannya yang minus itu ada sisi yang tetap bisa dia banggakan. Nah kalau gak cantik tapi lack of characteristic gitu sih ya too much namanya. Sudah nggak ada yang bisa dibanggain, begitu lagi.

Lucunya ada saja orang-orang yang betah dekat dengan orang kayak teman SMA saya si maya ini. Entah gak sadar aja apa karena terlalu positive thinking nggak kayak saya yang semakin makan asam garam hidup semakin susah mempercayai orang. Mungkin karena dasaran hoki mereka bagus kali ya - gitu sih yang dibilang sahabat saya yang lain. Ah jadi ingat seseorang dari lingkungan orang terdekat saya yang sok baik pakai nyelip-nyelipin sombongnya ke orang lain. Bangga amat yak karena kerjaan pacarnya dia pamerin kemana-mana... kalau dia belajar bahasa daerah asal pacarnya juga dia pamerin... halah sok pamer deh. Bangga amat juga kalau mereka partner medis yang cocok satunya dokter satunya apoteker. Bangga amat yah... dan pamernya itu pasti disempil-sempilin diantara komentar-komentarnya ke orang-orang disekitarnya. Parahnya saya sering banget nggak sengaja lihat komentar-komentar berkicaunya itu yang menyebalkan. Heleh... mual saya.
Kok bisa ya dia bahkan masih punya teman dekat, apa temannya nggak ngerasa kalau disombongin? atau gimana entah si maya entah orang di lingkungan orang terdekat saya ini.
Dan orang terdekat saya malah nggak begitu 'ngeh'. Hmm...


Okeh sampe disini dulu deh ya curhat-curhatan 'kasar' ini :P
Topik soal ini selesai.
yang penting lega..! :D

April 17, 2011

SEAGAMA, MESTINYA SALING MENDUKUNG BUKAN MENGHANCURKAN

Saya paling tidak suka ketika menemukan kata menggurui. Meskipun dalam resensi... atau apapun. Entah kenapa meskipun tulisannya mengemukakan semisal : buku ini enak dibaca dan tidak menggurui.

Atas dasar apa orang mengatakan menggurui dan tidak menggurui.

Sungguh bagi saya masalah bahasa itu cukup mengganggu. Sesuatu terlihat menggurui dan tidak menggurui tergantung pada kebijaksanaan kita dalam memandang sesuatu.

Baik ngga bagi kita?
Selama itu ngga bertentangan dengan tuntunan hidup kita tentu kita berhak mengambil itu sebagai kebenaran yang kita yakini.

Kalau ngga baik bagi kita, tinggalkan...
Kalau baik, boleh ambil boleh tidak

Tidak sepakat itu biasa namun sebaiknya ngga usah menggunakan debatan kata-kata yang tidak bertanggung jawab dan dangkal seperti : sok suci, sok menggurui, sok menghakimi dan lain sebagainya...

Terlebih hal itu diucapkan ketika saudara seagamanya menyampaikan kebenaran yang sesuai tuntunan. Sangat aneh dan memiriskan. Sungguh saya tidak tahan sekali untuk mengkritisi melihat sebuah status mengingatkan yang sangat bisa diambil makna pelajarannya, status seseorang dalam friendlist saya, terpampang di beranda sementara komentar-komentar berderet bersikap kontra. AH!!! Semoga Allah tidak mengunci mati hati kita dari ilmu. Amin.

February 19, 2011

MENULIS, ADALAH SATU-SATUNYA HAL YANG MEMBUAT SAYA LEBIH LEGA.. LEBIH JERNIH

Saya memutuskan untuk berhenti mengkhawatirkan orang-orang yang tidak menyiapkan perahu untuk berlayar dalam kehidupannya ketika sudah diberitahukan bahwa kemungkinan akan ada banjir. Orang-orang yang bersantai-santai karena merasa rumahnya sudah tinggi.

Saya menyadari bahwa sangat sulit membicarakan kesedihan dengan orang-orang yang tidak mengerti rasanya, apalagi mendapat dorongan semangat. Sesuatu yang bernilai nol. Mungkin saya akan berhenti mengulik hal-hal seperti itu. Bahwa terserah apa yang akan kalian lakukan dalam hidup. Toh saya juga ngga akan kena sakit-sakitnya karena keputusan yang kalian ambil, keputusan yang cenderung kurang matang, yang bermimpi tanpa mempertimbangkan resiko dan sama sekali lupa menjejak tanah. Mungkin kalian lupa belajar pada kehidupan di masa ini dan bertanya-tanya sambil menangis jika resiko paling buruk datang. Kalian lengah tidak menyiapkan perahu.

Katanya pertimbangan setiap orang berbeda-beda, tidak bisa disamakan satu kehidupan dengan kehidupan yang lainnya. Kehidupan saya, kehidupan si teman. Tapi dalam mata saya belajar soal hidup tidak harus mencebur, belajar soal hidup juga karena melihat dan mendengar apa yang dialami orang lain.

Kata guru SMA saya, kamu jangan bersenang-senang dan membayangkan yang indah-indah. Jangan sekali-sekali. Itu bukan mental juara yang patut dianut. Bayangkan hal-hal paling buruk yang kamu bisa bayangkan sebagai pertimbangan resiko. Dengan begitu ketika kamu mendapatkan resiko yang lebih ringan dari yang terburuk kamu bayangkan atau bahkan resiko terburuk itu sendiri yang kemudian kamu dapatkan, KAMU AKAN SIAP.

Saya melihat ke hidup seorang teman adik saya, seorang ayah pemikul ekonomi keluarga tiba-tiba lumpuh sedangkan si ibu tidak punya pekerjaan selain ibu rumah tangga. Begitu juga dengan seorang teman yang hidup satu atap dengan saya. Hidup bisa begitu mudah berjungkir balik dan saya bukan contoh orang yang mengambil mimpi-mimpi positif tanpa pertimbangan segala macam. Saya bukan tipe orang yang mencari suami kaya untuk menopang hidup saya. Kuliah itu tidak mudah.

Segala hal yang datang dan meraup banyak hal yang saya miliki dalam hidup adalah pelajaran yang begitu mahal. Kemarin saya bertemu seorang teman yang mengalami anomali dengan tulang tangannya sehabis kecelakaan. Dia yang entah bertambah berapa kilo berat badan karena sakit-sakit itu berulang kali berkata kepada saya, "Pengalaman itu mahal harganya, pengalaman itu sangat mahal harganya,"

Dan benar. Air mata saya, kepedihan saya, kerja keras saya yang kadangkala memforsir diri sendiri adalah bagian dari harga mahal itu. Hidup saya yang sangat penuh duri mungkin tidak bisa dibandingkan dengan jalan mulus yang sekali-kali berbatu milik kalian. Saya tahu kadang saya begitu iri. Dengan problem kalian yang begitu-begitu saja seperti umumnya wanita dua puluhan awal. 

Memang setiap orang punya hidup yang berbeda dan itu hidup kalian, bukan hidup saya. Maka saya putuskan untuk melepaskan. Tidak akan mendebat lagi. Terserah. Dalam perasaan saya yang begitu tumpang tindih belakangan, saya merasa mengobrol dengan kalian soal hidup tidak bisa menjadi oase. Hanya menambah pikiran saya semakin pekat.

Mari mulai sekarang kita ngobrol umum saja, soal cinta, soal film dan televisi, soal makanan enak, soal tempat wisata. Selebihnya saya bisa urus sendiri. Kalian bisa urus sendiri.


Saya ngga salah dengan tidak pernah menangis di hadapan kalian. Maaf ini dialog saya dan jendela, privat. kotak komentar ditutup.

----------------------------------


February 15, 2011

I'M TOTALLY AGAINTS IT.

Hari kemarin lambang Google kewanitaan sekali... benar-benar membuat saya kaget. Warna merah dan hijau serupa warna natal dengan tanda hati sebagai pengganti salah satu huruf O-nya. 

Menurut saya valentine bukan cuma budaya yang tidak layak diadopsi di Indonesia, terutama untuk orang yang menamakan dirinya muslim. Namun juga sesuatu yang begitu tidak dewasa di mata saya, tukar-tukaran cokelat, hadiah, boneka adalah sesuatu yang cuma pantas dilakukan ketika kita masih SMP, ketika kita masih dalam masa-masa ababil dan alay.. Dimana hari valentine adalah segalanya. Bagi saya valentine adalah coklat, dan coklat full gratis hari itu dibagi-bagi oleh yang dapat banyak (ngga, saya ngga pernah dapat kecuali dari teman baik yang tentu saja cewek).

Dan SMA sudah merupakan peningkatan kesadaran akan apa yang tidak sejajar dan apa yang sejajar. Dalam SMA saya, sejak saya kelas satu pemahaman hari valentine benar-benar digalakkan.. terutama dalam sebuah majalah dinding muslimah penuh dengan artikel-artikel pemahaman mendalam dan komik strip yang menyindir dalam bentuk lucu (buatan saya, yang saat itu belum semenohok sekarang dalam urusan pikiran berupa tulisan *abaikan ini bukan kebanggaan). Paham yang melekat sampai sekarang tidak berhubungan dengan dogma, tapi lebih kepada alasan-alasan yang dapat saya terima dan sangat rasional.

Lagipula perayaan hari valentine juga semakin bergeser dari masa ke masa. Yang katanya kasih sayang sudah menjurus jurus ke arah ketidaksenonohan. Pencekokan valentine bagi remaja selain tidak baik untuk kondisi keuangan mereka juga tidak baik(semasa SMP dulu ada teman yang menghadiahkan kotak musik kepada pacarnya yang berharga mahal -- mengundang decak mengingat pemberinya anak bercelana biru) namun juga tidak baik dari segi pengaruh pergaulan berlebihan yang sudah berada diluar kontrol orang tua ketika si anak sedang tidak di rumah.

Saya pikir sudah cukup jelas.. tapi tentu saja pikiran saya lagi-lagi tidak sama dengan orang-orang disekitar saya. Hari ini seolah berisik semuanya sedang pamer akan hadiahnya ini dan itu -- sesuatu yang lucu dan mengundang senyum miris bagi saya. Arh, sudah gede belum sih? -- dan saya memilih diam seperti biasanya meskipun ngga sepakat. Memilih pergi dari kerumunan itu daripada mulut saya mulai menusuk tidak bisa dikendalikan. Yang menurut saya begitu waste diobrolin dapat hadiah ini dan itu, saya ngga ingin. Saya tidak iri karena hadiah bagi diri saya sendiri setiap hari adalah orang-orang yang dekat dan berpikiran yang sama dengan saya pada hal-hal prinsipil. Kalau saja saat itu adalah sesi diskusi formal dan tempat itu adalah ruang diskusi, mau rasanya saya membabat habis kesalahan paradigma seperti itu.... 

Toh terlepas dari kelucuan miris itu toh mereka sudah berusia dewasa, dan banyak diantaranya yang lebih tua dari saya.
Semestinya pasti ada alasan, mengapa harus hari ini.. Kalau mau kasih hadiah kenapa harus menyerahkan pada hari ini. Merayakan atau ngga, tapi memilih hari ini sebagai hari penyerahan coklat atau hadiah lain adalah bentuk keikutsertaan pada perayaan dengan pengecualian kado ulang tahun atau sesuatu yang lain yang memang secara tidak sengaja terjadi pada hari yang sama.

You all, celebrate your vals day.
Saya akan merayakan hari besar kemerdekaan berpikir. Saya tidak sebangun. Pikiran saya begitu teriritasi hari ini, dan postingan Om Iwan yang ini berhasil meredam itu. Terima kasih banyak ulasan lengkapnya Om Iwan http://amriawan.blogspot.com/2011/02/hari-valentine-google-doodles.html

different side always have an enemy. berpikir berbeda, bersikap tidak sama dengan yang 'umum', unik.. apalagi cenderung nekat, selalu ada pencegahan. selalu ada pemblokiran. diamlah! kata mereka. tapi saya sepakat penuh, pengiyaan total dengan sisi berbeda ini.

it's exactly a lil mad at the middle night :D yah yang penting sudah tidak ada lagi marah yang merebak-rebak di dalam yang membuat saya tidak nyaman. Dan anda tuan atau nyonya anonim yang kadang di postingan tertentu sengaja menggunakan anonim karena mempost komen superpedas tapi NGGA BERANI mencantumkan nama... monggo ngerusuh.. saya baca semuanya kok.. meskipun saya sama sekali tidak merespect ketidakberanian anda.