August 14, 2016

BUKAN SEKADAR 'CUMA'


Saya nggak habis ngerti ketika seorang teman mengaku minder saat harus ada acara dengan teman-teman lamanya, keluarga atau rekan kerja suaminya. Teman saya ini bukan orang yang malu-maluin. Penampilan masih rapi dan enak dilihat, dianya juga cerdas dan nggak kurang update jadi pasti bisa mengimbangi percakapan yang terjadi disekitarnya termasuk juga lingkungan pergaulan suaminya. Jadi kenapa mesti malu?

"Gue kan cuma ibu rumah tangga," katanya.
Saya mengerutkan kening dari balik gelas es teh leci yang sedang saya nikmati, "Maksudnya?"
"Jadi kebanyakan temen-temen gue atau istrinya temen suami itu punya karir entah di perusahaan atau di birokrasi pemerintahan. Gue udah jiper aja kalau mereka ngomongin isu global atau masalah kerjaan. Secara ya gue ngerti permukaannya doang, bukan pelaku." memang teman saya ini belum pernah punya pengalaman bekerja, dia menikah muda sebelum merasakan jenjang karir sebagai pekerja.

"Lah bukannya elu juga blogger?" tanya saya, masih bingung. Ketika seseorang melakukan kegiatan blogging apalagi secara rutin, yah menurut saya dia Blogger dong.

"But you know blogger nggak bisa dibilang dan diakui sebagai pekerjaan, atau karir. Not even close, really. Di tengah-tengah orang seperti itu."
"Kerjaan kan seseuatu yang bisa kasih kita nafkah, ya nggak sih? Coba sama nggak persepsi kita? Lah lu ngeblog juga sekalian ngisi rekening tabungan, sama lah kan nafkah juga, rezeki juga namanya. Artinya lu juga kerja, biarpun ya nggak secara formal di tempat yang formal juga. Jadi jangan ungkit deh itu yang cuma ibu rumah tangga," kata saya nggak setuju.
"Blogger, ngajar les, penjahit, jualan apa saja ya itu semua kerjaan. Semuanya juga karir sekalipun jenjangnya beda pasti sama yang biasa. Selama kita dapat penghasilan dari situ ya bisa dong disebut pekerjaan. Kayak yang pernah gue tulis di blog lah ya, personal shopper aja bisa dibilang pekerjaan kok."

 Teman saya bertopang dagu, " Deuh ya kali ya kalau udah yang profesional banget gitu. Lagian penghasilan gue sebagai Blogger juga cuma berapa sih...? Perbulannya nggak tentu ada kok, ada pun juga nggak tentu sama,"

"Ya apa bedanya sik sama lu jualan gitu, kerja jadi pedagang? Bulan ini untung banyak jadi bisa beli kulkas 3 biji misalnya, bulan depannya untung cuma setara sama harga mirowive kecil, bulan depannya lagi rugi. Kalau menurut gue entah berapa penghasilannya, entah rutin atau enggak... selama menghasilkan ya kerjaan lah namanya," saya ketawa.

"Lagian keren kali kalau dikau ngakunya blogger atau youtuber kek gitu, nggak semua orang ngerti itu apa, cara kerjanya gimana, cara ngasilin uangnya gimana? Nggak semua orang paham. Dan biar aja, mereka kan juga nggak bisa nebak penghasilan lu berapa. Santai ajalah. Nggak sopan juga kan orang nanya-nanya gaji mendadak kalau deket juga enggak. Ya nggak sih?" tanya saya, si teman manyun-manyun tapi saya tahu dia menyimak.

"Kalau menurut gue ya, sejak dulu semua ibu rumah tangga bisa kok kerja apa aja asalkan mau. Apa aja tergantung sukanya dimana, pengennya jenis kerja yang seperti apa dan potensinya dimana. Kalau suka nulis ya kerja lepas jadi penulis, penerjemah, cerpenis, banyak. Kalau demennya fashion ya bisa rancang kecil-kecilan, beli kain jahitin terus jual deh. Kalau passion akademisi ya bisa ngajar les. Yang penting nggak makan waktu seharian kan jadi bisa ngurusin keluarga dengan baik juga,"

"Apalagi sekarang, punya gelar dan pendidikan bisa kerja dimana aja asal ada fasilitasnya. Jaman udah makin maju, tekhnologi makin kenceng. Ibu rumah tangga yang punya gelar dokter juga bisa bekerja sebagai dokter online yang melayani konsultasi pasien. Contohnya aja tuh di Konsula.com kan bisa chatting sama telepon konsultasi langsung tuh sama dokternya. Gitu sih jadi nggak usah minder segala deh kalau kita ibu rumah tangga yang di rumah aja. Keep your chin up ah beb," saya melanjutkan meneguk es teh leci dingin, di hari yang panas itu.

Mungkin banyak dari kita yang merasa demikian. Ibu rumah tangga yang di rumah aja terus minder sendiri kalau harus bersosialisasi, ini nggak lepas dari omongan miring orang yang kerap mengintimidasi sosok wanita yang dipandang non super. Karena sekarang jamannya wanita super yang karirnya gemilang tapi juga tetep ngurus keluarga semacam nggak ada capeknya.

Wanita yang memutuskan untuk berkarir di luar rumah pastilah tahu resiko akan pilihannya, tapi mereka memiliki pertimbangannya sendiri yang nggak perlu juga dijelaskan ke masyarakat soal keputusannya. Sama halnya dengan wanita yang memutuskan di rumah saja untuk mengurus keluarga, misal saja mereka mungkin tidak ingin kehilangan periode emas yang tidak akan terulang dari anak-anaknya dan mungkin lebih banyak lagi alasan lain yang lagi-lagi tak harus mereka jelaskan ke khalayak.

Mungkin masih-masing dari kita harus berdamai dengan diri sendiri untuk saling mengerti kacamata permasalahan dari orang lain. Mungkin sebenarnya situasi itu tidak separah ini, hanya permainan pikiran kita saja yang mendramatisasi. Entah. Yang jelas tetep kalem, happy dan dagu tanpa merosot kebawah lah ya. Permulaannya pahamilah bahwa diri kita bukan sekadar cuma, kita juga setara, kita juga sama berharganya. We need to keep it on ur mind.

Itu menurut saya, nah kalau menurut teman-teman gimana?

August 12, 2016

STAY AT HOME MOMMA TAPI TETAP BEKERJA (?)


Menjadi ibu rumah tangga sekaligus stay at home wife/mom itu bukan hal yang mudah lho bagi sebagian orang. Apalagi orang yang terbiasa dengan pekerjaan kantoran, karir dan gaji yang bisa diperkirakan hadir di rekening setiap tanggal tertentu.

Ya nggak usah jauh-jauh, saya juga awalnya sering merasa nggak nyaman ketika akhirnya memutuskan untuk berada di rumah dan mengurus keluarga. Sama sekali nggak mudah. Pernah saya bertemu dengan seorang teman yang setelah lulus kuliah langsung menikah dan punya anak. Dia merasa nyaman dengan aktivitasnya karena bisa jalan-jalan sesering yang dia bisa, setelah pekerjaan rumahnya selesai tentu. Uang belanja nggak usah mikir dong karena sudah ada dari suami. Nggak usah mikir kerjaan dari kantor pun email dan telepon urgent dari atasan. Damai-damai aja katanya.

Satu sisi ya sih bener juga, nggak ada meeting urgent seharian, program kerja yang harus dikonsep, budget yang harus dipelototin and so many more. Tapi saya merasa bosan karena kehilangan kesibukan, saya juga jadi nggak nyaman sendiri karena nggak biasa menggantungkan keinginan ke suami. Itu bukan saya banget, karena yah… sejak masih piyik saya sudah dididik untuk beli apapun yang saya mau dari uang sendiri. Dibeliin suami sesuatu yang saya pengin sih senang, tapi ada kayak rasa kurang puas yang mengganggu. Kayak yang… ah that’s not me. Kebutuhan saya adalah kewajiban suami, tapi nggak sama halnya dong dengan keinginan.

Misalnya kebutuhan dandan, terus dibeliin Maybelline kan kebutuhan mestinya sudah tercukupi. Tapi gimana dong kalau saya doyannya Limecrime dan Girlactik? Yes itu namanya keinginan.

Mungkin teman-teman juga sedang mempertimbangkan untuk full mengurus keluarga tapi masih ragu karena pengin tetep punya uang sendiri? Bisa kok. Kita bisa mulai dari saat ini untuk membuat pondasi biar nanti ketika sudah benar-benar memutuskan keluar dari kantor untuk kerja di rumah, sudah ada pekerjaan yang menanti kita:

Penulis
Serius? Kan gue nggak bisa nulis?
Iya serius, menulis adalah pekerjaan yang bisa kita lakukan disela waktu, bahkan saat istirahat di kantor. Ya saya tahu memang memerlukan mood yang tepat sih tapi bagaimana kita bisa kalau tidak mencoba dan berlatih terus menerus. Jika tidak sanggup menyelesaikan sebuah novel, coba deh buat dulu blog dan coba untuk ngikut kompetisi menulis sambil mengasah skill kita. Kalau menang hadiahnya lebih dari lumayan, tapi kalau enggak ya anggaplah portofolio. In real life banyak lho orang yang dipinang penerbit karena tulisan di blognya atau ditawari kerja dimedia karena tulisannya. Jangan takut curcol dan menggalau di blog, masing-masing tema punya peminat kok.

Personal shopper
Personal shopper itu apa sih?
Ini sih bisa kita ‘jabanin’ kalau pas kita tinggal di kota besar yang semua brand ada, atau mungkin tinggal di luar negeri misalnya dengan brand-brand bagus yang disana plus ongkos kirim masih lebih murah daripada harga counternya di Indonesia. Jadi personal shopper ini adalah istilah untuk titip beli. Kita mendapatkan penghasilan dari fee yang kita ambil untuk membelikan barang yang dimau customer kita.

Online shop

Nah untuk ini pasti kita sudah familiar dong. Jadi kita jualan via online, calon pembeli bisa tahu toko kita darimana saja, dari mesin pencari atau media sosial. Gimana kita promo dan nawarinnya aja sebagai bisnis online terpercaya di Indonesia.

Baru bangun bisnis online dan khawatir rugi karena investasinya yang besar padahal belum ada pengalaman jualan, kita bisa lho jadi agen Kudo lewat websitenya di http://kudo.co.id/. Kudo adalah bisnis online terpercaya di Indonesia yang bisa kita andalkan. Dengan menjadi agennya kita bisa mendapatkan keuntungan berupa komisi, tinggal memasarkan saja produk yang dijual di Kudo. Produknya Kudo yang beragam dari alat elektronik hingga pulsa memungkinkan kita untuk memilih jenis usaha apa yang kita mau. Buat diri sendiri pun bisa, dan tetap dong pakai komisi. Gampang dan worth to try untuk pemula usaha seperti kita nih manteman :D

August 11, 2016

YANG PALING SULIT DARI LAYOUT

Selama kustomisasi template atau layout blog, apa bagian yang paling sulit?
Kalau menurut saya bagian paling sulit dari sebuah layout adalah header.
Sulitnya adalah karena keseluruhan desain blog dan image sebuah blog ditentukan pada header. Karena itu header penting, sekaligus paling sulit.
Pada semua blog-blog saya, mengubah desain blog sendiri juga merupakan hal yang besar.
Apalagi jika ganti header...
Ganti header seringnya belakangan diikuti oleh rombak layout secara keseluruhan.
Karena header adalah inti dari sebuah layout, menurut saya. Sehingga kalau header ganti, keseluruhan desain juga harus diperhitungkan kembali.
Apakah masih sesuai dengan header itu atau ada elemen yang harus diganti?
Itulah makanya untuk benerin template sendiri saya butuh waktu lama, nggak cuma alokasi waktu tapi juga memahami image blog, pun juga memahami keinginan saya sendiri dalam wujud penampilan blog tersebut.

August 4, 2016

TIPS MEMAKAI JUMPSUIT UNTUK WANITA BERHIJAB


Sekarang sedang balik trend lagi nih jumpsuit, emang lucu gitu sih dilihatnya. Saya masih inget saya suka pakai jumpsuit saat kuliah, satu dengan bawahan celana pipa lebar yang lainnya bawahan rok. Jaman itu jarang model baju jumpsuit untuk cewek berhijab. Kebanyakan yang pendek dan kutung. Jadi kalau nemu gamis atau celana panjang pipa lebar model jumpsuit penginnya beli mulu.

Penginnya, tapi kan terbatas juga ya dananya LOL. Manteman suka pakai jumpsuit juga nggak? Yah meskipun sekarang sudah enggak karena berbagai alasan, mungkin ada yang pernah suka banget dulu-dulu?

Bagi yang belum pernah dengar, jumpsuit adalah model pakaian yang menyatu dengan bagian bawahannya. Jumpsuit ini cocok dikenakan oleh siapa saja termasuk dikenakan oleh wanita berhijab yang ingin bergaya santai dan simple. Desain jumpsuit yang menyatu dengan bawahannya membuat model pakaian ini dikatakan pilihan baju untuk gaya yang casual. Kini bermacam-macam Jumpsuit dari warna dan motif ada mulai dari model lengan pendek hingga lengan panjang yang pas dipakai untuk wanita berhijab. Omong-omong soal Jumpsuit untuk wanita berhijab, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dengan tips memakai jumpsuit untuk wanita berhijab. Apa aja sih? Ini detailnya:

#1 Pilih warna yang Tepat

Pemilihan warna pada Jumpsuit sangatlah penting. Warna jumpsuit bisa memberikan kesan terhadap bentuk tubuh sesorang. Pilihlah warna yang gelap. Warna gelap seperti hitam dan biru tua tidak akan membuat tubuh kamu terbentuk. Selain itu warna gelap bisa membuat badan kamu terlihat kurus jika kamu punya bentuk tubuh yang gemuk apalagi kalau yang udah lama bakar timbangan kayak saya haha. Namun jika kamu tidak suka warna gelap, kamu bisa menyiasatinya dengan motif meskipun warna yang kamu pilih warna-warna pastel yang terkesan cerah.

#2 Perhatikan Ukuran Jumpsuit
Selain warna, kamu juga harus memperhatikan ukuran Jumpsuit yang pas untuk tubuh. Pilihlah ukuran yang lebar atau besar karena akan membuat kamu bebas bergerak. Ukuran Jumpsuit yang lebar dan besar adalah pilihan yang tepat karena tidak akan membuat tubuhmu terbentuk.

#3 Padu padankan Jumpsuit
Bosan dengan jumpsuit punya kamu yang berasa gitu-gitu aja, kreasikan yuk! Jika kamu punya Jumpsuit yang tidak berlengan, kamu bisa padu padankan Jumpsuit dengan tambahan cardigan atau jaket dengan bahan yang tipis. Untuk cardigan, pilihlah yang panjang sehingga bisa menutup bagian belakang tubuhmu jadi tetap sopan. Kamu pun juga bisa menggunakan jaket tipis sebagai alternatif lain. Untuk hijab disarankan untuk disesuaikan dengan Jumpsuit. Usahakan warna kerudung dan Jumpsuit senada. Jangan lupa juga untuk memakai aksesories pelengkap seperti kalung panjang atau gelang terutama kalau seluruh pakaian yang kamu kenakan cenderung plain. Terutama buat yang pakai jumpsuit untuk urusan kerja yang bertemu banyak orang atau dedek-dedek ceria.

Ketiga tips memakai Jumpsuit untuk wanita berhijab itu bisa menjadi referensi kamu yang mungkin pengin pake jumpsuit tapi masih bingung gaya apa yang cocok saat memakainya. Terutama yang udah punya jumpsuit di lemari tapi nggak dipakai-pakai karena nggak pede. Padahal jumpsuit bisa dikenakan kemanapun lho, mau acara formal atau sekedar jalan-jalan Jumpsuit tetep cocok dipakai. Jumpsuit yang kamu inginkan bisa kamu temukan dengan mudah di MatahariMall. Toko online ini jual jumpsuit murah namun berkualitas. Nggak abal-abal padahal murah lho.  Memang nih mataharimall selalu mengerti kebutuhan fashionmu baik yang masih dedek-dedek atau yang sudah kakak-kakak seperti saya :)))))
Jadi, sudah siapkah kamu tampil dengan Jumpsuit?

July 31, 2016

TENTANG RELASI SAYA DAN KOPI



“ Lho kok ada warung kopi lagi,” suami berkomentar kaget saat menyetir menuju rumah di Surabaya Barat. Saya menatap melewati jendela kaca mobil, mengawasi warung kopi baru yang berdiri megah di pinggir jalan menuju rumah.

Kekagetannya adalah sebuah hal yang wajar mengingat semenjak menikah dan kami tinggal di Surabaya barat semakin banyak saja warung-warung kopi yang berjajar di pinggir jalan. Bahkan sebelum dekat dengan wilayah rumah pun, warung-warung kopi seperti ini telah lama menjamur. Perhatikan saja di daerah Banyu urip yang dahulunya adalah jalan kecil yang padat dengan kendaraan lalu lalang dan pedagang kaki lima.

Dahulunya daerah itu adalah sisanya adalah sungai yang cukup dalam sebelum pembangunan pemerintah membuat area sungai menjadi perlebaran jalan sehingga jalan tersebut masing-masing menjadi jalan satu arah.

Perlebaran jalan itu nampaknya tidak berdampak terlalu signifikan, justru semakin banyak pedagang kaki lima dan pasar kaget yang menggelar dagangannya di pinggir jalan membuat jalan yang sebenarnya lebar menjadi sempit. Disamping itu berdiri pula warung-warung kopi yang menyediakan kopi panas dan aneka minuman lain yang bisa dinikmati bersama mie instan dan gorengan yang juga menjadi menu warung.

Dulu di jalan dekat menuju rumah ada sebuah warung kopi yang saban hari ramai terus dikunjungi pembeli. Bangunannya temporer seperti tenda nikahan, dibawahnya terdapat jajaran meja-meja panjang dan anak muda yang menikmati secangkir kopi sambil mengobrol sesame mereka. Ada juga yang membiarkan cangkir kopinya dingin begitu rupa tanpa menyesapnya sedikitpun, mata menekuri layar ponsel dengan wajah serius, mungkin sedang menikmati fasilitas wifi.

Warung kopi 24 jam dengan fasilitas wifi sementara harga kopi tentu saja jauh selisihnya dibandingkan dengan kedai kopi yang erat branding produknya dengan lokasi di mall-mall dan menjadi lokasi rutin berkumpulnya eksekutif muda. Harga kopi bisa membeli semangkuk bakso jagalan dengan porsi yang bikin kenyang sampai bosan. Itulah alasannya mengapa kaum pria terutama para anak-anak muda kerasan bertahan berjam-jam nongkrong di tempat tersebut.

“Rame ya?” kata saya, berceletuk saat pertama kali melihat tenda tersebut. Saat itu dini hari dan suami baru saja menjemput saya dari bandara setelah salah satu perjalanan melelahkan dari Jakarta karena urusan pekerjaan dan kami masih pasangan muda yang menjalani long distance marriage karena pekerjaan.

“Ya biasa gitu, lihat saja kalau ramai terus nanti pasti ganti jadi bangunan setengah permanen kemudian full permanen,” komentar suami.

Beberapa bulan kemudian setelah percakapan kami, benar saja warung kopi tenda telah menjadi setengah permanen. Dan saat ini disebelah-sebelahnya berdiri warung kopi serupa, ada yang menawarkan konsep kafe terbuka dengan menyediakan menu-menu makanan dan yang belum lama buka bertempat di sebelah gang masuk tempat tinggal kami. Warung kopi yang ini kecil saja dengan bangunan warung yang khas dari tripleks dan kayu, konsep gratis wifi dan menyediakan menu jagung bakar yang dibakar langsung setiap ada order di sebelah warung.

Konsep kopi sudah lama bergesar, dulu kopi dinilai sebagai minuman yang diseduh untuk menemani bapak-bapak meronda dan diseduh saat pagi untuk menemani membaca Koran. Kadangkala diseduh saat sore ketika mulai mengantuk dan kita sudah tidak lagi berkonsentrasi pada meeting yang kita hadiri atau pekerjaan yang sedang kita tangani. Sangat jarang orang yang menyantap kopi saat malam hari karena kebanyakan orang meyakini kita akan susah tidur karenanya, tentu saja pengecualian pada bapak-bapak atau pemuda yang bertugas ronda.

Saat ini kopi dinikmati malam-malam bahkan dini hari, tanpa alasan ronda apalagi pekerjaan. Kopi disesap perlahan hingga dini hari, sedikit demi sedikit dan bertukar obrolan dengan teman entah membahas tentang game online, akademis atau justru masalah perasaan. Ya mungkin lelaki tidak suka berbicara masalah perasaan, tapi berpikir mengenai perasaan mampu membuat seorang lelaki berdiam diri semalam suntuk hanya berteman kopi dan gangguan hati.

Saya adalah pencinta kopi, sejak kecil adalah kegemaran saya memakan biji kopi yang masih wangi baru saja digoreng dengan pasir. Bagi saya rasanya enak, wanginya pun tidak tertandingi. Demikian juga kopi yang dihaluskan kasar menggunakan tangan ala nenek saya, seorang wanita dari sebuah desa kecil di Tuban. Memang banyak ampasnya, sering pula saya meminum kopi bersamaan dengan ampasnya. Enak, hangat dan perut saya tidak pernah sakit karena nyeri lambung. Belakangan saya tahu, meminum kopi tanpa merasa sakit perut mungkin adalah pengaruh dari kopi yang diolah dengan baik dan alami karena saya sering mengalami sakit perut dan lambung yang rewel setelah minum kopi sachet setelah merantau jauh dari Tuban.

Dalam perantauan, kopi selalu identik dengan sekumpulan laki-laki muda yang membuang-buang waktu. Maka saya memilih membawa serta bubuk kopi dari kampung halaman di masa awal perantauan atau meminumnya dari seduhan pantry, dalam kedai-kedai kopi di mall atau minimarket terdekat (dua hal terakhir ini baru saya lakukan ketika saya bekerja). Enak, saya selalu suka momentumnya. Menyesap kopi sembari menulis, membaca buku atau menggambar di coffee shop. Sering sendirian karena kondisi Jakarta membuat saya tidak selalu bisa bertemu setiap saat dengan teman-teman. Itulah waktu pribadi bagi saya.

Menyenangkan. Kopi akan selalu jadi minuman yang istimewa bagi saya, tapi tidak seistimewa itu, special but there’s nothing that special.

Suami bukanlah orang yang suka meminum kopi, dia lebih suka teh, susu atau air putih saja. Karena itu saya tidak pernah benar-benar menikmati secangkir kopi bersamanya. Lebih banyak saya menyesap kopi saat sedang di depan laptop dan menulis.

Suatu hari karena bosan dengan rutinitas kami pergi ke Malang, memarkir kendaraan disebuah tempat wisata di Batu kemudian malah berjalan-jalan keluar tempat wisata. Kami menemukan trotoar yang digelari dengan tikar-tikar, penjual kopi dan minuman lain, bakso, sate dan jagung bakar yang berjajar. Tikar dipenuhi anak muda dan keluarga yang duduk-duduk. Kami mengambil satu tempat kosong. Saya memesan kopi tubruk panas dan suami susu cokelat hangat. Tempat itu sederhana namun pemandangannya luar biasa.

Kami disuguhi pemandangan lampu kota yang terhampar di bawah kami. Kami mulai berbincang dan tertawa tentang segala hal, mengenai hal-hal serius seperti rencana kami kedepan maupun hal-hal absurd seperti betapa kami kadang melakukan perjalanan spontan seperti ini hanya untuk keluar dari rutinitas. Lihat saja, duduk bersila diatas tikar sederhana menghadapi dua gelas minuman dalam hawa dingin kota batu dengan memandangi lampu-lampu rumah penduduk. Kami tertawa dan saya mulai menyesap kopi perlahan yang telah menghangat karena hawa dingin.

Saya tersenyum kecil, menyadari bahwa ini adalah pelarian kami dari aktivitas yang mungkin paling sederhana namun mengantarkan saya dalam mengerti sesuatu. Kopi adalah minuman yang istimewa, sungguh.

Tetapi dia menguarkan aroma dan rasa terbaiknya saat dinikmati bersama dengan orang yang paling penting dalam hidup kita.
Bahkan dalam bentuk yang sesederhana dan seterjangkau segelas kopi tubruk.

BLOG CUSTOMIZED: HELLO PANDORA




Hello Pandora dengan alamat www.pandoraboks.com ini adalah blog saya yang isinya mengenai informasi dan tips. Sebelumnya, layoutnya ala-ala banget dan cukup berantakan. Saya memutuskan untuk memberinya layout baru seperti berikut ini, maksudnya biar saya semangat ngupdatenya. Cerita di balik blog yang sudah saya miliki lebih dari empat tahun lalu adalah ini blog pertama saya yang menggunakan bahasa inggris. Dibuatnya untuk pemancing iklan sekaligus sambil belajar nulis bahasa linggis. Blog ini sempat lama terabaikan sebelum saya memutuskan untuk mengelolanya kembali dengan cara membeli domain baru dan mendadaninya dengan template baru agar lebih fresh. Bikin yang mampir krasan, bikin yang nulis update semangat gitu maksudnya.

Padanannya masih putih sebagai dasar, kemudian hitam, abu-abu dan pink sebagai elemen penghiasnya. Sampai saat ini keempat warna itu kayaknya masih jadi selera saya dalam bikin layout untuk blog sendiri. Karena keseringan makanya anindyarahadi.com ini agak beda, pakai warna hijau mint :)

Suka dengan pengerjaan saya?
Tertarik merubah template blog dengan customize sesuai keinginan sehingga blog teman-teman jadi semakin personal? Bisa hubungi saya via email di anindyarahadi@gmail.com, masih tanya-tanya juga nggak apa-apa kok ;)

Sementara platform blogger only dulu ya... wordpress coming soon insyaAllah :)


July 26, 2016

MASA SULIT SAAT MERANTAU


"Apa rasanya jauh dari rumah?" 
"Emmm....."

Mungkin teman-teman yang lama merantau juga sering mendapat pertanyaan serupa dari keluarga atau teman-teman yang tinggal, menempuh pendidikan dan bekerja tidak jauh dari rumah.

Agak bingung menjawab pertanyaan seperti itu karena pada dasarnya saya juga sudah lumayan lupa apa yang sedang saya rasakan saat harus jauh dari rumah dan merantau untuk pertama kalinya. Masa itu saya sudah ngeblog meskipun tidak rutin dan sering karena aktivitas blogging saya ditentukan oleh kapan kunjungan saya yang berikutnya ke warnet. Jadi ya nggak ada dokumentasi curcolnya *LOL.

Pertama kali harus tinggal di kota orang adalah saat saya hendak ikut tes penerimaan mahasiswa baru universitas negeri. Saya bimbingan ke Surabaya untuk persiapan ujian ini, saya juga tinggal di Surabaya hingga tes penerimaan usai. Saya nggak begitu ingat jelas mengapa bimbingan persiapan ujian seperti ini harus keluar kota, padahal di kota saya juga banyak bimbingan-bimbingan belajar untuk persiapan tes ini. Tinggal pilih. Tapi ternyata saya nggak sendiri tuh. Banyak anak-anak lain yang bahkan daerah asalnya lebih jauh dari saya tapi memilih kota tempat bimbingan belajar yang sama.

Mungkin karena Surabaya adalah salah satu kota favorit untuk melanjutkan pendidikan, jadi mengukur kemampuan kita disini lebih akurat untuk perkiraan dibandingkan dengan kota asal dalam try out-try out. Ini penting untuk mawas diri juga, apalagi sasaran kita adalah kampus dan jurusan favorit yang satu bangkunya bisa kita peroleh jika kita mampu mengungguli sekian banyak peserta ujian lain.

Saat itu saya mungkin belum merasakan yang sebenar-benarnya menjadi perantai. Mungkin karena bimbingan hanya berlangsung sekian bulan dan karena kebanyakan teman-teman di SMA memilih kompleks bimbingan yang sama sehingga nggak begitu berasa kesulitannya.

Rasa sebenar-benarnya jadi perantau saya rasakan ketika saya sudah masuk kuliah di bulan-bulan semester pertama dan bulan puasa. Entah karena salah makan atau badan memang sudah tidak enak, menjelang pukul dua belas saya muntah-muntah di kamar mandi mengeluarkan semua makanan yang saya konsumsi pada saat sahur. Tak cukup dengan itu saya juga diare sehingga badan lemas luar biasa. Saya kemudian memutuskan untuk tidak puasa dulu. Makanan apapun terasa nggak enak.

Pengurus rumah kos membantu mengantar saya ke dokter terdekat, tapi saat ke tempat praktek dokternya sedang tidak ada di tempat. Ke dokter lain juga jauh, kondisi saya tidak memungkinkan. Nggak bisa jauh-jauh dari kamar mandi lah pokoknya. Baru saat kunjungan berikutnya beliau ada di tempat dan saya segera mendapat penanganan juga obat. Saya keracunan makanan, menurut beliau.

Saya terbayang menu sahur terakhir yang dingin dan langsung bikin perut saya bereaksi nggak enak, saya nggak sendirian mengalaminya, teman kos yang barengan beli makan juga sakit serupa. Kapok beli makan di warung tersebut lagi padahal sebenarnya masakannya enak.

Waktu itu ponsel baru bisa sms, telepon, mms dan aplikasi chatting sederhana saja belum seperti sekarang yang perkembangannya serba memudahkan. Bahkan konsultasi kesehatan online, cari dokter dan rumah sakit terdekat juga membuat janji dengan dokter bisa dilakukan melalui situs dan aplikasi Konsula.com. Nggak perlu kecele lagi karena datang tapi dokter sedang tidak ada ditempat. Layak coba banget ini, terutama bagi para perantau yang tentunya harus mengurusi diri sendiri.

Kalau menurut teman-teman masa paling nggak enak kala merantau apa? :)


July 22, 2016

MENGINAP CANTIK DI HOTEL YANG CIAMIK, ALILA SEMINYAK

Apa yang teman-teman harapkan dari hotel yang bertarif wah? Fasilitas lengkap, bertekhnologi tinggi serta pelayanan yang ramah? Itu mah biasa. Bagi saya yang senang bepergian dan selalu merasa nyaman jalan-jalan, hotel yang wah berarti hotel yang mampu membuat saya merasa aman dan seperti berada di rumah.

Iya, rasa aman ini ternyata saya dapatkan di dalam kawasan dengan nuansa alam dan bukan hi-tech dengan kesan minimalis. Memang saya nggak alergi dengan teknologi, tapi mengenai tempat untuk istirahat, saya lebih memilih nuansa back to nature dengan pemandangan alam yang sekitar yang menyenangkan mata.

Ketika seorang sahabat mengajak berkunjung ke sebuah hotel yang baru dibuka di Bali, pertanyaan saya adalah apakah hotel itu technology minded seperti kebanyakan hotel lain yang pernah saya inapi? Karena sebenarnya kami bisa mencari penginapan di Bali seperti wisma warga yang homy dengan pelayanan tulus deh. Dia malah senyum-senyum sendiri sambil bilang, you have to see to feel it. Ya sudah, karena saya percaya pada seleranya jadilah kami di sini di Alila Seminyak.

Alila Seminyak ini berada di Jl. Taman Ganesha No.5, Kerobokan, Kuta yang letaknya tepat di depan pasir putih Pantai Seminyak yang cantik. Sesaat, saya takjub menghadap hamparan pasir yang luas menuju laut lepas. Indah, lepas dan biru adem.

Memasuki lobby, saya terpesona dengan desain hijau dan kayu yang mendominasi. Deretan tanaman dipasangkan di dinding di antara barisan kayu dengan penggunaan lampu hemat energi. Memberi kesan romantis yang homey bagi setiap tamu yang datang.

Photoright: travel2next.com

Tanaman di sini tidak sekedar menjadi penghias di pot-pot besar di sudut ruangan. Tapi menjadi bagian dari desain yang menyatu dengan elemen lainnya. Percampuran arsitektur kontemporer tenun, tanaman hijau dan tanaman dinding nampak serasi dan segar.

Setiap ruangan didesain luas dan lapang sehingga memberikan kesan nyaman dengan ventilasi terbuka yang berasal dari angin laut dan minim penggunaan AC di ruang publik. Wow, ternyata desain ini merupakan komitmen Alila Seminyak untuk menjadikan hotel ini sebagai hotel yang ramah lingkungan dan mempunyai sensitifitas ekologis tinggi di Bali. Keren, yah!

Photoright: nowjakarta.co.id

Saya langsung mengajak sahabat berkeliling hotel. Kamar, tentu saja yang pertama harus dicek. Kami memilih kamar deluxe dengan view garden hijau dengan bed ukuran king dan TV 40 inch dilengkapi channel satelit. Oke lah, jika dibandingkan dengan harga per malamnya yang berkisar 4 jutaan.

Kamar didesain tetap memberikan ventilasi luas dengan memberikan pintu teras pada balkon sendiri. Setiap kamar di sini mempunyai balkon pribadi dengan pilihan view garden atau ocean. Ketika membuka pintu balkon, saya melihat deretan pohon entah apa namanya ditanam rapi berjajar di antara batu-batu alam yang didesain dinamis.

Photoright: designhotels.com

Dinding kamar diberi interior kayu cokelat tua untuk menyesuaikan dengan furnitur yang dominan dengan warna pastel dan coklat. Kursi santai tersedia di dalam kamar dan di teras dengan sofa cover polos yang memberi kesan lapang dan bersih.

Lanjut ke kolam renang, hotel ini tidak pelit-pelit menyediakan kolam renang. Tersedia kolam renang di berbagai area mulai dari yang berada di tepi pantai untuk dewasa dan anak-anak termasuk satu kolam renang yang didesain untuk pool party. Menurut resepsionis, penthouse yang berada paling atas disediakan dengan kolam renang terpisah. Dengan view laut dari ketinggian, berenang disini seakan berenang di udara. Menarik sekali juga instagrammable ya. Tapi tidak oke dengan tarifnya yang mencapai puluhan juta semalam dan isi kantong saya yang nggak nyampek segitu.

Photoright: destinasian.com

Lanjut ke tempat makan. Tidak asyik liburan di tempat mewah tapi makanannya payah. Sambil menikmati pemandangan di kiri kanan, kami makan siang di salah satu restoran yang ada di resort ini. Kami pilih tempat di luar ruangan dengan view tepi Pantai Seminyak. Dengan tetap mengusung konsep perkayuan, restoran ini didominasi dengan furnitur terbuat dari kayu berkualitas dan lantai parket kayu juga.

Photoright: au.news.yahoo.com

Kesan luas dan ventilasi terbuka tetap digunakan. Semilir angin pantai bisa masuk ke restoran yang terletak di antara bar dan kolam renang ini. Menu yang disediakan mulai dari western, asia dan tentu saja menu lokal Indonesia punya. Dan serunya, untuk makan siang dan malam restoran menyajikan hidangan dengan sistem open kitchen. Jadi kita bisa melihat chef-chef ahli mengolah makanan dan langsung bisa kita ambil. Fresh from the oven kata orang bule.

Kayaknya nggak cukup semalam untuk bisa menikmati semua fasilitas disini. Tapi lumayanlah bisa merasakan kemewahan nan back to nature dari Alila Seminyak. Cocok banget buat saya yang perhitungan kalo soal cinta lingkungan.

July 15, 2016

KAMERA PONSEL DAN KENANGAN FOTO TERAKHIR


Kamera dan Ponsel Berkamera Pertama

Saya pernah memiliki kamera dulu, masih analog dan sebab kehadirannya adalah karena reward dari mami saya untuk lulus SMP dengan nilai yang baik dan tidak repot saat harus mendaftar ke SMA. Itulah kamera pertama saya, sebelum saya menyadari bahwa kamera yang saya gunakan itu ternyata tidak begitu terampil saya pakai. Cahaya yang tidak karuan konsepnya dan objek yang sering kabur sudah sering menjadi masalah utama saya. Saya senang memotret saat pergi ke tempat baru bersama teman-teman. Tapi yang bikin saya gondok adalah hasil foto yang susah payah dicetak dengan uang tabungan sendiri (yang roll fotonya juga beli sendiri) banyak yang berakhir dengan foto gelap tanpa gambar, terbakar dengan semburat merah atau muka yang jadi terlalu putih.

Ponsel kamera pertama yang saya miliki adalah saat kelas 3 SMA. Waktu itu, saya tidak sering menggunakan fasilitas kameranya meskipun ponsel saya juga memiliki kamera. Ini karena memori ponsel saya sangat terbatas, bahkan untuk nada dering saja harus benar-benar dipilih untuk tidak kebanyakan disimpan dalam ponsel dan memberati memorinya. Ponsel kamera yang biasa dan mungil, bukan jenis ponsel yang hits dipakai anak muda pada masa itu, fungsinya pas-pasan tapi alhamdulillah.

Sekalipun fiturnya pas-pasan, tapi kamera ponsel saya sangat membantu ketika menjelang kelulusan dan kami diharuskan mengumpulkan foto untuk buku angkatan. Saya dan beberapa orang teman dekat yang merasa keberatan untuk dengan 'niat' berfoto di studio dan mengeluarkan biaya yang cukup lumayan kemudian berinisiatif untuk berfoto dengan kamera ponsel saya. Padahal saat itu kameranya masih VGA dan kualitasnya ya begitulah. Hanya saja karena digital, jadi begitu tidak puas dengan hasilnya kami bisa menghapus dan mengulang kembali pengambilan foto.

Cukup praktis dan efisien, ehmm hemat sih maksudnya :p Meskipun hasilnya ya... apa adanya, tapi tidak begitu beda jauh sama hasil foto teman lain karena cetakan buku angkatan kami juga bukan yang bening.

Ponsel Berkamera Kedua, Teman Setia di Perantauan


Ketika saya harus kuliah ke luar kota, adik saya duduk di sekolah menengah pertama dan mulai membutuhkan ponsel. Ponsel saya kemudian berpindah tangan ke adek dan orang tua membelikan saya ponsel baru dengan cara menambah uang tabungan saya untuk beli ponsel. Iya, orang tua saya adalah jenis orang tua yang demikian, kalau anaknya pengin sesuatu harus berusaha sendiri dengan menabung dulu, mereka cuma membantu kekurangan bukannya langsung memberikan barang yang diinginkan.

Ponsel baru ini cukup lumayan dan menemani saya hingga semester empat dimasa perkuliahan. Saat itu saya memakai ponsel sebagai teman kegiatan sehari-hari, sekadar memotret pelangi di langit perantauan, hujan berjam-jam diluar jendela kamar kos dan banyak kesempatan lainnya dimana saya pakai juga fitur kameranya untuk blogging dan media sosial. Saya turut serta dalam organisasi pers mahasiswa kampus sebagai anggota aktif pada tahun-tahun pertama, jadi ponsel tersebut selalu bersama saya untuk merekam wawancara, mengambil foto narasumber,peristiwa dan lain sebagainya. Pernah rusak dan membuat saya khawatir hingga susah tidur beberapa hari karena kerusakannya (dan karena khawatir biaya reparasinya mahal padahal budget saya sungguh mepet) tapi berhasil sehat-sehat saja setelahnya. Saya baru harus benar-benar berpisah dengan ponsel itu ketika dalam sebuah perjalanan, saya kecopetan dan si ponsel raib begitu saja.

Dengan omelan mami selama berhari-hari, saya akhirnya kembali memakai ponsel jadul milik bapak yang seberat batu bata dan hanya bisa dipakai untuk telepon dan sms saja. Baterainya awet sih, hanya kadang-kadang suka mati sendiri karena perekat baterai sudah tidak bagus jadi sering lepas. Saya bertahan memakai ponsel itu selama beberapa bulan, sudah dalam fase tidak peduli dengan pandangan heran orang sekitar setiap saya sedang memakai si ponsel 'vintage' ala anak muda berselera 10 tahun kebelakang. Soalnya kalau mau beli ponsel baru lagi juga uang tabungan saya terlalu minimalis, sayang untuk dibongkar. Maklum anak kos di perantauan, banyak kebutuhan tapi tidak enak kalau sebentar-sebentar minta kiriman uang dari orang tua.

Hingga sampai dimana mami merasa kasihan, karena sering sekali pembicaraannya lewat telepon dengan saya harus terputus ditengah obrolan karena slot baterai lepas. Pada suatu liburan panjang usai lebaran, mami saya memutuskan untuk membelikan ponsel baru yang cukup bagus dengan harga yang bersahabat.

Tragedi Kehilangan dan Ponsel Berkamera Ketiga



Ponsel berkamera ketiga ini, meskipun hanya sebentar bersama saya tapi juga adalah ponsel yang paling tidak bisa saya lupa. Bukan karena layarnya yang bening, wallpaper bergerak dengan kualitas warna tinggi, bentuknya yang tipis dan handy bahkan bukan juga karena speakernya yang bagus. Tapi karena cerita setelah ponsel itu menjadi milik saya.

Karena masih baru, saya baru saja transfer nomor-nomor yang penting dari ponsel jadul dan buku telepon. Saat itu, ganti ponsel masih benar-benar merepotkan semua data harus dipindah satu per satu dengan manual. Tidak seperti sekarang yang mudah karena program backup atau aplikasi lain. Belum banyak file di ponsel baru itu, mungkin hanya sedikit lagu-lagu dan foto bareng mami dan adek saya yang barusan saja diambil. Agak tumben, karena mami saya bukan jenis orang yang suka foto-foto selain foto untuk keperluan administratif pekerjaan atau kependudukan. Sekarang pun saya tidak bisa membayangkan beliau selfie-selfie dan aktif di sosial media serta aplikasi chatting seperti kebanyakan orang tua teman-teman saya atau beberapa tante saya. She's not that kind of person. Jadi saya heran aja kok kami berhasil mengajak mami saya selfie sebelum mami saya keluar rumah karena ada urusan.

Saya masih usia belasan tahun ketika itu, belum tahu apa-apa tentang dugaan apalagi firasat. Saya pernah mimpi buruk beberapa bulan sebelum kejadian, mimpi potong rambut tapi sungguh mimpi itu begitu mengerikan. Yang seram bukan kejadian potong rambutnya yang ala mimpi horor, tapi perasaan sakit dan sedih yang tidak tertahankan saat bermimpi. Terlalu sakit, meskipun ternyata cuma mimpi yang kata banyak orang adalah hanya bunga tidur semata.

"Mimpi itu artinya tidak baik tau, Nin!" kata seorang teman, saat saya bercerita keesokan hari.
"Mungkin aku terlalu banyak nonton film horror belakangan ini," saya menukas.
"Itu artinya akan ada yang meninggal dan masih berada dalam lingkunganmu,"
"Iya gitu?" kening saya berkerut.
Teman saya mengedikkan bahu, "beberapa kali terbukti dari cerita keluarga sih, bukan aku sendiri."
Kening saya masih berkerut dan tiba-tiba merasa khawatir, salah seorang paman saya ada yang sakit cukup parah. Beliaukah...? Saya bertanya dalam hati sebelum kemudian mengusir pikiran itu sendiri, saya merasa kurang ajar karena berpikir demikian. Tidak hanya seolah tidak percaya bahwa umur adalah rahasia Allah, tapi juga seolah menghakimi karena seseorang sakit maka usianya akan tidak lagi lama.

Bulan-bulan berlalu tanpa ada kejadian spesial, apalagi kabar buruk. Kondisi paman saya semakin sehat dan saya bersyukur bahwa yang saya dengar dari teman saya hanyalah hipotesis dan bagian dari mitos.

Hingga kejadian ini terjadi, begitu cepatnya sampai nyaris seperti kilat. Terdengar tanpa terlihat, sekilas tapi meninggalkan kerusakan yang serius dan rasa sakit yang lama saat hari itu tiba.

Usai lebaran, di kota kami mengenal tradisi semacam acara syukuran dengan makan-makan besar. Memasak ketupat dan makanan dalam jumlah banyak kemudian dibagikan ke tetangga sekitar rumah dan orang-orang kurang mampu tidak jauh dari lingkungan rumah. Tradisi ini disebut orang dengan nama lebaran ketupat. Mami dan bapak berasal asli dari kota saya itu, sebuah kota kecil di provinsi Jawa Timur yang tidak populer.

Saat lebaran ketupat, mami saya biasanya akan memasak seharian di rumah kakek saya bersama saudara-saudaranya yang lain. Nenek saya qadarullah sudah tutup usia lebih dahulu. Bapak ada urusan yang berhubungan dengan bisnisnya, mami meminta saya menemani ke rumah kakek dengan naik motor. Sore itu saya menyanggupi dan memasukkan ponsel saya ke saku celana. Tidak biasanya, mami meminta saya membonceng di belakang dengan membawa belanjaan. Kemarin-kemarin sayalah yang selalu menyetir dan mami membonceng dibelakang setiap kali beliau minta diantar kemanapun, bahkan ke pasar atau saat akan berangkat mengajar. Adek jaga rumah karena bapak tidak membawa kunci sejak keluar rumah pagi tadi.

Tidak seperti ibu-ibu kebanyakan yang saat ini sering menghiasi meme dengan kebiasaan memberi tanda lampu ke kiri padahal belok ke kanan, lagi-lagi mami saya tidak seperti itu. Beliau sudah mengendarai motor sejak lebih dari setengah umurnya saat itu dan mengendarai motor ala beliau adalah kecepatan sedang, mematuhi tiap peraturan dan plang lalu lintas juga memakai tanda lampu motor sesuai dengan fungsi.

Di tengah perjalanan, sesuatu terjadi. Entah apa. Yang sampai ke ingatan saya hanyalah suara kencang benturan dan kemudian gelap, senyap. Telinga saya beberapa saat kemudian menangkap suara ribut dan ramai orang-orang kemudian sepi lagi. Saksi mata menyatakan bahwa mami saya berhenti di pinggir jalan ketika sebuah mobil besar melaju kencang dari arah sebaliknya dengan sopir yang diduga mengantuk atau entah mabuk. Mereka bilang tabrakan sedemikian keras karena mami saya sampai terbang dari motor cukup jauh sebelum terhempas dengan tulang tubuh yang patah begitu banyak dan saya entah bagaimana menderita patah kaki dan luka gores dalam hingga tulang kaki saya nampak dari luar.

Sempat saya tersadar untuk mendapati sedang terbaring dalam sebuah mobil bak dengan alas seng panas terbakar matahari, bersama dengan kerumunan orang yang hampir semuanya tidak saya kenal dan samar-samar. Tidak ada sakit yang saya rasakan ketika tersadar, hanya panas alas mobil bak yang  usai dimanja matahari menyiksa saya sebelum semuanya gelap kembali bagi mata saya.

Lucu, dengan cara yang ironis. Saya yang mengalami ini ditempat kejadian tapi justru tahu paling akhir. Tahu bagaimana penjelasan dari semua kejadian itu belakangan. Tahu kondisi fisik saya sendiri belakangan dan tahu bahwa mami saya rahimahullah juga belakangan. Kerabat memberikan penjelasan yang tidak sesuai kenyataan, bahwa mami saya sudah enakan di ruangan lain. Saya tahu bahwa penjelasan itu tidak sesuai dengan apa yang saya duga, tapi saya diam saja. Padahal kondisi orang-orang yang banyak menengok saya di rumah sakit tidak menggambarkan hal itu. Bagian hati saya tahu, ada berita duka.

Pandangan yang menggelap menjelang kejadian seperti istilah vision burn yang pertama saya dengar dari lagu sebuah band luar, kenangan yang terpecah seperti potongan gambar puzzle berserak tidak beraturan menjelang perginya kesadaran yang saya alami itu ternyata ada, bukan hanya bualan dalam buku-buku dan lagu.

Mendengar kondisi terakhir mami saya yang luka parah di kepala dan tulang tubuh yang banyak patah, hati saya merasa sakit meskipun saya tidak menangis. Tapi menjalani hidup sebagai anak usia belasan dengan adik saya yang baru masuk SMA kelas 1, masuk usia yang rawan-rawannya dalam hidup, butuh arahan dan bimbingan ternyata tidak mudah. Tidak mudah kehilangan ibu dalam usia seperti ini, harus vakum dari dunia perkuliahan sementara dan terlebih dengan kondisi keluarga yang tidak stabil sesudahnya.

Saya tidak marah akan kehilangan, pun pada Allah. Tapi kondisi rumah saat itu yang tidak baik dan banyaknya kenangan saat saya harus tinggal di rumah dalam waktu lama, ternyata kerepotan untuk dapat saya tangani. Hubungan dengan bapak yang memburuk, sifat bapak yang jauh berbeda telah berubah bahkan sanak keluarga pun yang dulu dianggap dekat malah mengambil keuntungan dari kondisi keluarga kami yang sudah seburuk itu. Masa ini adalah salah satu masa sulit dalam hidup saya.

FOTO TERAKHIR YANG BERHASIL SELAMAT
Ponsel berkamera yang baru saja dibelikan mami saya ketika saya pulang untuk mudik kemarin, hancur dan pecah saat terjadinya tabrakan. Foto si adek dan mami saya yang diambil dengan ponsel itu, untungnya sempat dikirim melalui bluetooth ke dalam ponsel adek sehingga masih terselamatkan. Foto itu sampai sekarang masih kami simpan sebagai foto terakhir dari mami. Adek saya menyesal mengapa tidak mengambil banyak foto bersama waktu itu, namun dia sama seperti saya tentu tidak paham apa yang sesungguhnya akan terjadi berikutnya. Hanya Allah lah yang paling tahu.

Tapi saya harap beliau tahu bahwa anak-anaknya tumbuh dengan baik, sekalipun kami bukan orang-orang inspiratif yang diliput dalam media sosial atau televisi. Namun saya merasa puas, kami tumbuh dengan baik dalam kondisi yang serba sulit. Tidak bergulat dalam pergaulan negatif atau pengaruh kurang baik serta cukup sukses dalam dunia akademi, tidak macam-macam dan lulus kuliah tanpa molor. Dengan kemampuan yang terbatas dan naik turunnya iman, kami adalah juga hamba yang berusaha untuk terus mendekatkan diri pada sang pemilik hati dan nyawa kami demi kebutuhan kami akan cintaNya dan demi aliran pahala kepada orang tua kami. Semoga beliau juga merasa bangga, meskipun tidak berada bersama kami dalam masa-masa yang paling sulit dan paling penting.

SHE'S MY WHOLE WORLD. Foto ini adalah foto yang terus saya bawa sejak kembali merantau, berjuang lulus kuliah, menyambung hidup dengan menulis sambil melamar kerja, masuk kerja dan berpindah-pindah hingga saat ini. Karena hilangnya file foto kamera ponsel (beserta ponselnya) dengan beliau dan banyak foto-foto yang hilang pasca mami saya rahimahullah karena berbagai sebab.
SAYA DAN MAMI DALAM ILUSTRASI : Jika beliau masih ada dan mendampingi saya saat menikah. Semoga Allah senantiasa mengasihi beliau :')

Ponsel Berkamera dan Saya, Saat Ini
Tentang saya dan ponsel berkamera saya saat ini, setelah kehilangan besar yang melubangi hati saya dan adek ketika itu... saya jadi lebih banyak mengambil foto untuk menyimpan kenangan. Baik bersama keluarga, suami dan teman-teman. Ponsel dengan kamera, bagi saya tidak lagi menjadi kebutuhan pendukung tapi sudah jadi sebuah keharusan karena praktis untuk mengabadikan momentum. Bukan karena narsis akut, tapi juga sebuah kebutuhan akan terekamnya banyak kenangan. Baik yang menyenangkan, membuat kesal atau sedih yang saya lewati bersama mereka.

BERSAMA TEMAN-TEMAN





MOMEN BERSAMA KELUARGA






Saya tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengabadikan dan menyimpan foto bermuatan kenangan dengan cerita dibaliknya yang biasanya saya tulis ulang dalam jurnal pribadi agar tidak terlupa. Foto, tulisan dan ilustrasi bagi saya adalah the best memory keeper. Tidak akan disesali pernah disimpan.

Ponsel berkamera saya juga yang menemani saya untuk mengambil banyak foto untuk keperluan pekerjaan, blogging maupun lomba menulis. Selama ini hasil fotonya cukup bagus meskipun kameranya tidak sekeren Zenfone 2 Laser ZE550KL dengan kamera belakang 13 MP, kamera ponsel saya masih dibawah ponsel ini jauh. 10 MP tidak sampai. Kamera depan 5 MP, lagi-lagi ponsel saya tidak ada yang setinggi itu kualitas pengambilan gambarnya.

Jujur, karena tulisan ini saya ikutkan dalam kontes tanpa persiapan khusus dalam waktu yang masih 'beraroma' hari raya, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengambil foto dengan Zenfone ASUS ini. Tapi pada saat saya masih bekerja tahun lalu, teman-teman satu kantor saya kompak membeli Zenfone ASUS dari sebuah e-commerce karena kadar kecakepan ponsel ini. Fasilitas yang keren di kalangan ponsel android, kamera yang terbilang tinggi megapixel-nya juga harga yang tidak seperti bawang kalau dilihat (bikin nangis) menjadi alasan mereka ramai-ramai membeli ponsel keren ini.



Saya juga sudah pernah mencoba utak-atik ponsel Zenfone keluaran ASUS milik teman-teman, sungguh cakep sekali dari desain luar sampai dalamnya. Selain cakep overload, ponsel ini uniknya juga sangat user friendly, tidak sulit dioperasikan bahkan untuk pengguna baru. Saya juga pengin beli setelah melihat kadar cakep ponsel Zenfone ini, tapi saat itu ponsel saya sudah dua dan keduanya berfungsi dengan baik sehingga suami tidak mengizinkan beli. Beda dengan sekarang, ketika ponsel saya yang satu sudah minta pensiun karena software-nya sudah lambat luar biasa padahal tidak banyak data yang saya simpan dalam ponsel. Ah semoga ada rezeki memiliki ponsel Zenfone ASUS ini, insyaAllah :)

sumber foto : dokumen pribadi
foto ASUS : blog Mbak Uniek
ilustrasi : oleh saya, untuk mengikuti Giveaway ini

Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com

July 9, 2016

BLOGGING 1001: TAK HARUS BEGITU



Berasa yang apa aja nih saya nulis soal blogging.

Dibilang master juga bukan, kalau mistar nah mungkin itu baru bener. 

Saya blogging karena saya suka. Ya tempat curhat, ya tempat untuk memelihara skill menulis. Karena saya percaya bahwa skill sebaik apapun akan memudar kalau nggak terus dipakai dan dilatih.

Beberapa bulan terakhir ini, saya baru beneran memperhatikan dunia blogging. Sebelumnya sih enggak, saya cuma memperhatikan blog saya aja. Yang penting domainnya masih hidup dan postingan baru terus ada.

Arus informasi dan tips yang semakin banyak bertebaran membuat blogger jadi belajar SEO untuk meningkatkan traffic. Ya memang butuh, sebuah blog untuk terus berjalan juga butuh bahan bakar bernama traffic.

Saya selalu mengusahakan untuk mampir balik ke teman blog yang datang kesini dan ninggalin komentar. Tapi saya serasa kehilangan rasa tertarik begitu isi blognya mereka ala SEO semua, posting event berturut-turut atau promo produk secara massive tanpa sentuhan personal. Bahkan kalau kita pengin baca tulisan personalnya juga kudu bongkar-bongkar arsip dulu.

Tulisan pribadi ini seperti apa? Review yang personal, pengalaman parenting, curahan pemikiran dan opini mengenai isu apapun. Saya sih menikmati tulisan yang seperti ini, pengalaman mahal dalam kemasan tulisan. Bisa dinikmati gratis tanpa harus mengalami sendiri. Bentuknya macam-macam, bukan cuma curhatan galau kok. Toh maksud dari menulis kan tidak cuma curhat, ya berbagi informasi, beribadah dengan berbagi ilmu dan sebagainya.

Iya sih mereka usaha meningkatkan traffic dengan optimasi mesin pencari. Iya sih semua juga butuh penghasilan kok, saya pun.

Pernah saya curcol soal ini dan seorang teman blog komentar kalau dunia blog udah beda, para blogger bersaing untuk mendapatkan perhatian dari agency atau brand ternama jadi nggak ada lagi tuh curhatan bau galau. Mereka juga nggak bakal tertarik dengan blogger yang isi blognya keluhan melulu.

Ehm, begitukah? Sebagai orang yang tidak pernah bekerja di bidang advertising tentu saja kurang tahu selera brand dan agency saat ini seperti apa.

Tapi sebagai pembaca, saya sih malas mampir dan cenderung melewatkan blog yang isinya serba seo semata.

Belum lama ini saya bergabung dalam komunitas orang-orang penggemar doodling, lettering, manual journaling dan hal-hal 'seni' yang masih dilakukan dengan cara manual. Beberapa diantara mereka memiliki blog dan eh blognya kok lucu-lucu yaa..

Tips blogging menyatakan tulisan harus panjang biar pembaca lama mampir, SEO kudu dipakai, harus gini harus gitu. Tehnikal banget, rumus kalau mau gini ya kita harus gitu. Dan nggak sembarang omong, yang ngasih tips ini orang yang sudah malang melintang di dunia IT. Saya sering baca dari situs-situs konsultasi dan tips yang diasuh oleh orang-orang yang expert di bidangnya ini. They're right! Banget. Saya juga pakai tipsnya kok.

Tapi hal yang saya lupakan dan mungkin juga banyak blogger lain, blogging adalah juga bagian dari seni menulis dan proses kreatif. Yang nggak cuma pakai rumus, tapi juga pakai hati. Nggak cuma hukum mau ini harus ini tapi juga bagaimana proses kreatif kita menyentuh hati orang-orang yang mampir tidak hanya membuat mereka berkerumun untuk membaca yang sedang kita sajikan. Less is more.

Nulis sedikit, cuma refleksi diri dan kehidupan sehari-hari kalau ditulis dengan sepenuh hati juga bikin kerasan bacanya.

Kalau memang harus nulis panjang dan ala-ala SEO karena suatu hal ya diimbangi dong dengan postingan personal di posting-posting selanjutnya gitu misalnya. 

Tulisan ini adalah murni curcolan saya, seorang blogger juga pembaca blog yang antusias. Refleksi 7 tahun blogging. Tidak perlu merasa tersinggung. Ingatlah bahwa apapun kata orang, blog kita tetap otoritas kita sendiri. So just go with it.



July 4, 2016

INGIN MENJUAL MOBIL PRIBADI? BACA DULU INI


Pernah kita ngelihatin mobil kita sambil mikir, sampai kapan kita bareng-bareng terus sama mobil itu?
Selama ini dengan mobil itu kita mungkin telah melewati banyak hal, menyetir mobil pertama kali atau menggunakan mobil tersebut pertama kali bersama pasangan setelah mengakhiri masa single.

Setelah sekian tahun berlalu, kini mobil kita mungkin sudah mulai sering rewel, menyedot dana yang lumayan juga untuk perbaikan. Sekalipun tidak mungkin mudah melepasnya karena banyak masa-masa penting dalam hidup kita yang sudah kita lewati bersama mobil itu. Hehe, melankolis dalam melepas benda kesayangan itu wajar kok, apalagi kita para wanita.

Tapi nggak mungkin juga kita akan mempertahankannya lebih lama lagi karena mobil kita sudah butuh tangan yang lebih teliti merawat dengan kondisinya yang saat ini. Menjual mobil tersebut mungkin adalah keputusan yang sedang kita pikirkan saat ini.

Sedang pikir-pikir untuk menjual mobil kesayangan yang telah lumayan lama kita pakai? Simak dan coba terapkan dulu deh tips berikut.

Tips Mudah Menjual Mobil Pribadi Bekas

#1 Pastikan data mobil sudah benar
Mobil yang kita pakai, misalnya Avanza warna merah. Data begitu saja belum cukup lho untuk menjual mobil dan membuat orang lain tertarik membeli. Pastikan detailnya, seperti keluaran tahun berapa dan seri apa. Beberapa jenis mobil dikeluarkan dengan seri yang berbeda meskipun tipenya sama, setiap seri pun memiliki keistimewaannya sendiri. Jadi pastikan dulu deh data mobil kita seakurat mungkin agar orang tidak bingung dengan penjelasan kita yang terlalu umum sehingga belum mampu menceritakan karakter mobil secara akurat.

#2 Cek kondisi terakhir mobil
Cek ulang kondisi terakhir mobil kita, baik interior maupun eksteriornya dan ambillah foto mendetail yang berhubungan dengan kondisi mobil. Mulai dari bagian-bagiannya yang masih bagus, bagian yang mengalami penggantian (jika bagian yang diganti ini tidak bisa diambil fotonya maka cukup mencatatnya sebagai informasi kepada calon pembeli). Bagian yang gores dan kekurangan mobil kita pun harus kita teliti dan catat agar pembeli yang tertarik puas dengan kondisi mobil yang dia beli nanti. Menjelaskan kondisi mobil sangat bagus dan cacat yang minim padahal sebenarnya tidak demikian hanya akan memperkeruh masalah dimasa depan lho. Resiko pembeli tidak puas dan batal melakukan pembelian atau calon pembeli kita dimasa depan hilang kepercayaannya untuk kita karena testimoni pembeli lalu yang buruk akan tidak baik untuk masa yang akan datang. Jadi, hindarilah memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kondisi mobil yang sebenarnya.

#3 Jual mobil di situs jual beli mobil
Dewasa ini dunia digital sudah mencakup banyak lapisan masyarakat. Bahkan juga merubah kebiasaan belanja dan informasi banyak orang. Orang-orang yang ingin membeli sesuatu saat ini cenderung mengedepankan survey harga dan kondisi barang di situs pencari untuk mendapatkan harga dan kualitas produk terbaik. Ini berlaku baik untuk barang baru maupun barang preloved.

Bagaimana caranya agar mobil yang ingin kita jual membuat banyak orang mengetahuinya? Tidak cukup dengan pemberitahuan kepada teman dan kerabat, kita juga harus memajang mobil kita di situs jual beli mobil. Jika pengguna internet yang ingin membeli mobil bekas dan kemudian mereka mencari informasi harga dan spesifikasi mobil terbaik, maka besar kemungkinan dia akan melihat iklan kita untuk kemudian menghubungi kita jika tertarik dengan mobil yang kita jual. Kemudian setelah negosiasi cocok, kita dan calon pembeli cukup mengatur waktu bertemu untuk melihat kondisi mobil untuk keputusan pembelian. Mudah dan hemat energi, kan? :)

July 3, 2016

SEMANGAT KEMBALI SEUSAI LIBUR LEBARAN


3 hari terakhir menjelang lebaran!
Yayness! Untuk waktu liburan dan pulang kampung, menggenapkan kerinduan tentang kenangan lalu dan berkumpul bareng keluarga.
Tapiii Ramadhan sebentar lagi berakhir, dan lagi-lagi pada pengakhiran bulan saatnya kita menapak kembali review ibadah kita selama bulan Ramadhan ini. Apa kabar kita dalam sebulan? Apakah target-target tercapai atau malah belum sama sekali?
Semoga kita masih diperkenankan untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun-tahun yang akan datang ya :)

Jadi libur lebaran ini ambil cuti berapa hari? 1 minggu? Satu minggu lebih dikit? Yang selalu kita rindukan dalam bulan Ramadhan adalah acara kumpul-kumpul bersama keluarga, suasana ramadhan dan lebaran yang syahdu dan bikin rindu, masakan ibu atau nenek yang rasa khasnya bikin kangen dan obat mujarab penangkal homesick, kue lebaran dan acara saling bertamu dengan tetangga. Memang sih bikin THR cuma uang lewat di rekening yang selintas doang mengendap, tapi kok sepadan ya sama bahagianya :p

Saat ini, libur boleh berasa lama, tapi toh akhirnya akan selesai juga liburnya. Kita kemudian harus kembali lagi di rutinitas semula. Kembali ke rutinitas dan realita, juga tantangan yang mesti kita hadapi kembali. Inilah masa-masa nggak nyaman karena masih rindu kampung halaman, rindu nyamannya liburan tapi rasanya waktu cepat sekali berakhir.

Duh mikirin liburan usai dan harus kembali ke rutinitas aja udah bikin melankolis ya? I feel the same back then. Nah berikut ini hal-hal yang saya lakukan untuk meminimalisir kemalasan untuk masuk kantor dan kembali pada rutinitas, pada tubuh yang settingnya masih lebaran ke siap untuk menghadapi hari penuh tantangan kembali. Apa saja itu?

Coba Lakukan ini Untuk Semangat Menghadapi Hari Seusai Liburan

#1 Buat rencana
Masih asing dengan cara ini? Maksudnya susun rencana di agenda kerja atau agenda pribadi kita tentang hal-hal yang harus dilakukan saat kembali ke kantor, termasuk juga pekerjaan yang menunggu karena tertunda liburan. Jangan biarkan tabel rencana polosan saja, bubuhi ilustrasi sticker atau foto yang menyenangkan selama liburan. Melihat to do list yang panjang tapi sedap dimata bisa bikin semangat lho!

#2 Stock cemilan, makanan atau oleh-oleh dari mudik
Jangan lupa untuk minta tolong keluarga yang sekalian belanja untuk nitip beli oleh-oleh khas kampung halaman untuk kita bawa kembali. Atau masakan ibu dan nenek yang sekiranya awet untuk dibawa-bawa, misalnya saja dendeng, kering tempe dan sebagainya. Biasanya keluarga suka bawain kita kerdusan oleh-oleh yang banyak plus untuk dibawa buat oleh-oleh teman kantor juga. Bawa makanan rumah atau kampung halaman dan masih kita makan saat kembali ke rutinitas bikin rindu terbantu untuk lumayan terobati. Ya kan?

#3 Sisihkan me time yang bisa dilakukan tanpa meninggalkan pekerjaan
Seminggu pertama terasa penat karena pekerjaan yang kita tinggalkan selama waktu mudik ternyata super banyak? Badan jadi makin terasa pengin istirahat dan kangen kampung halaman? Sisihkan waktu sejenak untuk berdiri dan stretching, seduh minuman favorit kita dan kembali ke meja. Nikmati minuman selagi hangat bersama dengan stock cemilan oleh-oleh yang berdiam di kotak bekal kita. Slow down. Beri tubuh kita waktu untuk relaksasi sejenak, atau sambil mengerjakan to do list di kantor yang paling ringan hari itu.

#4 Maksimalkan diskon untuk office wear & stuff
Menjelang lebaran, diskon di ecommerce maupun mall pasti sedang heboh-hebohnya ya kan? Nah kalau biasanya kita mempersiapkan baju lebaran, perlengkapan ibadah baru atau kado untuk keluarga, kali ini manfaatkan juga deh diskon lebaran untuk membeli kemeja wanita terbaru misalnya, atau sepatu kerja yang nyaman dari Mataharimall.com untuk dipakai setelah liburan berakhir. Kalau diskon juga mampir ke toko alat tulis, sekali-sekali beli deh alat tulis dan perlengkapan kantor yang itemnya lucu dan kita suka. Bisa jadi mood booster untuk kerja kita seusai liburan. Biar bawaannya nggak homesick kambuhan :D

Semoga tipsnya membantu meningkatkan mood bekerja teman-teman seusai libur lebaran ya... kalau ada tambahan silakan dishare di kolom komentar :)

June 30, 2016

JENIS BAHAN HIJAB BERKUALITAS UNTUK REFERENSI DALAM BERHIJAB



Material atau bahan berkualitas pada kerudung yang anda kenakan akan mempengaruhi penampilan anda. Selain itu bahan yang berkualitas pun akan memberikan setiap perempuan kenyamanan dalam mengenakan kerudung pada berbagai kegiatan baik indoor maupun outdoor. Trend hijab di negara kita saat ini sudah berkembang menjadi semakin lebih baik, hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya jenis kreasi hijab yang kini dipasarkan melalui internet. Dengan demikian, setiap perempuan berhijab bisa memilih item mana yang tengah dibutuhkannya. Berikut ini akan saya paparkan beberapa jenis bahan berkualitas yang bisa kita jadikan referensi ketika akan membeli model dan jenis kerudung yang kita inginkan:

#1 Sutra
Masih ingat legenda ular sutra yang terkenal itu? Ulat sutra juga tidak kalah legend lho, ulat sutra adalah binatang yang menghasilkan sutra dan berkontribusi besar dalam perkembangan fashion saat ini. Sutra merupakan bahan yang sangat halus sekali sehingga akan sangat nyaman untuk digunakan seharian. Sutra dikenal pula dengan sebutan kain satin yang merupakan jenis kain yang terbuat dari bahan sutra asli. Selain itu, bahan yang satu ini kerap digabungkan atau dikombinasi dengan kasmir untuk jenis kerudung pashmina. Perpaduan antara kasmir dan sutra ini menjadikan jenis kerudung pashmina asli Persia menjadi jenis kerudung yang memiliki banyak kelebihan bagi pemakai serta merupakan jenis kerudung berkualitas premium yang tentunya tidak hanya nyaman ketika dikenakan akan tetapi sangat elegan ketika dipakai pada berbagai kegiatan yang kita lakukan sehari-hari

#2 Katun
Katun atau cotton merupakan bahan yang telah lama digunakan untuk berbagai keperluan pakaian. Seiring dengan perkembangan trend hijab yang semakin maju, bahan yang satu ini pun banyak digunakan sebagai material kerudung dengan kualitas yang sangat baik. Material kain katun merupakan material yang memiliki kualitas bagus dan diakui karena terbuat dari serat kapas alami. Selain itu, bahan ini mampu menyerap keringat secara maksimal lho! Sehingga cocok untuk dipakai dalam berbagai kegiatan bahkan juga aktivitas outdoor kita.

Bagi teman-teman yang saat ini tengah membutuhkan produk busana muslim berkualitas terbaik dengan bahan yang bagus dan berkualitas, kini teman-teman dapat mengunjungi toko online hijup.com. Toko online ini merupakan toko busana muslim terbaik dengan penawaran harga yang bersaing. Selain itu, toko online yang satu ini memiliki banyak pilihan produk berkualitas rancangan dari desainer ternama. Penasaran? Langsung saja cek ke websitenya ya!

June 27, 2016

SEDERHANA, ANGGUN, STYLISH DENGAN KOLEKSI PAKAIAN HIJAB DI HIJUP.COM



Omong-omong tentang fashion, sudah pasti berhubungan dengan yang namanya gaya hidup. Dalam hal ini, seorang perempuan identik dengan keinginan agar penampilannya selalu terlihat cantik dan modis. Jika melihat perkembangan, industri fashion saat ini memang sedang mengalami masa transisi terutama bagi perempuan muslim. Ini terlihat dengan semakin banyaknya perempuan muslim terutama di kalangan remaja yang kini sudah mengenakan pakaian hijab dalam keseharian. Selain memang karena kewajiban, mengenakan busana yang menutup seluruh bagian aurat tersebut ternyata memiliki banyak sekali manfaat. Misalnya dari segi kesehatan, menjaga pandangan yang bukan mahram dan tentunya dari segi kenyamanan jiwa.

Dengan semakin banyaknya perempuan muslim terutama di kalangan anak muda yang kini berhijab, maka semakin banyak pula toko yang menyediakan busana muslim khusus perempuan dengan model dan motif yang memiliki sentuhan berbeda. Bukan hanya toko konvensional saja, dengan memanfaatkan media yang saat ini memiliki pengguna aktif paling banyak yaitu internet, kini Anda juga bisa mendapatkan pakaian hijab branded dan berkualitas melalui online shop. Salah satu online shop terlengkap yang menyediakan semua kebutuhan bagi para muslimah seperti baju hijab, busana muslim pelengkapnya seperti outer, juga aksesoris lainnya yang bisa menunjang penampilan berhijab kita adalah hijup.com

Hijup.com adalah online shop atau islamic fashion e-commerce pertama yang menyediakan semua kebutuhan busana muslim perempuan terlengkap pertama. Produk yang ada di hijup.com seperti dress hijab, busana luaran, ciput, hijab dengan jenis yang bervariasi dan aksesoris lainnya semuanya merupakan produk dengan brand ternama dan berkualitas. Bagi kita atau para muslimah khususnya yang ada di Indonesia dan ingin membeli pernak-pernik kerudung atau busana muslim lainnya, bisa mengunjungi online shop hijup.com. Disana kita juga bisa lho menemukan hampir semua yang kita butuhkan agar bisa terlihat rapi, stylish namun tetap sopan dengan berhijab. Dengan cara pemesanan yang mudah, pelayanan yang ramah dan juga cara pembayaran yang tentunya aman hijup.com bisa banget menjadi tempat belanja online yang tentunya menyenangkan dan bermanfaat bagi muslimah. Karena jika kita mengunjungi situs tersebut, kita tidak hanya akan disuguhi koleksi semua kebutuhan muslimah saja, tapi untuk kita yang pemula dalam berhijab kita juga bisa melihat tutorial cara mengenakan hijab yang baik dan mudah. Oke kan?

June 25, 2016

CANTIK LEBARAN DI DEPAN SUAMI DAN MAHRAM DENGAN BERRYBENKA

Lebaran tahun ini memiliki arti khusus buat saya. Kalau menjelang lebaran tahun lalu, saya masih panik merancang perjalanan mudik dan ketar-ketir karena tiket pesawat yang mahalnya menguras kantong banget, sekarang tidak lagi.

Lebaran lalu pula saya masih dalam masa long distance marriage bareng suami, status yang syukurlah sekarang sudah berakhir. Betapa ini ramadhan dan lebaran spesial buat saya karena merupakan pengakhiran untuk satu hal namun juga titik awal dari dimulainya hal lain yang sama pentingnya.

Tahun lalu, saya masih menjadi pekerja korporat penuh waktu dengan sela waktu menerima pekerjaan lepas. Meskipun fee dari pekerjaan lepas cukup lumayan, tapi namanya juga freelance... tentunya tidak datang secara rutin dengan jumlah yang sama pula. Pada saat itu saya tidak terlalu memikirkan berapa pendapatan yang masuk dari freelance mengingat sebagai pekerja korporat saya masih punya penghasilan rutin setiap bulannya .

Ketika saya melepaskan pekerjaan tetap dan memutuskan untuk mendalami dunia pekerja lepas, saya mendapati cara pandang saya ternyata juga berubah. Pekerja lepas hanya akan mendapatkan pekerjaan lagi jika hasil kerja terakhirnya bagus. Pekerja lepas juga tidak bisa memiliki waktu luang dan menunda apa yang ada di pikiran. Ini beda banget dengan pekerja tetap yang setelah beradaptasi dalam beberapa waktu akan mampu menemukan pola kerjanya, kapan dia harus cepat dan kapan dia bisa slowdown. Padahal dulunya jujur deh saya pikir pekerja lepas itu bisa libur dan kerja sesuai keinginan sendiri. Tapi kok nggak juga.

Ternyata jika menunda pengerjaan sebuah proyek meskipun hanya sedikit, pekerja lepas bisa keteteran kalau keesokannya ternyata banyak proyek tidak terduga yang menunggu konfirmasi. Kalau tidak diterima ya sayang rezeki lewat, kalau diterima ya pusing mengatur waktu. Karena itu saya selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan apapun yang datang dalam waktu yang lebih cepat dan maksimal agar tidak keteteran, teorinya sih. Prakteknya sering juga keteteran terutama kalau pekerjaan rumah tangga semacam memasak dan seterusnya sedang sangat menyita waktu dan sayanya capek berat.

Yang akhir-akhir ini saya sadari, mood adalah sesuatu yang sangat penting bagi pekerja lepas seperti saya yang sebagian besar pekerjaan dan proyeknya datang dari bidang kreatif.

Menurut pandangan orang kebanyakan, pekerja lepas apalagi yang bisa kerja dirumah itu enak banget lho! Bisa pakai piama doang sambil kerja atau malah pakai daster doang juga nggak masalah. Ya memang sih, ada benarnya juga. Kalau kerja di rumah ya siapa pula yang mau lihat kita pakai apa ya kan? Entah sudah mandi entah belum mandi, ya siapa pula yang mempersoalkan. Saya juga gitu, pakai baju santai yang bisa buat tidur awal-awalnya sih pas ada tawaran kerjaan yang bisa dikerjain di rumah saja. Ternyata kok sayanya malah jadi bawaan ngantuk melulu, pengin tidur dan nggak tahan lama berada di depan laptop atau menyusun konsep di buku sketsa. Padahal sudah pakai hidangan wajib kopi susu favorit dengan pendamping cake atau cokelat lho! Nah lho.

Mungkin sayanya juga yang cewek-kantoran banget atau gimana entah ya, tapi kemudian saya nyobain beli pakaian kerja untuk wanita yang bisa dipakai di rumah depan suami dan mahram tapi juga tetep nyaman dan bikin tingkat kecakepan saya naik sekian persen, sejenis blouse gitu. Buat saya sih penting banget untuk tetep cakep meskipun di rumah apalagi di depan suami, wajib gitu meskipun ya suami juga janganlah mentang-mentang cowok terus di depan istrinya malah kucel-kucel :D Dua-duanya harus saling menyenangkan pandangan satu sama lain dong... ya kan?

Saya nyobain pakaian kerja dari Berrybenka yang sedang diskon dan bebas biaya kirim pula, sampainya cepet dan dipaketin dalam kotak eksklusif yang nggak bakal malu-maluin kalau dikirim ke siapapun sebagai kado. Eh ternyata juga masih bonus kartu diskon dan vitamin pula, kan saya jadi kesenengan.


Waktu saya coba bajunya makin seneng lagi, karena kainnya memang bagus dan nyaman padahal harga diskon. Yang paling top, bajunya juga true size! Ada ukuran yang disertakan dan ukurannya akurat, pas banget dibadan saya. Dan ternyata cara ini cukup efektif, pakai baju cakep untuk kerja di rumah beneran mendongkrak mood untuk menyelesaikan project-project pekerja lepas saya lho!

Habis dikomentari paksu (pak suami) kalau baju yang saya beli bagus, saya jadi ketagihan beli baju lagi dari Berrybenka. Kayaknya bakalan beli bertahap tiap bulan kedepan. Saya sih prefer Berrybenka dibandingkan Hijabenka karena blouse dan baju-baju wanita lainnya cantik-cantik buat dipakai di rumah, buat saya keluar rumah sudah cukup dengan gamis dan kerudung dominan warna gelap yang sudah banyak dalam lemari. Sering juga pakai gamis yang bentuknya coat sebagai lapisan luar pakaian dalam rumah terus langsung cus keluar. Koleksi Hijabenka memang sih cantik-cantik, tapi kalau dipakai di rumah malah terlalu tertutup buat saya haha.

Lebaran tahun ini saya pengin berlebaran dengan blouse-blouse-nya Berrybenka yang semuanya cantik banget dan bisa naikin tingkat kecakepan saya untuk dipakai kumpul bareng tante-tante saya juga tante-tantenya paksu. Tentulah lebaran ini akan banyak acara kumpul keluarga, berhubung sekarang saya juga tinggal tidak jauh dari keluarga dan saya nggak mau juga kumpul-kumpul acara wanita dan mahram dengan pakaian seadanya. Tante-tante saya soalnya paling suka rewel gitu deh kalau menilai ponakannya kurang modis. Usai lebaran bisa dipakai dalam rumah untuk mengerjakan project lepas atau bahkan buat masak. Masak tetep cakep kan keren gitu macem chef yang di tv itu :D Ah baru pengin dan ngebayangin saja saya sudah berasa keren haha!
Nah ini wishlist saya:

7 Blouse Berrybenka untuk Tampil Cantik di Depan Suami dan Mahram saat Lebaran

#1 Bell sleeves sweater black
Warnanya hitam yang berkesan elegan tapi juga bisa bikin efek kurus *eh. Dalam bayangan saya blouse ini akan manis banget dipakai, apalagi dengan aksen renda putih dan pita shiny-nya yang classic yet classy. Mau mau!

#2 Ren top in grey black grey
Ini longgar tapi keren bajunya. Panjang asimetris dengan separuh garis-garis dan separuh polos. Keren banget ala maskulin-feminin gitu. Yang garis-garis agak mirip motif umum jasnya para pria soalnya.


#3 Mercy top red
Merah adalah salah satu happy color saya, selain itu warna ini kan memang bawaannya bikin nambah semangat aja. Aksen kerut dan peplum atasan ini pas banget deh untuk menutupi badan yang mungkin "lebar-an" habis ngemilin kastengels satu toples saat lebaran. Haha.


#4 Aurelia batik kontemporer lereng
Sebel nggak sih kalau baju batik yang imut-imut di mall biasanya sleeveless atau lengan pendek? Jadi kan nggak bisa dipakai wanita berhijab. Siapa bilang nggak bisa, bisa banget kok kita pakai... di rumah. Hihi. Suka banget aksen patchwork dan asimetris blus batik ini. Kayaknya keren dipadu bawahan warna mocca punya saya di rumah nih.


#5 Turtleneck vina top white
Kata Paksu saya kelihatan oke kalau pakai baju warna putih atau cream. Jadi lucu juga kayaknya kalau pakai ini. Apalagi blus ini saya juga suka modelnya, elegant yet feminine. Mau banget ih masukin ini ke keranjang belanjanya Berrybenka.


#6 Camia dress navy
Model baju seperti camia dress ini lagi trend banget, satu baju yang terlihat seolah rangkap dari dua baju. Aksen kerah bajunya itu lho bikin gemes, tapi kalau saya pakai juga nggak kelihatan ya ketutup kerudung. Jadi okenya dipakai di rumah kalau buat saya. Ini dress-nya memang lengan panjang, tapi panjang badannya cuma selutut kok. Biar unyu kayak power pop girls *eh.


#7 Chirof cream top light yellow
Ini warna kuningnya lembut banget nget. Cucok marucok untuk dipakai semua warna kulit. Yang coklat kelihatan eksotis, yang kuning dan putih kulitnya kelihatan glowing. Aksen lengannya yang pakai ruffle manis tanpa terlihat berlebihan dan rapi cocok untuk dipakai ke acara keluarga apalagi yang tantenya pada rewel kayak tante-tante saya. Manis banget lah blouse ini meskipun nggak ada taburan gulanya. 


Udah itu aja? Percayalah wishlist saya dari Berrybenka ini banyak banget, kalau didaftar semua mungkin nggak selesai sampai 3 hari kedepan saking bajunya juga pada over imut-imut semua. Sementara itu dulu lah ya.


Mengapa belanja di Berrybenka?
#1 Harganya bersahabat banget, banyak diskon pula
#2 Modelnya bagus-bagus dan kekinian
#3 Cocok untuk window shopping semua wanita baik yang berhijab maupun tidak
#4 Free ongkos kirim tanpa minimum pembelian
#5 Customer service-nya helpful sekali ke pembeli maupun calon pembeli
#6 Bisa cash on delivery atau COD
#7 Banyak bonus yang bikin happy terima paketnya (paksu sampai kaget happy mail saya dari Berrybenka ada vitamin didalamnya, dia kirain saya beli vitamin di Berrybenka dong)
#8 Kemasannya keren, belanjaan kita dipaketin dengan kemasan yang oke dan 'nampak mahal' padahal belanjaannya murah
# etc. banyak lah lainnya. 
Mendingan coba belanja biar tahu apa yang bikin ketagihan belanja disini deh. Soalnya saya udah nyoba terus ketagihan *kekepin dompet*. 
Yuklah nggak cuma women stuffs aja lho, buat pria juga ada. Sekalian belanja buat keperluan kita dan pasangan pun bisa banget.

Saya yang terima paket Berrybenka langsung bahagia, nggak cuma pas lihat diskonnya :p