September 20, 2016

MENGAPA KITA PERLU KONTAK JASA ANTI RAYAP


Make sure you saved well any urgent contact to your home management notes, buat saya salah satu kontak urgent itu adalah kontak jasa anti rayap. Utamanya bagi kita yang memiliki bagian rumah berdinding kayu atau beberapa bagian dari rumah tersebut juga terbuat dari kayu seperti pintu, jendela dan lainnya.

Rayap itu ngeri lho. Mungkin karena saya punya pengalaman yang nggak enak dengan rayap sejak kecil. Pasalnya rumah kakek nenek saya di desa terbuat sebagian dari kayu dan sebagian lagi dari bambu yang sama-sama kegemarannya rayap ini. Terkena gigitannya rayap ini sakit banget, serius soalnya saya juga pernah kena gigit. Gigitannya setajam silet, cukup masuk akal karena dia bisa memakan kayu sebegitu padatnya dengan gigitan.

Rayap selalu punya celah untuk datang dan beranak pinak dalam kayu, jumlahnya jadi banyak banget. Kita nggak bakal tahu dia ada di dalam kayu itu, menggerogoti inti kayu hingga jadi bolong dan kehilangan isinya. Ketika rayap sudah semakin parah memakan kayu tersebut yang menyebabkan bagian luar kayu ikut berlubang, sering kali kita baru tahu kalau dia ada bersama kawanannya di dalam sana. Pada kasus yang parah, rayap sangat membahayakan karena ulahnya dapat mengeroposi tiang kayu atau penyangga bangunan lain yang terbuat dari kayu hingga rapuh. Efeknya bangunan yang kerangkanya dikeroposi rayap berkemungkinan ambruk. Sebuah bangunan yang ambruk dapat menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

Hewan ini menyerang bangunan, tumpukan kertas bekas maupun buku yang jarang dibuka tanpa bisa kita hindari. Memang tergantung ketebalan kayu juga, pada kayu yang tipis seperti misalnya rotan bambu yang dianyam dan dijadikan dinding, rayap bisa dikenali dengan bentuk sarangnya yang khas yaitu berupa tanah kering seperti terowongan gua mini yang mengular merambati dinding.

Pemberantasan rayap ini jika kita lakukan sendiri mungkin cukup memakan waktu dan mungkin kita juga tidak tahu cara mengatasinya. Dulu kakek nenek saya menggunakan minyak tanah untuk melumpuhkan dan membunuh rayap, sementara saat ini minyak tanah sudah mulai langka di pasaran. Yang perlu kita lakukan adalah menyimpan kontak jasa anti rayap untuk kita hubungi sewaktu-waktu dibutuhkan. Kan kita juga tidak pernah tahu kondisi detail rumah kita, menghubungi dan menggunakan jasa mereka untuk pencegahan akan lebih baik.

PawangRayap.com menyediakan jasa untuk membasmi rayap yang bisa menyelesaikan masalah dengan rayap untuk kita yang tinggal di Surabaya, Malang, Sidoarjo, Bali dan Provinsi DKI Jakarta. Saat ini PawangRayap juga sedang berusaha memperluas area pelayanan untuk Bekasi, Bogor, Depok dan daerah lainnya agar lebih mempermudah kita yang membutuhkan jasanya. Selain jasa anti rayap, PawangRayap juga melayani jasa pemberantasan hama seperti lalat, kecoa juga tikus. Untuk kontak, garansi jasa dan jaminan mutu PawangRayap bisa kita akses selengkapnya di web PawangRayap.com.

Teman-teman pernah bermasalah dengan rayap juga?

September 14, 2016

( REVIEW ) LYRA VIRNA SYARI - AISYIAH SET IN PURPLE MINT


Beberapa bulan lalu waktu adik saya wisuda, ada foto yang memang diambil di studio dan saya kemudian mendapat pertanyaan dari teman-teman kalau gamisnya bagus dan mereka nanya ini produk brand apa. Dia sejak jauh hari sudah bilang kalau dress codenya mint, boleh hijau mint atau biru mint dan langsung protes gitu saya nego kalau pengin pakai baju dan kerudung item aja haha (saya jarang banget pakai warna-warna pastel dengan model classic yet sweet gini kecuali untuk acara formal). Yah sudahlah akhirnya gamis ini keluar dari lemari lagi.



Yang saya pakai ini gamis model Aisyiah dengan warna ungu mix hijau mint punya Lyra Virna Syari (LVS). Kalau nggak salah nama bajunya Aisyiah Purple-Mint. Saya pernah review mengenai model Abu Dhabi disini. Dan nggak terlalu cucok dengan bahan dan looks-nya tapi aisyiah does suit me well.

Untuk berikutnya hal-hal yang 'ladies thing' banget saya akan lebih sering post di blog ini seperti baju, make up dan aneka tetek bengek yang cewek banget.

Review Gamis Set Aisyiah Purple-Mint by LyraVirnaSyari

Warna:
Warnanya cakep, mengingatkan saya akan warnanya Ariel yang mermaid itu. Ini baju yang jarang keluar dari lemari sih sebenarnya. Cakep tapi agak mengkhawatirkan karena warnanya pastel dan muda gini jadi rawan kotor. Nyucinya butuh effort juga kan?

Bahan:
Bahan gamis yang saya punya ini crepe cukup tebal, dua lapis pada bagian kerudung sehingga meskipun warnanya pastel tapi nggak terawang dan adem. Untuk bagian gamisnya berupa crepe lapis sifon di bagian dalamnya yang lembut dan adem. Rangkap sifon bagian dalam gamis ini sayangnya cuma di bagian roknya saja, nggak sampek atas dada dan lengan. Memang sih jatuhnya adem tapi agak kurang 'aman' aja, kudu banget pakai daleman ini mah.

Warna rendanya bagus ada biru, ungu, sedikit pink dan hijau mint dalam paduan warna di rendanya.

Sayangnya bahannya mudah kusut menurut saya, udah disetrika sehalus mungkin dipakai bentar sudah lecek bahkan cara ngelipatnya jadi beberapa lipatan aja bisa bikin kusut.

Kenyamanan:
Ini gamisnya adem ya, nyaman sih dipakai seharian. Terutama acara wisuda yang padat dari pagi banget sampek sore ini masih nyaman aja dipakai. Saya mix dengan double sole sneakers soalnya berdesakan dan naik tangga di gedung kampus ngantri sama wali alumni lain tuh effort-nya 'fiuh' banget. Sneakers juga nggak terlalu kelihatan karena ketutup gamis, keputusan yang benar-benar saya syukuri mengingat banyak wali murid yang pakai high heels dan ujung-ujungnya belom sampek tempat duduk sudah kepayahan naik tangga. Ada juga yang sebel terus nyopot selop high heelsnya.

Cutting:
Cuttingnya bagus ini bikin pemakai kelihatan tinggi semampai dan lebih ramping hahaha. Roknya lebar khas LVS. Such a great work from LVS untuk potongannya. Kerudungnya yang nggak terlalu panjang kalau menurut saya karena saya biasanya pakai yang lebih panjang dari ini, tapi karena berbelah tengah dan bisa di-style menyamping jadinya menyamarkan bentuk dada.

Harga:
1,2 mio di label bajunya

Kesimpulan:
Untuk model ini saya suka banget produknya LVS. Kalau pengin nyobain produknya LVS, saya suggest untuk mampir dan nyobain sendiri dulu deh di butiknya karena nggak semua model, bahan dan warna yang kelihatannya bagus bakal cocok sama kita. Kalau sudah dicoba sendiri kan jatuhnya menghindari kekecewaan begitu sampai di tangan eh ternyata nggak pas di hati, padahal harganya ya gitu deh.

September 6, 2016

BLOG CUSTOMIZED: RUMAH BELAJAR BY RENY HENRIYANI

Senang sekali dipercaya untuk mendadani blog seseorang lagi, dengan kemampuan saya dalam mendadani layout yang masih jauh dari professional. Yang sebelumnya nggak kenal jadi kenal dan berinteraksi, nambah juga list teman bloggernya. Saya mengenak Mbak Reny via email atas pertanyaannya untuk proyek mendadani blog ala saya yang bisa dilihat di tab portofolio blog ini dan berlanjut pada proyek kami untuk rombak layout blog Mbak Reny di www.renyhenriyani.com.

Mbak Reny menyampaikan bahwa ingin layout dasar putih dengan detail warna peach dan hijau muda, sidebar di kanan, page home about di atas header dan label utama diletakkan dibawah header dengan icon senada. Layout dan font dipilih oleh Mbak Reny sendiri untuk header.

Namun dalam perjalanan diskusi kami desain awal mengalami banyak perkembangan dan perubahan, awalnya post title dan date header memiliki background tekstur dan headernya cenderung minimalis kemudian karena Mbak Reny ternyata lebih suka desain yang nampak ramai dan senada sehingga headernya seperti saat ini dan detail di-bodynya lebih minimalis. Tidak cuma keinginan Mbak Reny yang berubah, saya juga mengalami perubahaan desain karena seperti yang sudah saya bilang sebelumnya saya baru merasa puas dan klik ketika merasa desain layout blog sudah mewakili image blog sepenuhnya. Untunglah Mbaknya sangat helpful dan tidak keberatan blognya diutak-atik dan bolak balik berubah desainnya.

Karena itu saya berulangkali mengganti desain header dan body hingga menurut saya perpaduannya sudah benar-benar pas dengan menyimpan backup desain yang sebelumnya Mbak Reny sudah setuju tentu saja. Begitu dapat hasil akhir yang saya paling cocok dan sudah merasa paling mewakili image blog Rumah Belajar ini, syukurlah Mbak Reny suka dan cocok dengan hasil akhirnya. Alhamdulillah :)

Mengerjakan desain blog memang cukup rumit, setidaknya bagi saya. Menyatukan keinginan dari pemilik blog, kemampuan saya dan 'jiwa' dari blog tersebut. Tapi seneng banget kalau pemiliknya suka dan hasil akhirnya pas di hati. Waktu-waktu begadang nyoba-nyoba dan mikirin kudu diapain berasa kebayar semua.

Terima kasih sudah mempercayakan kepada saya dandanan blognya, semoga terus-terusan suka dan semoga semakin betah ngeblognya ya mbak :D

Untuk melihat full desain teman-teman bisa mengunjungi blog Mbak Reny pada link diatas, sekalian menyapa pemiliknya :)

Jika teman-teman suka dengan hasil pengerjaan saya, boleh hubungi saya via email di anindyarahadi@gmail.com, tanya-tanya dulu boleh kok ;) sementara Blogger platform only.





August 30, 2016

WUJUDKAN KEBEBASAN FINANSIAL KELUARGA DI MASA DEPAN DENGAN INVESTASI

"Kita harus mikirin kebebasan finansial di masa depan deh," kata suami, suatu hari sepulang kerja.
"Eh? Kok tiba-tiba," tanya saya, memandang dia penuh tanya.
Saya tahu dia bukan orang yang penuh euforia ketika sedang tertarik dengan sesuatu, apapun itu termasuk maraknya penawaran investasi dengan iming-iming berbagai keuntungan.
"Just in case sih...,"
"Terus mau investasi dimana?"
"Jadi tadi sempat ditawarin teman untuk investasi di kantor dia, perusahaan investasi dan trading gitu. Makanya nanya-nanya pendapat kamu,"

Pernyataan dan pertanyaan dia barusan tentu sudah dipikirkan dan diolah sekian lama sebelum menjadi topik pembicaraan kami. Dulu saat dia mengetengahkan pentingnya asuransi kesehatan bagi kami juga diawali dengan pembicaraan yang serupa. Topik itu dia bicarakan juga bukan asal karena misalnya semua orang yang dia kenal memakai asuransi tambahan yang dibayarkan mandiri, namun justru lebih dari itu. Suami sebagai tenaga medis sering sekali menjumpai kasus di tempat kerjanya tentang masalah asuransi. Antara biaya berobat di rumah sakit yang tinggi, fasilitas berobat yang butuh lengkap dan bahkan asuransi yang promosinya bagus tapi justru banyak pengecualian, tidak menanggung semua kebutuhan pemilik premi dalam menjalani pengobatan.

Dan sekarang soal investasi. Bukannya saya tidak setuju, sebagai orang yang cukup lama bekerja di bidang keuangan sebuah perusahaan saya juga mikirin itu sejak lama, namun berhubung saat ini sebagai ibu rumah tangga ya tentu semuanya harus atas izin suami.
Tapi biar semuanya jelas, saya pikir kita memang harus ngobrolin ini lebih detail.

ilustrasi: pribadi dan poems.co.id

Kondisi keluarga kecil kami saat ini adalah suami bekerja dan saya ibu rumah tangga, saya tahu apapun itu setiap kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, maka jangan sampai itu timbul. Ya siapa juga sih yang pengin resiko atau kemungkinan terburuk muncul? Tapi saya yakin setiap orang hidup dengan resiko, resiko kesehatan, jaminan hidup dan masa depan yang penuh ketidakpastian. Dalam hal ini kami sama-sama tipe orang yang selalu mengestimasi kemungkinan terburuk dan mempersiapkan penanggulangannya sedini mungkin. Karena itu investasi masuk dalam prioritas kami, salah satu tujuannya untuk mewujudkan kebebasan finansial kami di masa depan. Karena kami juga memiliki impian dan keinginan-keinginan yang untuk saat ini belum dapat terwujud.


Investasi nambah harta? Duit nggak dibawa mati, cuy!
Kalau sudah berniat investasi dalam bentuk apapun itu, entah seorang pengusaha yang ingin ekspansi bisnis, seorang karyawan yang ingin investasi dengan reksadana atau ibu rumah tangga yang ingin membeli kepemilikan saham perusahaan dan logam mulia atau siapapun anda pasti sering mendengar hal tersebut. Saya sepakat bahwa uang memang tidak dibawa mati, uang juga bukan segalanya. Tapi kita juga perlu menyadari bahwa banyak aspek-aspek dalam hidup yang butuh uang, meskipun tidak semuanya. Biaya pendidikan butuh uang, biaya pengobatan, liburan semua juga membutuhkan uang. Dan semakin lama biayanya semakin mahal saja, coba list biaya-biaya diatas dari tahun ke tahun, terus naik, promo atau diskon tidak terlalu signifikan berdampak. Sementara dengan hanya menabung, uang dalam tabungan kita sudah kepayahan menyusul segala macam aspek perekonomian yang serba fluktuatif seperti misalnya nilai tukar mata uang, pajak, ekspor impor dan inflasi.

ilustrasi: pribadi
Itulah mengapa kita butuh investasi, sebagai jaminan masa depan. Jika bukan untuk kita sebagai penanam investasi, maka ingatlah bahwa ini untuk anak cucu kita nanti.

Lebih dekat dengan investasi
Ketika masa kuliah, saya mengambil keuangan sebagai mata kuliah utama. Sementara jika di jurusan saya, keuangan erat sekali kaitannya dengan investasi, saham, budget dan sebagainya. Skripsi yang saya tulis juga mengambil area pembahasan seputar investasi khususnya saham berikut dengan penghitungan rasio yang paling bisa diandalkan pada perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek dalam sektor tertentu dalam kurun waktu lima tahun. Tapi karena setelah lulus saya bekerja di area yang jauh dari area pergerakan saham, maka banyak ingatan yang sudah cukup usang jika berhubungan dengan itu karena tidak sering di latih seperti dulu.

Tapi saya masih ingat bahwa investasi adalah hal yang penting untuk hidup kita dan memang harus disisihkan dari pendapatan tiap bulannya. Investasi itu apa sih?

Investasi adalah harta kita yang kita pergunakan untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi dimasa mendatang. Lebih jelasnya, kita menanam modal untuk memperoleh keuntungan nanti. Investasi nggak harus saham, investasi bisa macam-macam, pembelian logam atau batu mulia yang nilainya diprediksi akan terus naik di masa depan, tanah, hunian dan bahkan gerobak untuk berjualan. Ya, itu semua adalah investasi.

Resiko dan investasi
Kebanyakan orang khawatir berinvestasi karena merasa tidak siap dengan resiko yang muncul dikemudian hari. Tapi apa sih yang nggak beresiko dalam hidup kita? Apapun pasti ada resikonya. Menabung di bank juga beresiko semisal kondisi bank sedang tidak baik dan dibekukan maka uang kita beresiko tidak bisa diambil, bekerja juga beresiko entah dari sisi kesehatan atau keuangan, bahkan jatuh cinta juga penuh resiko ya bok, resiko patah hati dan nggak direstui. Ehem!

Jadi wajar saja kalau berinvestasi juga memiliki resiko, karena dalam melakukan investasi ingatlah bahwa high risk high return. Semakin besar resikonya, hasil yang kita peroleh seiring lebih besar juga. Sama lah ya dengan resiko patah hati yang besar pasti hikmah yang bisa diambil juga besar. Ehem lagi! :p

Tapi dengan modal semboyan high risk - high return maka lantas kita berinvestasi asal, asal resikonya besar pasti modal baliknya gede juga. Jangan ya. Investasi bukan spekulasi buta, harus benar-benar mempertimbangkan banyak faktor, diitung dengan rasio dan dianalisa.

Kalau saya tahu bahwa tahun ini resiko bisnis sektor X sedang sangat rentan karena faktor nilai tukar, perekonomian dan lain sebagainya, biaya tenaga kerja dan operasional yang berpotensi bengkak sementara angka penjualan prediksinya turun maka berarti investasi di sektor bisnis ini beresiko tinggi. Jadi nggak semata dengan pedoman HIHR tersebut, saya lantas investasi besar-besaran di bidang itu. Nggak juga, tetep harus rasional, siapa pula yang mau investasi jor-joran dan kehilangan uang gitu aja? Kan mending didekem dibawah bantal ye kan..

Kalau kita pengin berinvestasi, kuatir banget dengan resiko tapi merasa bingung dengan analisanya jika ngurusin a to z sendiri maka kita bisa pakai investasi reksadana.

Investasi Reksadana
Reksadana apa sih? Sering denger tapi gak bener-bener ngeh.
Kalau mengutip dari undang-undang pasar modal maka Reksadana ini semacam pool yang digunakan untuk ngumpul-ngumpulin dana dari masyarakat yang nantinya diolah oleh manajer investasi. Nah manajer investasi ini adalah orang yang sudah berpengalaman dan lama berkecimpung dibidang investasi. Buat kita yang ogah ribet ngurusin soal investasi dan ingin memastikan kalau uang kita berada di tangan yang tepat maka penting banget untuk memilih perusahaan manajer investasi yang reliable dan trusted.

Harus banyak uang dan modal minimal jutaan untuk investasi di reksadana? Nggak kok, mulai dari 100,000 rupiah saja. Menyisihkan 100,000 rupiah dalam jangka waktu tertentu dari tabungan tentu nggak susah. Mahasiswa juga mampu kalau sejumlah ini, dengan catatan tidak tergoda promo atau diskon apapun itu. Daripada dibeliin steak sekali makan, habis kenyang ilang deh di toilet kan mending diinvestasiin buat jaminan masa depan kita, cuy.

Misalnya saya menyisihkan 100,000 per bulan selama setahun jatuhnya 1,200,000 per tahun dan 3,600,000 selama 3 tahun. Ketika reksadana saya diolah dengan bagus dan menghasilkan 10% saja per tahun, nilai investasi saya sudah sebanyak kira-kira 3,960,000 deh itu 3 tahun. 10 tahunnya 13,200,000 dengan menyisihkan 100,000 per bulannya. Keren yah dan cocok buat kita-kita yang mungkin takut untuk investasi banyak-banyak karena kuatir loss-nya juga banyak.

Investasi Reksadana online, pantau mudah via POEMS ProFunds

sumber gambar: poems.co.id

Investasi itu nggak ribet seperti yang kita pikir, harus stay depan layar dan mantengin kondisi misalnya, investasi saat ini semakin mudah saja dengan investasi online yang bisa kita bawa kemana-mana di dalam genggaman tangan. Yep, nggak cuma reuni aja yang bisa via aplikasi ponsel online layaknya Rangga dan Cinta, inventasi pun bisa. Untuk investasi online cerdas via genggaman tangan lewat layar ponsel atau tablet kita, POEMS ProFunds adalah aplikasi yang oke.

sumber gambar: poems.co.id

Kelebihannya? Banyaaak!
POEMS atau Philip's Online Electronic Mart System adalah aplikasi online yang memudahkan kita untuk bisa memonitor kerja investasi kita, bertransaksi jual-beli investasi dan sebagainya. Aplikasi ini dinaungi oleh Philip Securities Indonesia yang sudah berdiri dan terpercaya sejak oleh BEI 27 tahun lalu dan merupakan bagian dari PhilipCapital yang head officenya berada di Singapura. POEMS ini mendapatkan adalah salah satu aplikasi online trading terbaik di Asia Tenggara lho.


Berikut ini fitur pintar dari POEMS


sumber gambar: poems.co.id

POEMS ProFunds bisa kita download ke gadget dengan gratis, search saja POEMS ID di GooglePlay dan AppStore untuk mendapatkan aplikasinya. Tapi jika kita sedang tidak mobile dan lebih memilih layar laptop atau PC untuk memantau investasi online, www.poems.co.id/web.id dapat menjadi pilihan aman kita. Via POEMS kita bisa berinvestasi saham dan reksadana sekaligus dengan cepat dalam satu platform. POEMS juga aman, sehingga nggak perlu takut berinvestasi via POEMS ini. Dengan penggunaan POEMS yang user friendly kita bisa pantau reksadana dan atau saham yang kita miliki dengan mudah karena olahan data yang disajikan juga lengkap. Pakai POEMS meskipun kita sangat awam dengan hal-hal semacam ini tapi karena desainnya yang bersahabat bikin kita like a pro investor aja. Instruksi jual dan beli sambil mengamati pergerakan harga bisa, gampang aja dengan POEMS.

sumber gambar: poems.co.id

Investasi dan kepercayaan
"Jadi gimana tawaran invest via kantornya teman itu?" tanya suami kepada saya setelah obrolan panjang soal investasi, reksadana dan POEMS.
"Jangan ah," jawab saya, menanggapi cerita suami mengenai tawaran temannya untuk mengelola investasi kami. Bukan merujuk pada menolak investasi guna tujuan kebebasan finansial di masa depan lho! Tapi masalahnya investasi adalah sesuatu yang cukup rumit dan bagi saya hubungan dan kepercayaan antar teman saja tidak cukup. Jangankan hubungan pertemanan, jika tawaran investasi itu diajukan oleh anggota keluarga pun saya juga akan memutuskan hal yang sama. Sama nolaknya.

Dulu ketika saya baru lulus dari universitas, saya sering mendapatkan panggilan kerja dari perusahaan trading dan sekuritas, padahal saya tidak pernah merasa pernah melamar ke perusahaan tersebut. Mulainya saya pikir, mungkin saya lupa telah mengirimkan email lamaran kerja atau melampirkan CV berikut data pendukungnya di acara jobfair karena saking banyaknya perusahaan dan banyaknya pencari kerja. Padatnya suasana mungkin bikin saya jadi nggak fokus dan lupa perusahaan mana saja yang saya lamar. Mendapat undangan tes kerja dari perusahaan-perusahaan tersebut pun seringnya saya usahakan tapi tanpa sengaja selalu terbentur tes lanjutan dari perusahaan lain, atau kelelahan nyaris tepar. Itu diluar rencana. Sehingga saya belum pernah punya kesempatan menghadiri undangan tersebut karena tentu lebih memprioritaskan tes lanjutan daripada tes awal, juga waktu istirahat daripada saya jadi sakit karena kelelahan.

Suatu hari, seorang sahabat yang juga pencari kerja curhat pada saya mengenai rangkaian tesnya di sebuah perusahaan sekuritas. Dia bingung karena bukan berasal dari lulusan fakultas ekonomi tapi kok diundang tes dan segala macamnya oleh perusahaan sekuritas, tapi dia tetap hadir di tes awal tersebut. Setelah melalui tes wawancara dia makin bingung karena kok segitu gampangnya, tesnya cuma sedikit dan kayak langsung diterima gitu. Kantor perusahaan tersebut bagus, maka dia nggak gitu mikirin keganjilan itu. Beberapa hari menjelang tanda tangan kontrak, dia iseng saja mencari diinternet mengenai perusahaan terkait dan malah masuk forum lokal terkenal dengan bahasan yang lumayan panjang.

Ternyata bukan dia seorang diri yang mikir serupa, banyak peserta forum juga. Merasa nggak melamar tapi dipanggil untuk tes dan cepet aja hingga keputusan diterima. Kantornya bagus, begitu juga perusahaan-perusahaan sejenis umumnya berada pada tempat-tempat bagus yang mentereng. Begitu diterima kerja gaji juga masuk akal sampai kemudian sang karyawan dijebak untuk investasi dan memasarkan keunggulan perusahaan tersebut dalam investasi. Memasarkan awalnya ke keluarga tentu sasaran awalnya. Perusahaan abal-abal memanipulasi agar investasi awal itu mendapatkan return yang cukup lumayan sehingga nasabah tergoda untuk menambah jumlah uang dan investasinya, si karyawan juga makin bersemangat untuk memasarkan perusahaannya. Tinggal tunggu waktu hingga kemudian investasi yang ditambah berlipat dari sebelumnya itu dimanipulasi lagi oleh perusahaan. Investasi yang diharapkan untung justru terus menerus loss, sampai menderita kerugian tidak sedikit. Uang yang hilang dan rugi membuat karyawan stress, hubungan keluarga dan pertemanan renggang, perusahaan cuci tangan. Jika masalah semakin pesat mereka bisa mendadak tutup kemudian buka lagi di lain tempat dengan nama yang berbeda.

Ngeri kan ya? Nggak saya sangka masalahnya bisa sampai sejlimet itu.

Karena itu saya menyarankan agar suami tidak menanam investasi di tempat temannya tersebut, khawatir dengan pertimbangan kalau masalah uang ini siapa tahu semisal belakangan jadi masalah, ada kurang baik atau problem lain malah nanti jadinya akan berimbas ke hubungan pertemanan yang tentu bakal nggak enak kan? Apalagi temannya masih itungan fresh graduate. Saya lebih menyarankan untuk investasi kami, maka lebih baik mencari manajer investasi yang tepat dengan perusahaan yang berizin dan terjamin legalitasnya contohnya Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).


Manulife Aset Manajemen Indonesia atau MAMI mungkin belum lama kita dengar tapi kita tentu sudah akrab dengan nama besar Manulife. MAMI ini adalah perusahaan manajer investasi yang perijinan dan legalitasnya trusted dengan approval dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Produk MAMI yang kita bisa beli melalui POEMS antara lain Manulife Dana Saham dan Manulife Obligasi Unggulan, sampai saat ini pertumbuhan tahun berjalannya membanggakan dan positif diatas angka 10%. Menjanjikan banget lah ya sebagai partner investasi reksadana ini. Berdirinya sudah lama, pengalamannya bejibun.

Saatnya mewujudkan impian kami dan kamu, eh jangan celingak-celinguk ya kamu yang sedang membaca posting ini. Yuk #WujudkanImpianmu dengan investasi reksadana online via POEMS ;)


referensi: poems.co.id, brosur POEMS, situs Manulife

August 21, 2016

CERITA NEW LAYOUT BLOG ANINDYARAHADI'S

Sudah lama banget sejak saya mulai benerin layout blog ini, ganti template sudah berapa kali dan nggak nemu juga yang cocok. Layout blog saya memang kesemuanya cenderung bertema.

Listeninda.com misalnya bertema lace dan purple pink

Awalnya saya pengin tema blog ini hitam putih, tapi element-nya mungkin karena kurang jadi sudah berganti-ganti setting black and white tapi saya masih belum sreg juga. Kayak ada yang kurang dan belum cocok benar gitu karakternya.


Sempat ke vintage, seperti ini. Suka sih tapi kok masih belum dapet karakter blognya ya, padahal ini menurut saya sudah rempong banget bikinnya. Suka nuansanya yang turqoise dan mint gitu. Gitu ada waktu mulai deh saya utak-atik lagi.


Ini desain terakhir yang saya paling sreg, balik lagi minimalis dengan aksen tosca. Desain ini bertahan lumayan lama sih mungkin 2 bulanan lebih ya.



Beberapa hari lalu, saya pengin ganti template ini lagi karena merasa sudah menemukan karakter yang pas. Layout secara keseluruhan tidak diganti, masih menggunakan dasar yang sama, penghapusan element warna pink dan menggantinya dengan turquoise, tosca mint, abu-abu, hitam dan putih. Untuk mengesankan layout masih tetap bertema clean maka putih adalah bagian yang paling dominan dalam layout.

Background, saya ganti pattern grid karena saat ini saya sedang suka pattern grid di kertas seperti background blog ini. Saya juga menambahkan back to top dengan icon yang senada dengan tema blog serta social media bar baru.



Ehm, alhamdulillah akhirnya jadi dan pas banget sih kalau menurut saya. Kayaknya desain yang ini bakalan bertahan lama kedepannya, karena baru layout akhir ini yang paling bikin saya sreg dan merasa cocok dengan karakter blog.
Ngerasa puas dan lega dengan hasil akhir ini. Hehe.



Menurut manteman gimana baju barunya blog ini? 
Semoga makin bikin kerasan mampir dimari yaaa :)))

Kalau suka dengan hasil pengerjaan saya, feel free untuk kontak atau tanya-tanya di email saya anindyarahadi@gmail.com ya :)

August 14, 2016

BUKAN SEKADAR 'CUMA'


Saya nggak habis ngerti ketika seorang teman mengaku minder saat harus ada acara dengan teman-teman lamanya, keluarga atau rekan kerja suaminya. Teman saya ini bukan orang yang malu-maluin. Penampilan masih rapi dan enak dilihat, dianya juga cerdas dan nggak kurang update jadi pasti bisa mengimbangi percakapan yang terjadi disekitarnya termasuk juga lingkungan pergaulan suaminya. Jadi kenapa mesti malu?

"Gue kan cuma ibu rumah tangga," katanya.
Saya mengerutkan kening dari balik gelas es teh leci yang sedang saya nikmati, "Maksudnya?"
"Jadi kebanyakan temen-temen gue atau istrinya temen suami itu punya karir entah di perusahaan atau di birokrasi pemerintahan. Gue udah jiper aja kalau mereka ngomongin isu global atau masalah kerjaan. Secara ya gue ngerti permukaannya doang, bukan pelaku." memang teman saya ini belum pernah punya pengalaman bekerja, dia menikah muda sebelum merasakan jenjang karir sebagai pekerja.

"Lah bukannya elu juga blogger?" tanya saya, masih bingung. Ketika seseorang melakukan kegiatan blogging apalagi secara rutin, yah menurut saya dia Blogger dong.

"But you know blogger nggak bisa dibilang dan diakui sebagai pekerjaan, atau karir. Not even close, really. Di tengah-tengah orang seperti itu."
"Kerjaan kan seseuatu yang bisa kasih kita nafkah, ya nggak sih? Coba sama nggak persepsi kita? Lah lu ngeblog juga sekalian ngisi rekening tabungan, sama lah kan nafkah juga, rezeki juga namanya. Artinya lu juga kerja, biarpun ya nggak secara formal di tempat yang formal juga. Jadi jangan ungkit deh itu yang cuma ibu rumah tangga," kata saya nggak setuju.
"Blogger, ngajar les, penjahit, jualan apa saja ya itu semua kerjaan. Semuanya juga karir sekalipun jenjangnya beda pasti sama yang biasa. Selama kita dapat penghasilan dari situ ya bisa dong disebut pekerjaan. Kayak yang pernah gue tulis di blog lah ya, personal shopper aja bisa dibilang pekerjaan kok."

 Teman saya bertopang dagu, " Deuh ya kali ya kalau udah yang profesional banget gitu. Lagian penghasilan gue sebagai Blogger juga cuma berapa sih...? Perbulannya nggak tentu ada kok, ada pun juga nggak tentu sama,"

"Ya apa bedanya sik sama lu jualan gitu, kerja jadi pedagang? Bulan ini untung banyak jadi bisa beli kulkas 3 biji misalnya, bulan depannya untung cuma setara sama harga mirowive kecil, bulan depannya lagi rugi. Kalau menurut gue entah berapa penghasilannya, entah rutin atau enggak... selama menghasilkan ya kerjaan lah namanya," saya ketawa.

"Lagian keren kali kalau dikau ngakunya blogger atau youtuber kek gitu, nggak semua orang ngerti itu apa, cara kerjanya gimana, cara ngasilin uangnya gimana? Nggak semua orang paham. Dan biar aja, mereka kan juga nggak bisa nebak penghasilan lu berapa. Santai ajalah. Nggak sopan juga kan orang nanya-nanya gaji mendadak kalau deket juga enggak. Ya nggak sih?" tanya saya, si teman manyun-manyun tapi saya tahu dia menyimak.

"Kalau menurut gue ya, sejak dulu semua ibu rumah tangga bisa kok kerja apa aja asalkan mau. Apa aja tergantung sukanya dimana, pengennya jenis kerja yang seperti apa dan potensinya dimana. Kalau suka nulis ya kerja lepas jadi penulis, penerjemah, cerpenis, banyak. Kalau demennya fashion ya bisa rancang kecil-kecilan, beli kain jahitin terus jual deh. Kalau passion akademisi ya bisa ngajar les. Yang penting nggak makan waktu seharian kan jadi bisa ngurusin keluarga dengan baik juga,"

"Apalagi sekarang, punya gelar dan pendidikan bisa kerja dimana aja asal ada fasilitasnya. Jaman udah makin maju, tekhnologi makin kenceng. Ibu rumah tangga yang punya gelar dokter juga bisa bekerja sebagai dokter online yang melayani konsultasi pasien. Contohnya aja tuh di Konsula.com kan bisa chatting sama telepon konsultasi langsung tuh sama dokternya. Gitu sih jadi nggak usah minder segala deh kalau kita ibu rumah tangga yang di rumah aja. Keep your chin up ah beb," saya melanjutkan meneguk es teh leci dingin, di hari yang panas itu.

Mungkin banyak dari kita yang merasa demikian. Ibu rumah tangga yang di rumah aja terus minder sendiri kalau harus bersosialisasi, ini nggak lepas dari omongan miring orang yang kerap mengintimidasi sosok wanita yang dipandang non super. Karena sekarang jamannya wanita super yang karirnya gemilang tapi juga tetep ngurus keluarga semacam nggak ada capeknya.

Wanita yang memutuskan untuk berkarir di luar rumah pastilah tahu resiko akan pilihannya, tapi mereka memiliki pertimbangannya sendiri yang nggak perlu juga dijelaskan ke masyarakat soal keputusannya. Sama halnya dengan wanita yang memutuskan di rumah saja untuk mengurus keluarga, misal saja mereka mungkin tidak ingin kehilangan periode emas yang tidak akan terulang dari anak-anaknya dan mungkin lebih banyak lagi alasan lain yang lagi-lagi tak harus mereka jelaskan ke khalayak.

Mungkin masih-masing dari kita harus berdamai dengan diri sendiri untuk saling mengerti kacamata permasalahan dari orang lain. Mungkin sebenarnya situasi itu tidak separah ini, hanya permainan pikiran kita saja yang mendramatisasi. Entah. Yang jelas tetep kalem, happy dan dagu tanpa merosot kebawah lah ya. Permulaannya pahamilah bahwa diri kita bukan sekadar cuma, kita juga setara, kita juga sama berharganya. We need to keep it on ur mind.

Itu menurut saya, nah kalau menurut teman-teman gimana?

August 12, 2016

STAY AT HOME MOMMA TAPI TETAP BEKERJA (?)


Menjadi ibu rumah tangga sekaligus stay at home wife/mom itu bukan hal yang mudah lho bagi sebagian orang. Apalagi orang yang terbiasa dengan pekerjaan kantoran, karir dan gaji yang bisa diperkirakan hadir di rekening setiap tanggal tertentu.

Ya nggak usah jauh-jauh, saya juga awalnya sering merasa nggak nyaman ketika akhirnya memutuskan untuk berada di rumah dan mengurus keluarga. Sama sekali nggak mudah. Pernah saya bertemu dengan seorang teman yang setelah lulus kuliah langsung menikah dan punya anak. Dia merasa nyaman dengan aktivitasnya karena bisa jalan-jalan sesering yang dia bisa, setelah pekerjaan rumahnya selesai tentu. Uang belanja nggak usah mikir dong karena sudah ada dari suami. Nggak usah mikir kerjaan dari kantor pun email dan telepon urgent dari atasan. Damai-damai aja katanya.

Satu sisi ya sih bener juga, nggak ada meeting urgent seharian, program kerja yang harus dikonsep, budget yang harus dipelototin and so many more. Tapi saya merasa bosan karena kehilangan kesibukan, saya juga jadi nggak nyaman sendiri karena nggak biasa menggantungkan keinginan ke suami. Itu bukan saya banget, karena yah… sejak masih piyik saya sudah dididik untuk beli apapun yang saya mau dari uang sendiri. Dibeliin suami sesuatu yang saya pengin sih senang, tapi ada kayak rasa kurang puas yang mengganggu. Kayak yang… ah that’s not me. Kebutuhan saya adalah kewajiban suami, tapi nggak sama halnya dong dengan keinginan.

Misalnya kebutuhan dandan, terus dibeliin Maybelline kan kebutuhan mestinya sudah tercukupi. Tapi gimana dong kalau saya doyannya Limecrime dan Girlactik? Yes itu namanya keinginan.

Mungkin teman-teman juga sedang mempertimbangkan untuk full mengurus keluarga tapi masih ragu karena pengin tetep punya uang sendiri? Bisa kok. Kita bisa mulai dari saat ini untuk membuat pondasi biar nanti ketika sudah benar-benar memutuskan keluar dari kantor untuk kerja di rumah, sudah ada pekerjaan yang menanti kita:

Penulis
Serius? Kan gue nggak bisa nulis?
Iya serius, menulis adalah pekerjaan yang bisa kita lakukan disela waktu, bahkan saat istirahat di kantor. Ya saya tahu memang memerlukan mood yang tepat sih tapi bagaimana kita bisa kalau tidak mencoba dan berlatih terus menerus. Jika tidak sanggup menyelesaikan sebuah novel, coba deh buat dulu blog dan coba untuk ngikut kompetisi menulis sambil mengasah skill kita. Kalau menang hadiahnya lebih dari lumayan, tapi kalau enggak ya anggaplah portofolio. In real life banyak lho orang yang dipinang penerbit karena tulisan di blognya atau ditawari kerja dimedia karena tulisannya. Jangan takut curcol dan menggalau di blog, masing-masing tema punya peminat kok.

Personal shopper
Personal shopper itu apa sih?
Ini sih bisa kita ‘jabanin’ kalau pas kita tinggal di kota besar yang semua brand ada, atau mungkin tinggal di luar negeri misalnya dengan brand-brand bagus yang disana plus ongkos kirim masih lebih murah daripada harga counternya di Indonesia. Jadi personal shopper ini adalah istilah untuk titip beli. Kita mendapatkan penghasilan dari fee yang kita ambil untuk membelikan barang yang dimau customer kita.

Online shop

Nah untuk ini pasti kita sudah familiar dong. Jadi kita jualan via online, calon pembeli bisa tahu toko kita darimana saja, dari mesin pencari atau media sosial. Gimana kita promo dan nawarinnya aja sebagai bisnis online terpercaya di Indonesia.

Baru bangun bisnis online dan khawatir rugi karena investasinya yang besar padahal belum ada pengalaman jualan, kita bisa lho jadi agen Kudo lewat websitenya di http://kudo.co.id/. Kudo adalah bisnis online terpercaya di Indonesia yang bisa kita andalkan. Dengan menjadi agennya kita bisa mendapatkan keuntungan berupa komisi, tinggal memasarkan saja produk yang dijual di Kudo. Produknya Kudo yang beragam dari alat elektronik hingga pulsa memungkinkan kita untuk memilih jenis usaha apa yang kita mau. Buat diri sendiri pun bisa, dan tetap dong pakai komisi. Gampang dan worth to try untuk pemula usaha seperti kita nih manteman :D

August 11, 2016

YANG PALING SULIT DARI LAYOUT

Selama kustomisasi template atau layout blog, apa bagian yang paling sulit?
Kalau menurut saya bagian paling sulit dari sebuah layout adalah header.
Sulitnya adalah karena keseluruhan desain blog dan image sebuah blog ditentukan pada header. Karena itu header penting, sekaligus paling sulit.
Pada semua blog-blog saya, mengubah desain blog sendiri juga merupakan hal yang besar.
Apalagi jika ganti header...
Ganti header seringnya belakangan diikuti oleh rombak layout secara keseluruhan.
Karena header adalah inti dari sebuah layout, menurut saya. Sehingga kalau header ganti, keseluruhan desain juga harus diperhitungkan kembali.
Apakah masih sesuai dengan header itu atau ada elemen yang harus diganti?
Itulah makanya untuk benerin template sendiri saya butuh waktu lama, nggak cuma alokasi waktu tapi juga memahami image blog, pun juga memahami keinginan saya sendiri dalam wujud penampilan blog tersebut.

August 4, 2016

TIPS MEMAKAI JUMPSUIT UNTUK WANITA BERHIJAB


Sekarang sedang balik trend lagi nih jumpsuit, emang lucu gitu sih dilihatnya. Saya masih inget saya suka pakai jumpsuit saat kuliah, satu dengan bawahan celana pipa lebar yang lainnya bawahan rok. Jaman itu jarang model baju jumpsuit untuk cewek berhijab. Kebanyakan yang pendek dan kutung. Jadi kalau nemu gamis atau celana panjang pipa lebar model jumpsuit penginnya beli mulu.

Penginnya, tapi kan terbatas juga ya dananya LOL. Manteman suka pakai jumpsuit juga nggak? Yah meskipun sekarang sudah enggak karena berbagai alasan, mungkin ada yang pernah suka banget dulu-dulu?

Bagi yang belum pernah dengar, jumpsuit adalah model pakaian yang menyatu dengan bagian bawahannya. Jumpsuit ini cocok dikenakan oleh siapa saja termasuk dikenakan oleh wanita berhijab yang ingin bergaya santai dan simple. Desain jumpsuit yang menyatu dengan bawahannya membuat model pakaian ini dikatakan pilihan baju untuk gaya yang casual. Kini bermacam-macam Jumpsuit dari warna dan motif ada mulai dari model lengan pendek hingga lengan panjang yang pas dipakai untuk wanita berhijab. Omong-omong soal Jumpsuit untuk wanita berhijab, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dengan tips memakai jumpsuit untuk wanita berhijab. Apa aja sih? Ini detailnya:

#1 Pilih warna yang Tepat

Pemilihan warna pada Jumpsuit sangatlah penting. Warna jumpsuit bisa memberikan kesan terhadap bentuk tubuh sesorang. Pilihlah warna yang gelap. Warna gelap seperti hitam dan biru tua tidak akan membuat tubuh kamu terbentuk. Selain itu warna gelap bisa membuat badan kamu terlihat kurus jika kamu punya bentuk tubuh yang gemuk apalagi kalau yang udah lama bakar timbangan kayak saya haha. Namun jika kamu tidak suka warna gelap, kamu bisa menyiasatinya dengan motif meskipun warna yang kamu pilih warna-warna pastel yang terkesan cerah.

#2 Perhatikan Ukuran Jumpsuit
Selain warna, kamu juga harus memperhatikan ukuran Jumpsuit yang pas untuk tubuh. Pilihlah ukuran yang lebar atau besar karena akan membuat kamu bebas bergerak. Ukuran Jumpsuit yang lebar dan besar adalah pilihan yang tepat karena tidak akan membuat tubuhmu terbentuk.

#3 Padu padankan Jumpsuit
Bosan dengan jumpsuit punya kamu yang berasa gitu-gitu aja, kreasikan yuk! Jika kamu punya Jumpsuit yang tidak berlengan, kamu bisa padu padankan Jumpsuit dengan tambahan cardigan atau jaket dengan bahan yang tipis. Untuk cardigan, pilihlah yang panjang sehingga bisa menutup bagian belakang tubuhmu jadi tetap sopan. Kamu pun juga bisa menggunakan jaket tipis sebagai alternatif lain. Untuk hijab disarankan untuk disesuaikan dengan Jumpsuit. Usahakan warna kerudung dan Jumpsuit senada. Jangan lupa juga untuk memakai aksesories pelengkap seperti kalung panjang atau gelang terutama kalau seluruh pakaian yang kamu kenakan cenderung plain. Terutama buat yang pakai jumpsuit untuk urusan kerja yang bertemu banyak orang atau dedek-dedek ceria.

Ketiga tips memakai Jumpsuit untuk wanita berhijab itu bisa menjadi referensi kamu yang mungkin pengin pake jumpsuit tapi masih bingung gaya apa yang cocok saat memakainya. Terutama yang udah punya jumpsuit di lemari tapi nggak dipakai-pakai karena nggak pede. Padahal jumpsuit bisa dikenakan kemanapun lho, mau acara formal atau sekedar jalan-jalan Jumpsuit tetep cocok dipakai. Jumpsuit yang kamu inginkan bisa kamu temukan dengan mudah di MatahariMall. Toko online ini jual jumpsuit murah namun berkualitas. Nggak abal-abal padahal murah lho.  Memang nih mataharimall selalu mengerti kebutuhan fashionmu baik yang masih dedek-dedek atau yang sudah kakak-kakak seperti saya :)))))
Jadi, sudah siapkah kamu tampil dengan Jumpsuit?

July 31, 2016

TENTANG RELASI SAYA DAN KOPI



“ Lho kok ada warung kopi lagi,” suami berkomentar kaget saat menyetir menuju rumah di Surabaya Barat. Saya menatap melewati jendela kaca mobil, mengawasi warung kopi baru yang berdiri megah di pinggir jalan menuju rumah.

Kekagetannya adalah sebuah hal yang wajar mengingat semenjak menikah dan kami tinggal di Surabaya barat semakin banyak saja warung-warung kopi yang berjajar di pinggir jalan. Bahkan sebelum dekat dengan wilayah rumah pun, warung-warung kopi seperti ini telah lama menjamur. Perhatikan saja di daerah Banyu urip yang dahulunya adalah jalan kecil yang padat dengan kendaraan lalu lalang dan pedagang kaki lima.

Dahulunya daerah itu adalah sisanya adalah sungai yang cukup dalam sebelum pembangunan pemerintah membuat area sungai menjadi perlebaran jalan sehingga jalan tersebut masing-masing menjadi jalan satu arah.

Perlebaran jalan itu nampaknya tidak berdampak terlalu signifikan, justru semakin banyak pedagang kaki lima dan pasar kaget yang menggelar dagangannya di pinggir jalan membuat jalan yang sebenarnya lebar menjadi sempit. Disamping itu berdiri pula warung-warung kopi yang menyediakan kopi panas dan aneka minuman lain yang bisa dinikmati bersama mie instan dan gorengan yang juga menjadi menu warung.

Dulu di jalan dekat menuju rumah ada sebuah warung kopi yang saban hari ramai terus dikunjungi pembeli. Bangunannya temporer seperti tenda nikahan, dibawahnya terdapat jajaran meja-meja panjang dan anak muda yang menikmati secangkir kopi sambil mengobrol sesame mereka. Ada juga yang membiarkan cangkir kopinya dingin begitu rupa tanpa menyesapnya sedikitpun, mata menekuri layar ponsel dengan wajah serius, mungkin sedang menikmati fasilitas wifi.

Warung kopi 24 jam dengan fasilitas wifi sementara harga kopi tentu saja jauh selisihnya dibandingkan dengan kedai kopi yang erat branding produknya dengan lokasi di mall-mall dan menjadi lokasi rutin berkumpulnya eksekutif muda. Harga kopi bisa membeli semangkuk bakso jagalan dengan porsi yang bikin kenyang sampai bosan. Itulah alasannya mengapa kaum pria terutama para anak-anak muda kerasan bertahan berjam-jam nongkrong di tempat tersebut.

“Rame ya?” kata saya, berceletuk saat pertama kali melihat tenda tersebut. Saat itu dini hari dan suami baru saja menjemput saya dari bandara setelah salah satu perjalanan melelahkan dari Jakarta karena urusan pekerjaan dan kami masih pasangan muda yang menjalani long distance marriage karena pekerjaan.

“Ya biasa gitu, lihat saja kalau ramai terus nanti pasti ganti jadi bangunan setengah permanen kemudian full permanen,” komentar suami.

Beberapa bulan kemudian setelah percakapan kami, benar saja warung kopi tenda telah menjadi setengah permanen. Dan saat ini disebelah-sebelahnya berdiri warung kopi serupa, ada yang menawarkan konsep kafe terbuka dengan menyediakan menu-menu makanan dan yang belum lama buka bertempat di sebelah gang masuk tempat tinggal kami. Warung kopi yang ini kecil saja dengan bangunan warung yang khas dari tripleks dan kayu, konsep gratis wifi dan menyediakan menu jagung bakar yang dibakar langsung setiap ada order di sebelah warung.

Konsep kopi sudah lama bergesar, dulu kopi dinilai sebagai minuman yang diseduh untuk menemani bapak-bapak meronda dan diseduh saat pagi untuk menemani membaca Koran. Kadangkala diseduh saat sore ketika mulai mengantuk dan kita sudah tidak lagi berkonsentrasi pada meeting yang kita hadiri atau pekerjaan yang sedang kita tangani. Sangat jarang orang yang menyantap kopi saat malam hari karena kebanyakan orang meyakini kita akan susah tidur karenanya, tentu saja pengecualian pada bapak-bapak atau pemuda yang bertugas ronda.

Saat ini kopi dinikmati malam-malam bahkan dini hari, tanpa alasan ronda apalagi pekerjaan. Kopi disesap perlahan hingga dini hari, sedikit demi sedikit dan bertukar obrolan dengan teman entah membahas tentang game online, akademis atau justru masalah perasaan. Ya mungkin lelaki tidak suka berbicara masalah perasaan, tapi berpikir mengenai perasaan mampu membuat seorang lelaki berdiam diri semalam suntuk hanya berteman kopi dan gangguan hati.

Saya adalah pencinta kopi, sejak kecil adalah kegemaran saya memakan biji kopi yang masih wangi baru saja digoreng dengan pasir. Bagi saya rasanya enak, wanginya pun tidak tertandingi. Demikian juga kopi yang dihaluskan kasar menggunakan tangan ala nenek saya, seorang wanita dari sebuah desa kecil di Tuban. Memang banyak ampasnya, sering pula saya meminum kopi bersamaan dengan ampasnya. Enak, hangat dan perut saya tidak pernah sakit karena nyeri lambung. Belakangan saya tahu, meminum kopi tanpa merasa sakit perut mungkin adalah pengaruh dari kopi yang diolah dengan baik dan alami karena saya sering mengalami sakit perut dan lambung yang rewel setelah minum kopi sachet setelah merantau jauh dari Tuban.

Dalam perantauan, kopi selalu identik dengan sekumpulan laki-laki muda yang membuang-buang waktu. Maka saya memilih membawa serta bubuk kopi dari kampung halaman di masa awal perantauan atau meminumnya dari seduhan pantry, dalam kedai-kedai kopi di mall atau minimarket terdekat (dua hal terakhir ini baru saya lakukan ketika saya bekerja). Enak, saya selalu suka momentumnya. Menyesap kopi sembari menulis, membaca buku atau menggambar di coffee shop. Sering sendirian karena kondisi Jakarta membuat saya tidak selalu bisa bertemu setiap saat dengan teman-teman. Itulah waktu pribadi bagi saya.

Menyenangkan. Kopi akan selalu jadi minuman yang istimewa bagi saya, tapi tidak seistimewa itu, special but there’s nothing that special.

Suami bukanlah orang yang suka meminum kopi, dia lebih suka teh, susu atau air putih saja. Karena itu saya tidak pernah benar-benar menikmati secangkir kopi bersamanya. Lebih banyak saya menyesap kopi saat sedang di depan laptop dan menulis.

Suatu hari karena bosan dengan rutinitas kami pergi ke Malang, memarkir kendaraan disebuah tempat wisata di Batu kemudian malah berjalan-jalan keluar tempat wisata. Kami menemukan trotoar yang digelari dengan tikar-tikar, penjual kopi dan minuman lain, bakso, sate dan jagung bakar yang berjajar. Tikar dipenuhi anak muda dan keluarga yang duduk-duduk. Kami mengambil satu tempat kosong. Saya memesan kopi tubruk panas dan suami susu cokelat hangat. Tempat itu sederhana namun pemandangannya luar biasa.

Kami disuguhi pemandangan lampu kota yang terhampar di bawah kami. Kami mulai berbincang dan tertawa tentang segala hal, mengenai hal-hal serius seperti rencana kami kedepan maupun hal-hal absurd seperti betapa kami kadang melakukan perjalanan spontan seperti ini hanya untuk keluar dari rutinitas. Lihat saja, duduk bersila diatas tikar sederhana menghadapi dua gelas minuman dalam hawa dingin kota batu dengan memandangi lampu-lampu rumah penduduk. Kami tertawa dan saya mulai menyesap kopi perlahan yang telah menghangat karena hawa dingin.

Saya tersenyum kecil, menyadari bahwa ini adalah pelarian kami dari aktivitas yang mungkin paling sederhana namun mengantarkan saya dalam mengerti sesuatu. Kopi adalah minuman yang istimewa, sungguh.

Tetapi dia menguarkan aroma dan rasa terbaiknya saat dinikmati bersama dengan orang yang paling penting dalam hidup kita.
Bahkan dalam bentuk yang sesederhana dan seterjangkau segelas kopi tubruk.

BLOG CUSTOMIZED: HELLO PANDORA




Hello Pandora dengan alamat www.pandoraboks.com ini adalah blog saya yang isinya mengenai informasi dan tips. Sebelumnya, layoutnya ala-ala banget dan cukup berantakan. Saya memutuskan untuk memberinya layout baru seperti berikut ini, maksudnya biar saya semangat ngupdatenya. Cerita di balik blog yang sudah saya miliki lebih dari empat tahun lalu adalah ini blog pertama saya yang menggunakan bahasa inggris. Dibuatnya untuk pemancing iklan sekaligus sambil belajar nulis bahasa linggis. Blog ini sempat lama terabaikan sebelum saya memutuskan untuk mengelolanya kembali dengan cara membeli domain baru dan mendadaninya dengan template baru agar lebih fresh. Bikin yang mampir krasan, bikin yang nulis update semangat gitu maksudnya.

Padanannya masih putih sebagai dasar, kemudian hitam, abu-abu dan pink sebagai elemen penghiasnya. Sampai saat ini keempat warna itu kayaknya masih jadi selera saya dalam bikin layout untuk blog sendiri. Karena keseringan makanya anindyarahadi.com ini agak beda, pakai warna hijau mint :)

Suka dengan pengerjaan saya?
Tertarik merubah template blog dengan customize sesuai keinginan sehingga blog teman-teman jadi semakin personal? Bisa hubungi saya via email di anindyarahadi@gmail.com, masih tanya-tanya juga nggak apa-apa kok ;)

Sementara platform blogger only dulu ya... wordpress coming soon insyaAllah :)


July 26, 2016

MASA SULIT SAAT MERANTAU


"Apa rasanya jauh dari rumah?" 
"Emmm....."

Mungkin teman-teman yang lama merantau juga sering mendapat pertanyaan serupa dari keluarga atau teman-teman yang tinggal, menempuh pendidikan dan bekerja tidak jauh dari rumah.

Agak bingung menjawab pertanyaan seperti itu karena pada dasarnya saya juga sudah lumayan lupa apa yang sedang saya rasakan saat harus jauh dari rumah dan merantau untuk pertama kalinya. Masa itu saya sudah ngeblog meskipun tidak rutin dan sering karena aktivitas blogging saya ditentukan oleh kapan kunjungan saya yang berikutnya ke warnet. Jadi ya nggak ada dokumentasi curcolnya *LOL.

Pertama kali harus tinggal di kota orang adalah saat saya hendak ikut tes penerimaan mahasiswa baru universitas negeri. Saya bimbingan ke Surabaya untuk persiapan ujian ini, saya juga tinggal di Surabaya hingga tes penerimaan usai. Saya nggak begitu ingat jelas mengapa bimbingan persiapan ujian seperti ini harus keluar kota, padahal di kota saya juga banyak bimbingan-bimbingan belajar untuk persiapan tes ini. Tinggal pilih. Tapi ternyata saya nggak sendiri tuh. Banyak anak-anak lain yang bahkan daerah asalnya lebih jauh dari saya tapi memilih kota tempat bimbingan belajar yang sama.

Mungkin karena Surabaya adalah salah satu kota favorit untuk melanjutkan pendidikan, jadi mengukur kemampuan kita disini lebih akurat untuk perkiraan dibandingkan dengan kota asal dalam try out-try out. Ini penting untuk mawas diri juga, apalagi sasaran kita adalah kampus dan jurusan favorit yang satu bangkunya bisa kita peroleh jika kita mampu mengungguli sekian banyak peserta ujian lain.

Saat itu saya mungkin belum merasakan yang sebenar-benarnya menjadi perantai. Mungkin karena bimbingan hanya berlangsung sekian bulan dan karena kebanyakan teman-teman di SMA memilih kompleks bimbingan yang sama sehingga nggak begitu berasa kesulitannya.

Rasa sebenar-benarnya jadi perantau saya rasakan ketika saya sudah masuk kuliah di bulan-bulan semester pertama dan bulan puasa. Entah karena salah makan atau badan memang sudah tidak enak, menjelang pukul dua belas saya muntah-muntah di kamar mandi mengeluarkan semua makanan yang saya konsumsi pada saat sahur. Tak cukup dengan itu saya juga diare sehingga badan lemas luar biasa. Saya kemudian memutuskan untuk tidak puasa dulu. Makanan apapun terasa nggak enak.

Pengurus rumah kos membantu mengantar saya ke dokter terdekat, tapi saat ke tempat praktek dokternya sedang tidak ada di tempat. Ke dokter lain juga jauh, kondisi saya tidak memungkinkan. Nggak bisa jauh-jauh dari kamar mandi lah pokoknya. Baru saat kunjungan berikutnya beliau ada di tempat dan saya segera mendapat penanganan juga obat. Saya keracunan makanan, menurut beliau.

Saya terbayang menu sahur terakhir yang dingin dan langsung bikin perut saya bereaksi nggak enak, saya nggak sendirian mengalaminya, teman kos yang barengan beli makan juga sakit serupa. Kapok beli makan di warung tersebut lagi padahal sebenarnya masakannya enak.

Waktu itu ponsel baru bisa sms, telepon, mms dan aplikasi chatting sederhana saja belum seperti sekarang yang perkembangannya serba memudahkan. Bahkan konsultasi kesehatan online, cari dokter dan rumah sakit terdekat juga membuat janji dengan dokter bisa dilakukan melalui situs dan aplikasi Konsula.com. Nggak perlu kecele lagi karena datang tapi dokter sedang tidak ada ditempat. Layak coba banget ini, terutama bagi para perantau yang tentunya harus mengurusi diri sendiri.

Kalau menurut teman-teman masa paling nggak enak kala merantau apa? :)


July 22, 2016

MENGINAP CANTIK DI HOTEL YANG CIAMIK, ALILA SEMINYAK

Apa yang teman-teman harapkan dari hotel yang bertarif wah? Fasilitas lengkap, bertekhnologi tinggi serta pelayanan yang ramah? Itu mah biasa. Bagi saya yang senang bepergian dan selalu merasa nyaman jalan-jalan, hotel yang wah berarti hotel yang mampu membuat saya merasa aman dan seperti berada di rumah.

Iya, rasa aman ini ternyata saya dapatkan di dalam kawasan dengan nuansa alam dan bukan hi-tech dengan kesan minimalis. Memang saya nggak alergi dengan teknologi, tapi mengenai tempat untuk istirahat, saya lebih memilih nuansa back to nature dengan pemandangan alam yang sekitar yang menyenangkan mata.

Ketika seorang sahabat mengajak berkunjung ke sebuah hotel yang baru dibuka di Bali, pertanyaan saya adalah apakah hotel itu technology minded seperti kebanyakan hotel lain yang pernah saya inapi? Karena sebenarnya kami bisa mencari penginapan di Bali seperti wisma warga yang homy dengan pelayanan tulus deh. Dia malah senyum-senyum sendiri sambil bilang, you have to see to feel it. Ya sudah, karena saya percaya pada seleranya jadilah kami di sini di Alila Seminyak.

Alila Seminyak ini berada di Jl. Taman Ganesha No.5, Kerobokan, Kuta yang letaknya tepat di depan pasir putih Pantai Seminyak yang cantik. Sesaat, saya takjub menghadap hamparan pasir yang luas menuju laut lepas. Indah, lepas dan biru adem.

Memasuki lobby, saya terpesona dengan desain hijau dan kayu yang mendominasi. Deretan tanaman dipasangkan di dinding di antara barisan kayu dengan penggunaan lampu hemat energi. Memberi kesan romantis yang homey bagi setiap tamu yang datang.

Photoright: travel2next.com

Tanaman di sini tidak sekedar menjadi penghias di pot-pot besar di sudut ruangan. Tapi menjadi bagian dari desain yang menyatu dengan elemen lainnya. Percampuran arsitektur kontemporer tenun, tanaman hijau dan tanaman dinding nampak serasi dan segar.

Setiap ruangan didesain luas dan lapang sehingga memberikan kesan nyaman dengan ventilasi terbuka yang berasal dari angin laut dan minim penggunaan AC di ruang publik. Wow, ternyata desain ini merupakan komitmen Alila Seminyak untuk menjadikan hotel ini sebagai hotel yang ramah lingkungan dan mempunyai sensitifitas ekologis tinggi di Bali. Keren, yah!

Photoright: nowjakarta.co.id

Saya langsung mengajak sahabat berkeliling hotel. Kamar, tentu saja yang pertama harus dicek. Kami memilih kamar deluxe dengan view garden hijau dengan bed ukuran king dan TV 40 inch dilengkapi channel satelit. Oke lah, jika dibandingkan dengan harga per malamnya yang berkisar 4 jutaan.

Kamar didesain tetap memberikan ventilasi luas dengan memberikan pintu teras pada balkon sendiri. Setiap kamar di sini mempunyai balkon pribadi dengan pilihan view garden atau ocean. Ketika membuka pintu balkon, saya melihat deretan pohon entah apa namanya ditanam rapi berjajar di antara batu-batu alam yang didesain dinamis.

Photoright: designhotels.com

Dinding kamar diberi interior kayu cokelat tua untuk menyesuaikan dengan furnitur yang dominan dengan warna pastel dan coklat. Kursi santai tersedia di dalam kamar dan di teras dengan sofa cover polos yang memberi kesan lapang dan bersih.

Lanjut ke kolam renang, hotel ini tidak pelit-pelit menyediakan kolam renang. Tersedia kolam renang di berbagai area mulai dari yang berada di tepi pantai untuk dewasa dan anak-anak termasuk satu kolam renang yang didesain untuk pool party. Menurut resepsionis, penthouse yang berada paling atas disediakan dengan kolam renang terpisah. Dengan view laut dari ketinggian, berenang disini seakan berenang di udara. Menarik sekali juga instagrammable ya. Tapi tidak oke dengan tarifnya yang mencapai puluhan juta semalam dan isi kantong saya yang nggak nyampek segitu.

Photoright: destinasian.com

Lanjut ke tempat makan. Tidak asyik liburan di tempat mewah tapi makanannya payah. Sambil menikmati pemandangan di kiri kanan, kami makan siang di salah satu restoran yang ada di resort ini. Kami pilih tempat di luar ruangan dengan view tepi Pantai Seminyak. Dengan tetap mengusung konsep perkayuan, restoran ini didominasi dengan furnitur terbuat dari kayu berkualitas dan lantai parket kayu juga.

Photoright: au.news.yahoo.com

Kesan luas dan ventilasi terbuka tetap digunakan. Semilir angin pantai bisa masuk ke restoran yang terletak di antara bar dan kolam renang ini. Menu yang disediakan mulai dari western, asia dan tentu saja menu lokal Indonesia punya. Dan serunya, untuk makan siang dan malam restoran menyajikan hidangan dengan sistem open kitchen. Jadi kita bisa melihat chef-chef ahli mengolah makanan dan langsung bisa kita ambil. Fresh from the oven kata orang bule.

Kayaknya nggak cukup semalam untuk bisa menikmati semua fasilitas disini. Tapi lumayanlah bisa merasakan kemewahan nan back to nature dari Alila Seminyak. Cocok banget buat saya yang perhitungan kalo soal cinta lingkungan.

July 15, 2016

KAMERA PONSEL DAN KENANGAN FOTO TERAKHIR


Kamera dan Ponsel Berkamera Pertama

Saya pernah memiliki kamera dulu, masih analog dan sebab kehadirannya adalah karena reward dari mami saya untuk lulus SMP dengan nilai yang baik dan tidak repot saat harus mendaftar ke SMA. Itulah kamera pertama saya, sebelum saya menyadari bahwa kamera yang saya gunakan itu ternyata tidak begitu terampil saya pakai. Cahaya yang tidak karuan konsepnya dan objek yang sering kabur sudah sering menjadi masalah utama saya. Saya senang memotret saat pergi ke tempat baru bersama teman-teman. Tapi yang bikin saya gondok adalah hasil foto yang susah payah dicetak dengan uang tabungan sendiri (yang roll fotonya juga beli sendiri) banyak yang berakhir dengan foto gelap tanpa gambar, terbakar dengan semburat merah atau muka yang jadi terlalu putih.

Ponsel kamera pertama yang saya miliki adalah saat kelas 3 SMA. Waktu itu, saya tidak sering menggunakan fasilitas kameranya meskipun ponsel saya juga memiliki kamera. Ini karena memori ponsel saya sangat terbatas, bahkan untuk nada dering saja harus benar-benar dipilih untuk tidak kebanyakan disimpan dalam ponsel dan memberati memorinya. Ponsel kamera yang biasa dan mungil, bukan jenis ponsel yang hits dipakai anak muda pada masa itu, fungsinya pas-pasan tapi alhamdulillah.

Sekalipun fiturnya pas-pasan, tapi kamera ponsel saya sangat membantu ketika menjelang kelulusan dan kami diharuskan mengumpulkan foto untuk buku angkatan. Saya dan beberapa orang teman dekat yang merasa keberatan untuk dengan 'niat' berfoto di studio dan mengeluarkan biaya yang cukup lumayan kemudian berinisiatif untuk berfoto dengan kamera ponsel saya. Padahal saat itu kameranya masih VGA dan kualitasnya ya begitulah. Hanya saja karena digital, jadi begitu tidak puas dengan hasilnya kami bisa menghapus dan mengulang kembali pengambilan foto.

Cukup praktis dan efisien, ehmm hemat sih maksudnya :p Meskipun hasilnya ya... apa adanya, tapi tidak begitu beda jauh sama hasil foto teman lain karena cetakan buku angkatan kami juga bukan yang bening.

Ponsel Berkamera Kedua, Teman Setia di Perantauan


Ketika saya harus kuliah ke luar kota, adik saya duduk di sekolah menengah pertama dan mulai membutuhkan ponsel. Ponsel saya kemudian berpindah tangan ke adek dan orang tua membelikan saya ponsel baru dengan cara menambah uang tabungan saya untuk beli ponsel. Iya, orang tua saya adalah jenis orang tua yang demikian, kalau anaknya pengin sesuatu harus berusaha sendiri dengan menabung dulu, mereka cuma membantu kekurangan bukannya langsung memberikan barang yang diinginkan.

Ponsel baru ini cukup lumayan dan menemani saya hingga semester empat dimasa perkuliahan. Saat itu saya memakai ponsel sebagai teman kegiatan sehari-hari, sekadar memotret pelangi di langit perantauan, hujan berjam-jam diluar jendela kamar kos dan banyak kesempatan lainnya dimana saya pakai juga fitur kameranya untuk blogging dan media sosial. Saya turut serta dalam organisasi pers mahasiswa kampus sebagai anggota aktif pada tahun-tahun pertama, jadi ponsel tersebut selalu bersama saya untuk merekam wawancara, mengambil foto narasumber,peristiwa dan lain sebagainya. Pernah rusak dan membuat saya khawatir hingga susah tidur beberapa hari karena kerusakannya (dan karena khawatir biaya reparasinya mahal padahal budget saya sungguh mepet) tapi berhasil sehat-sehat saja setelahnya. Saya baru harus benar-benar berpisah dengan ponsel itu ketika dalam sebuah perjalanan, saya kecopetan dan si ponsel raib begitu saja.

Dengan omelan mami selama berhari-hari, saya akhirnya kembali memakai ponsel jadul milik bapak yang seberat batu bata dan hanya bisa dipakai untuk telepon dan sms saja. Baterainya awet sih, hanya kadang-kadang suka mati sendiri karena perekat baterai sudah tidak bagus jadi sering lepas. Saya bertahan memakai ponsel itu selama beberapa bulan, sudah dalam fase tidak peduli dengan pandangan heran orang sekitar setiap saya sedang memakai si ponsel 'vintage' ala anak muda berselera 10 tahun kebelakang. Soalnya kalau mau beli ponsel baru lagi juga uang tabungan saya terlalu minimalis, sayang untuk dibongkar. Maklum anak kos di perantauan, banyak kebutuhan tapi tidak enak kalau sebentar-sebentar minta kiriman uang dari orang tua.

Hingga sampai dimana mami merasa kasihan, karena sering sekali pembicaraannya lewat telepon dengan saya harus terputus ditengah obrolan karena slot baterai lepas. Pada suatu liburan panjang usai lebaran, mami saya memutuskan untuk membelikan ponsel baru yang cukup bagus dengan harga yang bersahabat.

Tragedi Kehilangan dan Ponsel Berkamera Ketiga



Ponsel berkamera ketiga ini, meskipun hanya sebentar bersama saya tapi juga adalah ponsel yang paling tidak bisa saya lupa. Bukan karena layarnya yang bening, wallpaper bergerak dengan kualitas warna tinggi, bentuknya yang tipis dan handy bahkan bukan juga karena speakernya yang bagus. Tapi karena cerita setelah ponsel itu menjadi milik saya.

Karena masih baru, saya baru saja transfer nomor-nomor yang penting dari ponsel jadul dan buku telepon. Saat itu, ganti ponsel masih benar-benar merepotkan semua data harus dipindah satu per satu dengan manual. Tidak seperti sekarang yang mudah karena program backup atau aplikasi lain. Belum banyak file di ponsel baru itu, mungkin hanya sedikit lagu-lagu dan foto bareng mami dan adek saya yang barusan saja diambil. Agak tumben, karena mami saya bukan jenis orang yang suka foto-foto selain foto untuk keperluan administratif pekerjaan atau kependudukan. Sekarang pun saya tidak bisa membayangkan beliau selfie-selfie dan aktif di sosial media serta aplikasi chatting seperti kebanyakan orang tua teman-teman saya atau beberapa tante saya. She's not that kind of person. Jadi saya heran aja kok kami berhasil mengajak mami saya selfie sebelum mami saya keluar rumah karena ada urusan.

Saya masih usia belasan tahun ketika itu, belum tahu apa-apa tentang dugaan apalagi firasat. Saya pernah mimpi buruk beberapa bulan sebelum kejadian, mimpi potong rambut tapi sungguh mimpi itu begitu mengerikan. Yang seram bukan kejadian potong rambutnya yang ala mimpi horor, tapi perasaan sakit dan sedih yang tidak tertahankan saat bermimpi. Terlalu sakit, meskipun ternyata cuma mimpi yang kata banyak orang adalah hanya bunga tidur semata.

"Mimpi itu artinya tidak baik tau, Nin!" kata seorang teman, saat saya bercerita keesokan hari.
"Mungkin aku terlalu banyak nonton film horror belakangan ini," saya menukas.
"Itu artinya akan ada yang meninggal dan masih berada dalam lingkunganmu,"
"Iya gitu?" kening saya berkerut.
Teman saya mengedikkan bahu, "beberapa kali terbukti dari cerita keluarga sih, bukan aku sendiri."
Kening saya masih berkerut dan tiba-tiba merasa khawatir, salah seorang paman saya ada yang sakit cukup parah. Beliaukah...? Saya bertanya dalam hati sebelum kemudian mengusir pikiran itu sendiri, saya merasa kurang ajar karena berpikir demikian. Tidak hanya seolah tidak percaya bahwa umur adalah rahasia Allah, tapi juga seolah menghakimi karena seseorang sakit maka usianya akan tidak lagi lama.

Bulan-bulan berlalu tanpa ada kejadian spesial, apalagi kabar buruk. Kondisi paman saya semakin sehat dan saya bersyukur bahwa yang saya dengar dari teman saya hanyalah hipotesis dan bagian dari mitos.

Hingga kejadian ini terjadi, begitu cepatnya sampai nyaris seperti kilat. Terdengar tanpa terlihat, sekilas tapi meninggalkan kerusakan yang serius dan rasa sakit yang lama saat hari itu tiba.

Usai lebaran, di kota kami mengenal tradisi semacam acara syukuran dengan makan-makan besar. Memasak ketupat dan makanan dalam jumlah banyak kemudian dibagikan ke tetangga sekitar rumah dan orang-orang kurang mampu tidak jauh dari lingkungan rumah. Tradisi ini disebut orang dengan nama lebaran ketupat. Mami dan bapak berasal asli dari kota saya itu, sebuah kota kecil di provinsi Jawa Timur yang tidak populer.

Saat lebaran ketupat, mami saya biasanya akan memasak seharian di rumah kakek saya bersama saudara-saudaranya yang lain. Nenek saya qadarullah sudah tutup usia lebih dahulu. Bapak ada urusan yang berhubungan dengan bisnisnya, mami meminta saya menemani ke rumah kakek dengan naik motor. Sore itu saya menyanggupi dan memasukkan ponsel saya ke saku celana. Tidak biasanya, mami meminta saya membonceng di belakang dengan membawa belanjaan. Kemarin-kemarin sayalah yang selalu menyetir dan mami membonceng dibelakang setiap kali beliau minta diantar kemanapun, bahkan ke pasar atau saat akan berangkat mengajar. Adek jaga rumah karena bapak tidak membawa kunci sejak keluar rumah pagi tadi.

Tidak seperti ibu-ibu kebanyakan yang saat ini sering menghiasi meme dengan kebiasaan memberi tanda lampu ke kiri padahal belok ke kanan, lagi-lagi mami saya tidak seperti itu. Beliau sudah mengendarai motor sejak lebih dari setengah umurnya saat itu dan mengendarai motor ala beliau adalah kecepatan sedang, mematuhi tiap peraturan dan plang lalu lintas juga memakai tanda lampu motor sesuai dengan fungsi.

Di tengah perjalanan, sesuatu terjadi. Entah apa. Yang sampai ke ingatan saya hanyalah suara kencang benturan dan kemudian gelap, senyap. Telinga saya beberapa saat kemudian menangkap suara ribut dan ramai orang-orang kemudian sepi lagi. Saksi mata menyatakan bahwa mami saya berhenti di pinggir jalan ketika sebuah mobil besar melaju kencang dari arah sebaliknya dengan sopir yang diduga mengantuk atau entah mabuk. Mereka bilang tabrakan sedemikian keras karena mami saya sampai terbang dari motor cukup jauh sebelum terhempas dengan tulang tubuh yang patah begitu banyak dan saya entah bagaimana menderita patah kaki dan luka gores dalam hingga tulang kaki saya nampak dari luar.

Sempat saya tersadar untuk mendapati sedang terbaring dalam sebuah mobil bak dengan alas seng panas terbakar matahari, bersama dengan kerumunan orang yang hampir semuanya tidak saya kenal dan samar-samar. Tidak ada sakit yang saya rasakan ketika tersadar, hanya panas alas mobil bak yang  usai dimanja matahari menyiksa saya sebelum semuanya gelap kembali bagi mata saya.

Lucu, dengan cara yang ironis. Saya yang mengalami ini ditempat kejadian tapi justru tahu paling akhir. Tahu bagaimana penjelasan dari semua kejadian itu belakangan. Tahu kondisi fisik saya sendiri belakangan dan tahu bahwa mami saya rahimahullah juga belakangan. Kerabat memberikan penjelasan yang tidak sesuai kenyataan, bahwa mami saya sudah enakan di ruangan lain. Saya tahu bahwa penjelasan itu tidak sesuai dengan apa yang saya duga, tapi saya diam saja. Padahal kondisi orang-orang yang banyak menengok saya di rumah sakit tidak menggambarkan hal itu. Bagian hati saya tahu, ada berita duka.

Pandangan yang menggelap menjelang kejadian seperti istilah vision burn yang pertama saya dengar dari lagu sebuah band luar, kenangan yang terpecah seperti potongan gambar puzzle berserak tidak beraturan menjelang perginya kesadaran yang saya alami itu ternyata ada, bukan hanya bualan dalam buku-buku dan lagu.

Mendengar kondisi terakhir mami saya yang luka parah di kepala dan tulang tubuh yang banyak patah, hati saya merasa sakit meskipun saya tidak menangis. Tapi menjalani hidup sebagai anak usia belasan dengan adik saya yang baru masuk SMA kelas 1, masuk usia yang rawan-rawannya dalam hidup, butuh arahan dan bimbingan ternyata tidak mudah. Tidak mudah kehilangan ibu dalam usia seperti ini, harus vakum dari dunia perkuliahan sementara dan terlebih dengan kondisi keluarga yang tidak stabil sesudahnya.

Saya tidak marah akan kehilangan, pun pada Allah. Tapi kondisi rumah saat itu yang tidak baik dan banyaknya kenangan saat saya harus tinggal di rumah dalam waktu lama, ternyata kerepotan untuk dapat saya tangani. Hubungan dengan bapak yang memburuk, sifat bapak yang jauh berbeda telah berubah bahkan sanak keluarga pun yang dulu dianggap dekat malah mengambil keuntungan dari kondisi keluarga kami yang sudah seburuk itu. Masa ini adalah salah satu masa sulit dalam hidup saya.

FOTO TERAKHIR YANG BERHASIL SELAMAT
Ponsel berkamera yang baru saja dibelikan mami saya ketika saya pulang untuk mudik kemarin, hancur dan pecah saat terjadinya tabrakan. Foto si adek dan mami saya yang diambil dengan ponsel itu, untungnya sempat dikirim melalui bluetooth ke dalam ponsel adek sehingga masih terselamatkan. Foto itu sampai sekarang masih kami simpan sebagai foto terakhir dari mami. Adek saya menyesal mengapa tidak mengambil banyak foto bersama waktu itu, namun dia sama seperti saya tentu tidak paham apa yang sesungguhnya akan terjadi berikutnya. Hanya Allah lah yang paling tahu.

Tapi saya harap beliau tahu bahwa anak-anaknya tumbuh dengan baik, sekalipun kami bukan orang-orang inspiratif yang diliput dalam media sosial atau televisi. Namun saya merasa puas, kami tumbuh dengan baik dalam kondisi yang serba sulit. Tidak bergulat dalam pergaulan negatif atau pengaruh kurang baik serta cukup sukses dalam dunia akademi, tidak macam-macam dan lulus kuliah tanpa molor. Dengan kemampuan yang terbatas dan naik turunnya iman, kami adalah juga hamba yang berusaha untuk terus mendekatkan diri pada sang pemilik hati dan nyawa kami demi kebutuhan kami akan cintaNya dan demi aliran pahala kepada orang tua kami. Semoga beliau juga merasa bangga, meskipun tidak berada bersama kami dalam masa-masa yang paling sulit dan paling penting.

SHE'S MY WHOLE WORLD. Foto ini adalah foto yang terus saya bawa sejak kembali merantau, berjuang lulus kuliah, menyambung hidup dengan menulis sambil melamar kerja, masuk kerja dan berpindah-pindah hingga saat ini. Karena hilangnya file foto kamera ponsel (beserta ponselnya) dengan beliau dan banyak foto-foto yang hilang pasca mami saya rahimahullah karena berbagai sebab.
SAYA DAN MAMI DALAM ILUSTRASI : Jika beliau masih ada dan mendampingi saya saat menikah. Semoga Allah senantiasa mengasihi beliau :')

Ponsel Berkamera dan Saya, Saat Ini
Tentang saya dan ponsel berkamera saya saat ini, setelah kehilangan besar yang melubangi hati saya dan adek ketika itu... saya jadi lebih banyak mengambil foto untuk menyimpan kenangan. Baik bersama keluarga, suami dan teman-teman. Ponsel dengan kamera, bagi saya tidak lagi menjadi kebutuhan pendukung tapi sudah jadi sebuah keharusan karena praktis untuk mengabadikan momentum. Bukan karena narsis akut, tapi juga sebuah kebutuhan akan terekamnya banyak kenangan. Baik yang menyenangkan, membuat kesal atau sedih yang saya lewati bersama mereka.

BERSAMA TEMAN-TEMAN





MOMEN BERSAMA KELUARGA






Saya tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengabadikan dan menyimpan foto bermuatan kenangan dengan cerita dibaliknya yang biasanya saya tulis ulang dalam jurnal pribadi agar tidak terlupa. Foto, tulisan dan ilustrasi bagi saya adalah the best memory keeper. Tidak akan disesali pernah disimpan.

Ponsel berkamera saya juga yang menemani saya untuk mengambil banyak foto untuk keperluan pekerjaan, blogging maupun lomba menulis. Selama ini hasil fotonya cukup bagus meskipun kameranya tidak sekeren Zenfone 2 Laser ZE550KL dengan kamera belakang 13 MP, kamera ponsel saya masih dibawah ponsel ini jauh. 10 MP tidak sampai. Kamera depan 5 MP, lagi-lagi ponsel saya tidak ada yang setinggi itu kualitas pengambilan gambarnya.

Jujur, karena tulisan ini saya ikutkan dalam kontes tanpa persiapan khusus dalam waktu yang masih 'beraroma' hari raya, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengambil foto dengan Zenfone ASUS ini. Tapi pada saat saya masih bekerja tahun lalu, teman-teman satu kantor saya kompak membeli Zenfone ASUS dari sebuah e-commerce karena kadar kecakepan ponsel ini. Fasilitas yang keren di kalangan ponsel android, kamera yang terbilang tinggi megapixel-nya juga harga yang tidak seperti bawang kalau dilihat (bikin nangis) menjadi alasan mereka ramai-ramai membeli ponsel keren ini.



Saya juga sudah pernah mencoba utak-atik ponsel Zenfone keluaran ASUS milik teman-teman, sungguh cakep sekali dari desain luar sampai dalamnya. Selain cakep overload, ponsel ini uniknya juga sangat user friendly, tidak sulit dioperasikan bahkan untuk pengguna baru. Saya juga pengin beli setelah melihat kadar cakep ponsel Zenfone ini, tapi saat itu ponsel saya sudah dua dan keduanya berfungsi dengan baik sehingga suami tidak mengizinkan beli. Beda dengan sekarang, ketika ponsel saya yang satu sudah minta pensiun karena software-nya sudah lambat luar biasa padahal tidak banyak data yang saya simpan dalam ponsel. Ah semoga ada rezeki memiliki ponsel Zenfone ASUS ini, insyaAllah :)

sumber foto : dokumen pribadi
foto ASUS : blog Mbak Uniek
ilustrasi : oleh saya, untuk mengikuti Giveaway ini

Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com